Assalamualaikum guys, apa kabar?
Karena suara Rayyan lebih banyak, jadi aku up cerita ini lebih dulu hehe:vOhiya, ramaikan komentarnya ya gengs hehe soalnya aku lagi ngejar target untuk cerita ini. Entah aku bisa apa enggak, bismillah aja dulu:)
Happy reading 💗
Rayyan menghela napas panjang berulang kali. Cowok itu sudah rapih dengan seragam SMA Phoenix, yang ia padukan dengan jaket jeans. Rayyan menyangga tangannya di pintu lemari, cowok itu memperhatikan pantulan dirinya di cermin.
Jam sudah menunjukkan pukul 06:00 pagi. Dan sudah tiga puluh menit--dari ia selesai berganti seragam--Rayyan hanya berdiri memperhatikan penampilannya.
"Jemput atau tidak? Jemput atau tidak? Jemput atau tidak?" Selalu kata itu yang ia gumamkan.
"Ya Allah berilah hamba petunjuk, agar hamba tidak menyesal di kemudian hari," lanjut Rayyan berdoa.
Hanya perihal menjemput Alira dan berangkat bersama, Rayyan sudah bingung setengah mati. Padahal ia sudah pernah mengantar gadis itu pulang.
Semalam juga, Rayyan menyempatkan untuk sholat istikharah, meminta petunjuk yang baik pada yang kuasa agar ia tidak salah langkah dan nantinya malah membuatnya menyesal.
Rayyan menghela napas berat. Matanya terpejam sembari menegakkan tubuhnya kembali. "Bismillah," ucapnya penuh keyakinan.
Rayyan mengangguk pelan, cowok itu mengambil tas dan keluar dari dalam kamarnya.
***
Tring!tring!tring!
Bruk!
"OMG! GUE TELAT!" pekik Alira yang baru saja bangun dari tidur indahnya.
Gadis itu ngirit ke kamar mandi, hanya sekedar sikat gigi dan cuci muka. Mandi? Tidak perlu, tak mandi pun Alira tetap cantik.
Tuk!
"Awhhh ... Meja sialan, kalau jempol kaki gue patah terus di amputasi gimana hah? Gue buang di rongsokan lo," dumel Alira setelah keluar dari kamar mandi, ia menabrak kaki meja belajar.
Gadis itu bergerak dengan cepat untuk ganti pakaian. Menata rambut dan juga make up natural biar makin cantik ngalahin Lucinta Luna yang habis operasi . Ouh, tak lupa pula pakai parfum untuk menutupi bau tidak mandi.
"Oke selesai. Gue makin cantik," puji gadis itu. Sentuhan terakhir, Alira mengambil jam tangan mahalnya dan tersenyum lagi.
Alira menatap jam tangannya, sudah pukul 06:48 tapi belum ada tanda-tanda kehadiran Rayyan.
"Tu cowok gak mau jemput gue?" gumam Alira, ia mengintip dari jendela kamarnya. Tidak ada tanda-tanda kehadiran cowok aneh itu.
"Woahaha." Alira tertawa tak percaya. "Ngebet gue cium sampe habis napas tu anak," lanjutnya menggumam.
Alira berdecak. Gadis itu mengambil tas biru muda dengan hiasan gantungan kunci motif Tata BT21 sebelum mendumel dan keluar dari dalam kamar.
KAMU SEDANG MEMBACA
Heyy! Rayyan (On Going)
Teen FictionStory ke-6 [Follow sebelum baca!!] Ketika cowok alim dan labil akan cinta, bertemu dengan Quuen Bullying di sekolah barunya. Ini kisah Rayyan El Fatih, pemuda yang sangat taat pada agama dan juga ketua dari geng SKY WARDEN. Ia adalah murid baru di S...