Chapter 35

839 58 7
                                    

BRAK!!!

Pintu kamar ditutup kasar oleh Shaga, wajahnya terlihat begitu marah. Tatapannya menakutkan, membuat Nadhira hanya mampu tertunduk takut. Shaga berdiri tepat di hadapan istrinya, ia benar-benar dikuasai oleh amarahnya kali ini. Menurutnya, tindakan Nadhira terkesan egois dan melewati batas.

"Tatap aku, Nadhira! TATAP AKU!" bentak Shaga.

Nadhira semakin menundukkan kepalanya dalam, ia begitu takut dengan aura marah suaminya.

"Kenapa kamu ngelakuin ini? Apa kamu pikir ini bener? Apa kamu pikir persetujuan aku sama sekali nggak penting sampai-sampai kamu mengambil tindakan sendiri?!" Nadhira menggeleng pelan.

"Terus kenapa kamu ngelakuin ini, Nad?! Ini bukan soal permasalahan yang sepele, ini menyangkut masa depan hubungan kita. Kamu mikir nggak sih?"

"Apa karna kesalahpahaman kamu kemarin di Surabaya itu yang membuat kamu ngelakuin ini? Apa ini cara kamu menghukum aku, huh?!" Nadhira menggeleng.

"Lalu apa alasan kamu ngelakuin ini, Nad? JAWAB JANGAN DIEM AJA!"

"Aku harus gimana, Ga?! Aku juga nggak bisa ngelakuin apa-apa selain ini, aku sadar kamu nggak akan pernah bisa sepenuhnya bahagia kalau sama aku, aku nggak bisa ngasih kamu anak dan aku nggak akan bisa buat kamu seterusnya bahagia!" jeda Nadhira.

"Aku memang mencintai kamu, tapi Jassy mungkin lebih mencintai kamu. Dia lebih baik dari aku, Ga. Dia bisa ngasih kamu kebahagiaan yang lebih bahkan dia bisa ngasih kamu seorang an--"

"Aku nggak butuh itu, Nad! Kalau itu yang menjadi alasan kamu ngelakuin ini adalah kondisi kamu sendiri, kamu benar-benar udah salah langkah. Aku nggak butuh perempuan lain, aku nggak butuh istri baru. Kalau kamu aja udah cukup memberikan aku kebahagiaan, aku nggak akan nuntut kamu untuk memberikanku seorang anak, Nadhira!" papar Shaga.

"Cara kamu ini justru menyakiti aku, kamu seolah bertindak kalau kamu udah nggak cinta sama aku."

"Kamu salah, Ga. Justru aku ngelakuin ini karna aku sangat mencintai kamu, aku akan ngelakuin apapun yang bisa bikin kamu bahagia."

"Tapi bukan ini caranya, Nadhira. Apa sekarang kamu liat aku bahagia? Apa sekarang aku tertawa senang atas keputusan kamu ini?" Nadhira terdiam.

"Denger, Nad. Aku nggak akan pernah menikahi Jassy atau perempuan lain selagi kamu masih ada di samping aku!" tegas Shaga.

Nadhira mendongak, menatap Shaga dengan tatapan seriusnya. "Kalau begitu aku akan pergi dari kamu biar kamu bisa menikahi Jassy!"

Shaga terdiam, seketika kamar itu menjadi sunyi. Pasokan udara terasa menipis, keduanya terbungkam dengan kedua bola mata mereka yang saling memandang begitu dalam, menyalurkan emosi dan ego mereka masing-masing.

Shaga mengepalkan kedua tangannya, ia menatap Nadhira dengan penuh perasaan kecewa.

"Katakan sekali lagi!" desis Shaga.

Nadhira mengatur napasnya dan mencoba meyakinkan dirinya. "Jika keberadaan aku yang menjadikan kamu nggak mau menikahi Jassy, maka aku akan siap pergi meninggalkan kamu!"

Shaga memejamkan matanya lalu berbalik badan dan seketika ....

"AAARRRGGGHHH!!!"

PRANG!!!

Shaga mengamuk dan melempar sebuah guci ke lantai hingga menimbulkan suara yang cukup kuat hingga guci tersebut benar-benar pecah.

Nadhira sontak memejamkan matanya, ia menangis karena merasa takut. Ia tak pernah melihat Shaga semarah ini.

Mantan jadi Manten [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang