Chapter 30

833 51 0
                                    

Nadhira terduduk lemah di ruang tamu, ia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut pusing. Wajahnya pun tampak pucat, mungkin ini karena ia terlalu banyak pikiran sampai berakibat pada kesehatannya. Di tambah tadi pagi Shaga yang sudah pergi ke luar kota karena pekerjaan.

Sekarang, Nadhira hanya sendiri bersama asisten rumah tangganya yang baru, Mina. Perempuan yang berusia lebih muda darinya.

Nadhira menyandarkan punggungnya ke sofa, ia mulai memejamkan kedua matanya berharap ia menemukan rasa nyaman dengan posisi seperti itu.

Namun, ia seketika harus membuka kembali matanya sesaat mendengar kedatangan Mina.

"Non Nadhira sakit?" tanya Mina.

"Enggak kok, aku cuma kecapekan aja. Kamu udah makan malam?" Mina mengangguk.

"Ya sudah kalau gitu kamu bisa istirahat, ini udah jam sepuluh, Mina."

"Iya, Non. Apa Non mau Mina buatin teh anget? Atau susu jahe?" tawarnya.

"Boleh, buatin teh anget aja ya. Tolong anter ke kamar dan nggak usah pakai gula," jawab Nadhira.

"Baik, Non." Setelah kepergian Mina ke dapur, Nadhira bangkit dari duduknya kemudian berjalan menuju kamarnya.

Ia duduk di tepian ranjang, menatap layar ponselnya yang belum ada pesan apapun dari Shaga. Bahkan, pesan yang ia kirimkan tadi siang juga belum mendapatkan jawaban. Apakah Shaga sesibuk itu? Bukankah Shaga sudah berjanji akan mengabarinya jika sudah sampai? Pikir Nadhira.

Nadhira menghela napasnya pelan, hingga ketukan di pintu kamarnya membuatnya mengalihkan pandangannya ke sana.

"Masuk, Mina!"

"Ini, Non. Mina taruh di sini, ya?" Nadhira mengangguk lalu Mina meletakkan teh tersebut di meja.

"Non Nadhira masih butuh sesuatu?"

"Enggak,"

"Ya sudah kalau gitu Mina ke bawah dulu, Non."

"Iya, Mina. Makasih, ya." Mina mengangguk lalu kembali menutup pintu kamar Nadhira.

Nadhira memutuskan untuk menghubungi Shaga, ia berharap Shaga mengangkatnya.

Tut ... tut ... tut ....

Panggilan pertama tidak terjawab, membuat Nadhira mendesah pelan. Ia kembali menghubungi Shaga tetapi, hasilnya juga tetap sama.

"Sebenarnya kamu ngapain sih, Ga?" gumam Nadhira yang mulai tidak tenang.

Merasa kepalanya semakin pusing dan kedua matanya mulai terasa memanas seolah menandakan ia akan segera terserang flu, Nadhira memutuskan untuk segera tidur saja setelah ia meminum teh hangat buatan Mina yang sedikit mengurangi rasa pusingnya.

---

"Di mana Nadhira?" tanya seseorang yang baru saja sampai di kediaman Nadhira dan Shaga.

"Non Nadhira kayaknya masih tidur, Mas. Kalau boleh tau Mas ini siapa, ya?" tanya Mina.

"Saya Niel, kakakknya Nadhira."

"Oh astaga, maaf, Mas. Saya nggak tau, silahkan duduk. Apa perlu saya bangunin Non Nadhira?"

"Boleh, bilang kalau saya datang, ya." Mina mengangguk lalu segera melangkah ke kamar Nadhira.

Setelah kepergian Mina, Niel mengedarkan pandangannya ke sekitar, terasa sepi. Apa ia datang terlalu pagi hingga Shaga dan Nadhira belum juga bangun? Pikirnya.

Hingga beberapa saat kemudian, terlihat Mina yang kembali ke bawah tetapi, hanya seorang diri.

"Gimana? Mereka bangun?" tanya Niel.

Mantan jadi Manten [ END ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang