39

1.2K 140 40
                                        

Apa kabar setelah setahun baru menyapa guys? Maafkan Star atas ketidaknyamanan ini yaa, banyak faktor yang mempengaruhi Star sampai gak bisa nulis di Wattpad lagi. Tapi Star mencoba untuk menamatkan cerita ini. Semoga kalian masih suka💗

---

Sorenya Rayyan mengajak sahabatnya untuk bertemu di kafe, tentu saja untuk meminta tips mengenai perkembangan hubungannya, karena jujur Rayyan masih terlalu polos untuk mengejar perempuan, apalagi ini adalah pengalaman pertamanya.

Rayyan duduk bersama teman-temannya, Kai, Atla, Gerald, dan Jordi di sebuah kafe yang sering mereka kunjungi. Suasana kafe yang hangat dan nyaman membuat pertemuan mereka semakin akrab. Rayyan tampak sedikit cemas, namun berusaha tetap tenang.

"Ray, ada apa sih? Lo kayaknya lagi banyak pikiran," tanya Kai sambil menyeruput kopinya.

"Belum dapat jatah dari Neng Alira ya?" imbuh Gerald dengan raut tengilnya.

"Haha bukan gak dapat jatah, tapi gak tau cara mintanya sih ini," saut Jordi juga sembari mengambil kentang goreng di depan Gerald.

Rayyan menghela napas. "Saya bingung, cara jadi cogil itu bagaimana ya?"

prutt

uhuk-uhuk

Perkataan Rayyan berhasil membuat para temannya tersedak dan tercengang.  Laki-laki Flat, alim dan polos itu tiba-tiba tanya cara jadi cowok gila or Cogil? mereka gak salah dengar kan?

"Lo beneran Rayyan?"

"Gila, seorang Rayyan tanya begituan?"

"Demi Tuhan Yesus, shik shak shock gue!"

Rayyan menghela napas lelah melihat respon temannya. "Saya bingung gimana cara buat Alira jatuh cinta sama saya. Apalagi hubungan dia sama Lingga semakin dekat kembali, itu  buat saya takut kalau Alira bakal balik sama Lingga."

"Lo udah kasih tau perasaan lo yang sebenarnya ke Alira?" tanya Atla, yang mungkin masih lebih waras di situ. Hemm, gak waras-waras banget sih, karena cowok tampan ini ternyata lagi fokus video call dengan Jiji (Ingat kan sama Jiji, adiknya Jordi, semoga masih dahh haha)

Atla terlalu menyayangi adik temannya yang masih berusia 10 tahun itu, apalagi Jiji yang sekarang tinggal di luar negeri, yang membuat Atla hanya bisa melihatnya lewat hp saja.

"Udah, tapi sepertinya dia masih bimbang. Saya gak tau harus ngapain lagi," jawab Rayyan sambil menunduk lesu.

"Saya pikir saingan saya hanya cowok-cowok berwajah cantik yang fotonya banyak di kamar, tapi ternyata saingan terberat saya adalah masa lalunya," sambung Rayyan.

Kai, yang sejak tadi diam, akhirnya angkat bicara juga. "Lo harus bikin dia ngerasa nyaman sama lo. Tunjukin kalau lo bisa jadi suami yang baik dan bisa diandalkan," ujar cowok keturunan arab itu. "Walaupun gue rasa lo udah lakuin itu, tapi lo harus coba lebih gila lagi, lagian kan itu Istri lo, jadi aman-aman aja."

"Apa aja yang udah lo lakuin buat Alira?" tanya Atla penasaran.

Rayyan mengingat kembali semua yang sudah ia lakukan. Banyak yang telah ia lakukan bersama perempuan cantik itu.
"Saya udah coba jadi pendengar yang baik, selalu ada buat dia, dan berusaha buat dia nyaman. Tapi kayaknya belum cukup."

Kai tersenyum tipis. "Kadang, yang cewek butuhin itu bukan cuma perhatian. Lo juga harus punya rencana masa depan yang jelas. Buat dia yakin kalau lo adalah pilihan yang tepat buat dia. Kayak, tunjukin walaupun masih muda, lo bisa jamin masa depan dia di banding janji-janji dari mantan tunangannya itu."

Rayyan mengangguk, mencoba mencerna nasihat dari teman-temannya. "Jadi, saya harus bikin dia yakin kalau saya bisa kasih masa depan yang baik buat dia?"

Heyy! Rayyan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang