36

931 117 22
                                    


Mobil yang di kendarai Rayyan memasuki halaman panti. Terlihat anak-anak panti bersorak gembira di depan rumah seolah mereka sudah menantikan kehadiran Rayyan.

Rayyan tersenyum cerah melihat itu.

"Mereka udah tau kita mau ke sini?" tanya Alira. Gadis itu tidak sabar bermain lagi dengan bocah-bocah menggemaskan itu.

"Mungkin Ibu yang kasih tau," jawab Rayyan. Setelahnya keduanya langsung keluar dari dalam mobil.

"Abang Ray! Kakak Cantikk!" Mereka berseru saat melihat Rayyan dan Alira.

"Halo ganteng dan cantiknnya Kakak." Alira tersenyum lebar kala mereka langsung menyalami tangannya dan memeluknya.

Para anak panti seolah saling rampas untuk mencium tangan Alira sampai gadis itu agak kelabakan. Rayyan terkekeh gemas melihat hal itu. Cowok itu sedang mengambil makanan di bagasi Mobil.

"Sekarang langsung ke Kakak cantik ya, biasanya ke Abang dulu," ujar Rayyan bergurau, biasanya anak-anak akan menghampirinya lebih dulu, namun kini istrinya yang jadi pertama.

"PEREMPUAN YANG PERTAMA BANG, JADI KAKAK CANTIK DULU, ABANG BELAKANGAN!" mereka berseru serempak.

"Ah, Abang ngambek deh, terus gak kasih kalian hadiah," ujar Rayyan pura-pura ngambek, alhasil anak-anak langsung lari ke arahnya dan memeluk pemuda itu.

Alira cemberut dan menatap Rayyan sinis. Rayyan terkekeh.

"Gih ke Kakak cantik lagi, dia udah natap Abang kayak mau makan Abang," kata Rayyan semakin membuat Alira cemberut.

Anak-anak tertawa sebelum mengiring Alira masuk ke dalam panti sedangkan Rayyan mengeluarkan makanan dari dalam mobil.

"Biar Ibu bantu, Nak." Ibu Asih menghampiri Rayyan untuk membantunya.

"Ibu, Assalamualaikum. Tidak apa-apa Bu, Rayyan bisa sendiri kok. Ibu ke dalam aja, ini urusan Rayyan," ujar Rayyan setelah menyalami tangan wanita paruh baya itu.

Anak-anak panti sangat antusias saat Rayyan membagikan makanan yang mereka beli di Restoran tadi dan juga beberapa Snack dan es krim.

"Sebelum makan jangan lupa baca doa yaa," ujar Rayyan, ia duduk di samping Akbar, bocah yang sangat dekat dengannya.

"SIAP KAPTEN!" seru mereka serentak.

Anak-anak panti makan dengan antusias, bahkan ada yang saling menyuapi. Alira merasa tenang melihat pemandangan itu. Walaupun mereka bisa di katakan adalah anak yang di tinggalkan keluarga, namun mereka bisa membangun rasa kekeluargaan yang tinggi di sini.

"Gemes banget sih," ujar Alira tersenyum gemas, gadis itu membantu menyuapi salah satu bocah perempuan yang masih berusia dua tahun.

"Kakak cantik, semakin cantik kalau senyum," celetuk Akbar di sela mengunyah makanannya.

"Akbar jangan berbicara saat makan," tegur Ibu Asih pada Akbar.

Akbar nyengir walaupun mulutnya penuh makanan. Bocah laki-laki itu meneguk minum dan menatap pada Rayyan yang duduk di sampingnya.

Akbar bisa melihat jika abangnya itu tengah menatap terpesona pada kakak cantiknya yang Akbar dengar jika mereka sudah menikah.

"Ternyata Akbar udah cocok jadi peramal deh," ujar anak itu, membuat semua atensi semua orang mengarah padanya.

"Apa Akbar bilang, kalau Abang ke sini lagi setelah hari itu sama Kakak cantik, pasti statusnya udah beda, udah jadi suami Istri. Terbukti kann?" Bocah itu nyengir lebar sembari memainkan alisnya. Ia sudah selesai makan sehingga bisa mengobrol lagi.

Heyy! Rayyan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang