WY | 01

30 4 0
                                    

Bogor, 17 September 2021

Dua puluh tahun tepat hari ini untuk perempuan yang sedang membaca setiap kata dari orang-orang untuknya.

Happy birthday Sasa cantik.

Selamat ulang tahun, Sasa.

Sasa, ayo makan-makan! happy birthday yaa!

Sasa's birthday!!

Yo party yo!!

Sa hbd yaaa, pliss jangan rajin ngaret.

Kata teman-teman kerja nya digrup.

Alsya Raldine, mereka selalu memanggilnya dengan sebutan Sasa. Perempuan sebagai staff biasa yang bekerja di Perusahaan Arganta.

"Selamat ulang tahun, selamat ulang tahun."

Suara seseorang yang bernyanyi membuat Alsya tersenyum. Ini pertama kalinya Alsya mendapatkan surprise dari kedua orang tuanya.

Ingin sekali rasanya Alsya menangis, kali pertama bertemu kue dengan lilin berangka di atasnya yang di bawakan oleh kedua orang tuanya.

Alsya senang, tentu sangat senang.

"Buat harapan, dan tiup lilinnya." ucap Miranti, dia malaikat bumi Alsya.

Alsya meniup lilin dan berdoa di dalam hati agar selalu bisa membahagiakan kedua orang tuanya.

"Selamat ulang tahun, putri Ayah." ucap Hardi, dia adalah sosok manusia yang sangat Alsya cintai.

Hardi mengecup kening Alsya, begitu juga dengan Miranti. Dan Alsya, Alsya sangat bahagia mendapatkan keduanya.

"Ibu, Ayah gak perlu repot-repot untuk beliin kue ini." ujar Alsya.

"Kita gak kerepotan untuk kue yang belum pernah kita kasih Sa. Maaf ya ditahun ke dua puluh, kamu baru mendapatkan ini dari kami." ujar Miranti.

Alsya tersenyum. "Seharusnya di pake buat beli beras aja." celetuk Alsya.

Karena Alsya tidak pernah mengharapkan ini dari kedua orang tuanya, Ralat dari semua orang.

"Kamu gak pernah mikirin diri kamu, yang selalu kamu pikirkan kenapa harus selalu masalah rumah sih Sa." ucap Hardi.

"Karena buat Sasa, yang penting itu cuma Ibu dan Ayah juga kebutuhan rumah ini."

"Sa, membangun rumah kecil ini dari uang gaji kamu setiap bulan itu sudah lebih dari cukup."

Rumah ini, rumah yang Alsya perbaiki menjadi rumah sederhana yang jauh lebih baik dari tahun-tahun sebelumnya. Rumah yang dulu hanya tertera tembok dengan cat yang sudah lusuh, pintu yang sudah hampir rusak dan atap yang sudah bolong kini menjadi rumah impian Alsya. Rumah sederhana, namun sangat membuat nyaman siapapun yang masuk kedalamnya.

Ya, rumah yang di tinggali Alsya bersama kedua orang tua dan adiknya adalah rumah hasil renovasi dari hasil kerja keras Alsya satu tahun ini.

"Maaf ya, Sasa cuma bisa memperbaiki yang ada. Sasa belum bisa kalau untuk membeli rumah baru untuk kalian."

"Sasa, ini sudah lebih dari cukup."

Satu tahun yang lalu, dimana masalah ekonomi keluarga nya benar benar hancur. Alsya yang masih sekolah tidak bisa membantu kedua orang tuanya dan hanya bisa menangisi semuanya.

Waktu itu, Alsya melihat Ayah dan Ibu nya sedang mengobrol sambil menonton TV.

"Bu, Alsya tidak apa tidak kuliah?" tanya Hardi pada Miranti.

With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang