1. SMA Phoenix

7.2K 1.3K 198
                                    

Yooo nungguin cerita ini ya?
Maapkeun diri ini yang lama sekali gk up crta:)

Happy reading 🖤
---

Rayyan menuruni tangga dengan santai. Pemuda itu sudah rapih dengan seragam sekolah barunya yang di padukan dengan almamater SMA Phoenix.

"Pagi Umi," sapa laki-laki itu, ia mencium pipi Aisyah yang sedang menyajikan sarapan pagi.

Wanita yang tubuhnya terbalut daster rumahan dan jilbab hitam pendek itu tersenyum kecil, ia menuntun putra semata wayangnya untuk duduk.

"Tunggu Abi dulu ya, baru kita sarapan," ujar Aisyah. Rayyan mengangguk, cowok itu membuka hp untuk mengabari pada sahabatnya jika ia sudah mulai masuk sekolah.

"Umi jam berapa ke toko kue?" tanya Rayyan setelah menutup hpnya.

"Sekitar jam delapan," balas Aisyah, ia memang mempunyai toko kue yang bisa di bilang terkenal.

Rayyan mengangguk mengerti. Cowok itu melihat ke arah Azzam yang baru saja datang, sudah lengkap dengan stelan formalnya. Azzam El Fatih merupakan pengusaha terkenal di kota, walaupun tidak sebesar perusahaan Aqtalariq. Ia juga merupakan Dosen di universitas Islam di kota.

"Assalamualaikum Abi," ujar Rayyan, ia berdiri dan mencium punggung tangan Azaam.

Azzam tersenyum dan mengusap kepala Rayyan. Sarapan pagi pun di mulai. Aisyah menyajikan nasi goreng yang tentu saja sangat di gemari anak dan suaminya.

Keadaan meja makan sangat tenang, bahkan suara sendok dan garpu tidak terdengar.

Beberapa menit kemudian, keluarga kecil itu telah selesai menyantap makanan yang paling enak di lidah. Memang masakan orang yang di cinta itu, cita rasanya mengalahkan master chef  bintang lima.

Rayyan membuka suara setelah meneguk air putih. Ia menanyakan soal kedatangan dua gadis kemarin.

"Yang kemarin datang itu, siapa Umi?" tanya Rayyan.

"Dua gadis kemarin? Oh itu anaknya Om Dul temannya Abi, sama sahabatnya yang mau masuk Islam," jelas Aisyah.

"Subhanallah, yang masuk Islam yang mana Mi?" tanya Rayyan lagi.

"Yang duduk bareng Umi pas kamu mau ke masjid itu, namanya Aurora."

Rayyan mengangguk mengerti. Luar biasa sekali gadis bernama Aurora itu.

"Berarti anaknya sahabat Abi yang Ray gak sengaja tabrak kemarin," ujar Rayyan.

"Loh kok bisa Ray?" tanya Azam.

"Gak sengaja Bi, Rayyan gak liat dia karena buru-buru," jelas Rayyan, menceritakan kejadian kemarin dengan si gadis bermanik cokelat indah itu. Eh?

"Tapi Alira gak apa-apa kan?" tanya Umi, ikut khawatir, pantas saja kemarin Alira mengusap-usap telapak tangannya dan juga lengan, pas ia tanya Alira bilang tidak apa-apa.

"Ray tidak tau, Umi, tapi Ray udah suruh dia buat minta kotak obat sama Umi kalau dia kenapa-kenapa," ujar Rayyan lagi.

"Ya sudah, nanti sebentar Ini kirimin kue buat ucapan permohonan maaf," ujar Aisyah.

Heyy! Rayyan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang