12. Duka SMA Phoenix

4.9K 1K 316
                                    


Mari mengenang kehadirannya yang pernah ada:)

Kemarin, tepatnya 21 Mei, dia telah abadi menjadi hantu fiksi:)

Abian Satya Raksa 🦋

Buat pembaca baru Heyy! Rayyan, dan penasaran kisah Bian, bisa di baca di cerita Aurora Story yaa💗

----

Keesokan harinya, Rayyan sudah kembali bersekolah. Cowok itu memarkirkan motor Vespanya di tempat biasa. Ia menghela napas panjang sebelum beranjak menuju kelas.

Namun, langkahnya terhenti kala melihat Alira yang tengah marah-marah pada perempuan yang sudah terduduk di bawah.

"Kenapa cuman diam hah?!" Suara Alira terdengar membentak.

Banyak yang menyaksikan kejadian itu, namun tak ada yang melerai.

"Ma-maaf Kak," cicit perempuan yang sedang di rudung Alira. Bahu gadis itu bergetar ketakutan.

Alira tertawa. Tawa yang membuat semua orang bergidik. "Maaf huh? Lo pikir gue orang baik, sehingga bisa maafin rendahan kayak lo dengan gampang?"

Gadis itu semakin menunduk malu. Penampilannya sangat sederhana.

Alira berjongkok, ia menarik Surai gadis itu yang di kepang hingga gadis yang di ketahui anak kelas 10 itu meringis.

"Lo rendahan juga ya?" Mata Alira menelisik penampilan gadis itu. "Saking rendahannya sampe buat gue mau habisin," lanjut Alira.

"A-ampun Kak, aku janji gak bakalan ngulangin lagi," ujar gadis bernama Sila itu.

Alira berdecih. Tangannya terangkat, menampar wajah Sila hingga gadis itu tersungkur.

"ALIRA!" Rayyan terpekik di tempat. Ja menghampiri Alira dan menarik gadis itu agar menjauh dari Sila.

"APAAN SIH?!" kesal Alira, sembari menyentak tangan yang memegangnya. Ia terkejut melihat kehadiran Rayyan.

"Ya Allah Alira, apa yang terjadi, sehingga kamu menamparnya?" tanya Rayyan lembut.

Alira menatap Rayyan sinis. Rasa kesalnya bertambah kala melihat wajah Rayyan. Alira teringat kejadian kemarin.

"BUKAN URUSAN LO!" bentak Alira.

"Suaramu Alira," peringat Rayyan. "Tidak baik jika perempuan meninggikan suara seperti itu."

"Gak usah sok nasehatin gue!" tekan Alira.

Rayyan menghela napas. Ia memperhatikan sekitar yang hanya asik menonton tanpa ada yang mengambil tindakan.

"Sekarang masuk ke kelas, dan tenangkan dirimu," ujar Rayyan. "Dan tolong jaga sikapmu Alira. Ini sekolah, dan perempuan itu adik kelas kita. Jika dia berbuat kesalahan, bicarakan baik-baik, bukan langsung main kasar seperti ini," ujar Rayyan pelan, sehingga hanya Alira yang mendengarnya.

"Lo siapa berani ngatur-ngatur gue hm?" Alira bersedekap dada, menatap Rayyan dengan datar.

"Saya——"

"Jangan sok akrab. Dan berhenti nasehatin gue. Lo cuman murid baru, jadi lo gak tau siapa gue," ketus Alira. Ia berbalik badan, namun sebelum itu ia menginjak jemari Sila dengan keras.

"Buat lo, sekali lagi gue dapat lo make nama gue buat deketin Panji, abis lo!" tekan Alira sebelum ia berlalu begitu saja. Yang menyaksikan juga ikut bubar kecuali dua orang yang merupakan teman Sila, yang habis saja di bully Alira.

Heyy! Rayyan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang