Heyyo 👋
Happy reading 💓
!!!! Dark Chapter !!!
***
"Kenapa pah?" Tanya Aegle sambil melirik papanya yang hanya dibalas gelengan tipis.
"Kak?" Panggil Aileen pada kedua kakaknya tapi mereka mengambil tindakan yang sama, yaitu acuh. Malah mereka bertiga keluar dari ruangan dengan perasaan bersalah.
Keadaan menjadi hening karena tidak ada jawaban.
Tapi selang beberapa menit setelahnya, tawa pria yang sedari tadi menyimak itu menggelegar."Fuçk, I like this silence" Tawanya
Semua orang yang ada di sana memejamkan mata mendengarnya
"Mau Lo apaan sih?" Tanya Aileen jengah
Pria itu menampilkan smirknya yang terlihat sangat menyebalkan.
"Berlutut dan mohon-mohon di kaki saya untuk di bebaskan.""For what, bastard? Dan buat apa kita mohon-mohon di bawah kuasa Lo! Cuih" tolak Aileen sambil menampilkan ekspresi muak.
Pria itu menganggukan kepalanya.
"Yeah kalian harus tau, what the reason of they silent, right?"*( Apa alasan mereka diam, kan?)
"So watch this" lanjutnya, lalu mengkode salah satu anak buah yang sedang memegang lengan Aileen.
Anak buah itu menurut, kemudian menampilkan video di ponselnya, hal yang membuat ke empat remaja itu mengetatkan rahangnya.
Aegle dan Aileen menatap tajam dengan penuh Amarah pada pria yang kini melipat tangan di dadanya seolah sangat menikmati ekspresi marah dari dua gadis cantik itu.
"LEPASIN MAMA GUE" teriak Aegle dan ingin memberontak untuk melepas ikatannya.
"Lepasin?" Tanya pria itu dengan satu alis yang terangkat.
Mau tak mau Aegle dan Aileen mengangguk pelan. Sangat malas meladeni pria tua banyak tingkah di hadapannya.
"So, kiss my foot and begging." Tawarnya
*(So, cium kakiku dan memohon)*
"Hell no" tolak Aegle, refleks.
Liam- kini beralih mendekati Alfred dan Arthur yang sedari tadi menahan amarahnya dengan mata terpejam.
"Hi" sapanya yang membuat kening ke empat remaja itu mengkerut.
"Saya heran sama kalian, kita gak punya masalah tapi kenapa kalian ngelawan saya?" Tanyanya bingung.
"Bukan urusan Lo, lagian kita ngebantu cewek yang kita suka. Emang kenapa? Masalah?" Tantang Arthur
Pria itu menggeleng.
"No!" Balasnya malas lalu mengusap-usap pipi kedua cowok itu yang dibalas gelengan kuat karena merasa jijik. Terutama Arthur."Apa-apaan sih Lo, najis" maki Arthur marah.
Aileen dan Aegle yang melihat itu saling pandang lalu setelahnya terkekeh mengejek.
"Gay?" Ujar Aileen dan Aegle kompak, mereka mencoba mencerna keadaan.
Pantas saja kedua gadis itu merasa ganjal atas perlakuan pria itu, dimulai dari mengapa hanya mereka berdua yang dipasung dengan rantai sedangkan kedua lelaki itu dengan tali dan di dudukan di kursi. Semua pertanyaan dibenak mereka perlahan-lahan terjawab dengan kata kuncinya yaitu seorang LIAM FERNANDO adalah GAY atau penyuka sesama jenis.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE POISON TWINS (END)
Dla nastolatkówBercerita tentang gadis kembar yang seperti terjebak di labirin kehidupan. ingin melangkah kedepan ada misteri. melangkah kebelakang pun ada tantangan. Namun jika mereka hanya berdiam diri, Mereka akan semakin terjebak di situasi yang semakin rumit...