23. Sholat bareng

7.1K 1.3K 1K
                                    

Thanks udah tembusin target ❤️

Thanks udah tembusin target ❤️

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Canggung. Satu kata yang melingkupi Alira dan Rayyan. Kedua remaja yang baru saja merubah status itu kini tengah tidur telentang di kasur yang sama, dengan boneka kesayangan Alira---boneka Tata---yang terletak di tengah.

Rayyan mati-matian menahan detak jantungnya. Ayolah, ia tidak pernah dekat dengan perempuan selain Uminya, dan lihatlah sekarang, ia sudah tidur seranjang dengan perempuan cantik yang baru beberapa jam yang lalu, menjadi istrinya.

Begitu juga dengan Alira, gadis itu menatap Rayyan dengan ujung matanya sembari mengigit bibir bawahnya. Kejadian tadi masih terbayang di benaknya.

Tidak! Rayyan pasti berfikir yang tidak-tidak tentangnya. Alira harus memikirkan sesuatu, dan ia harus bersikap biasa-biasa saja.

"Li-lira?" panggil Rayyan pelan. Ayolah, sebelum menikah, Rayyan lancar sekali menyebut nama Alira dalam doanya. Dan saat doa itu terkabul, sekarang ia malah terbata-bata hanya untuk menyebut nama gadis itu.

"Kenapa?" saut Alira. Gadis itu berdehem, ia memiringkan tubuhnya menghadap Rayyan. Alira harus terlihat santai di depan Rayyan. Ya! Ia tidak boleh terlihat memalukan.

"Ah tidak, saya pikir kamu sudah tidur," ujar Rayyan, menatap sekilas pada Alira, sebelum kembali memusatkan pandangannya pada plafon kamar Alira.

Alis gadis itu terangkat sebelah, ia mendekati Rayyan membuat cowok itu terkejut, hampir saja ia jatuh dari ranjang, kalau tidak menahan diri.

"Yan, kita gak mau lakuin malam pertama?"

Pertanyaan frontal dari sang istri, membuat Rayyan tersedak ludahnya. Ia melotot dan langsung menatap Alira yang sedang menatapnya.

Rayyan berdehem, bangun beranjak dan duduk sembari bersandar di kepala ranjang. Ia menatap Alira yang masih berbaring miring menatap ke arahnya.

"Memangnya kamu sudah siap melakukannya bersama saya?" Sudah halal 'kan? Jadi tidak ada yang perlu Rayyan takutkan.

Sekarang, balik Alira yang melotot. Gadis itu berdehem, sembari menggaruk tengkuknya.

"Tenang, lo adalah Alira Katya Mentari. Lo harus mendominasi semua hal, dan jangan buat malu diri sendiri," batin Alira meyakinkan dirinya.

"Ah, tubuh gue pegal-pegal karena acara tadi." Alira meregangkan otot tubuhnya dan sesekali meringis. "Gue mau tidur ya, Good night," lanjutnya sembari menarik selimut menutupi tubuhnya.

Rayyan menggaruk tengkuknya, memberanikan diri mendekati Alira. "Mau saya bantu pijat?" tawar Rayyan.

"Bantu cium aja Yan," ceplos Alira, membuat gadis itu langsung membekap mulutnya sendiri dengan mata melotot.

Heyy! Rayyan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang