14. Perasaan Rayyan

4.8K 1K 542
                                    

Ramaikan paragraf dengan komentar positif kalian ya ❤️

Nemu cerita Rayyan lewat jalur apa nih?

Ohiya, panggil aku Star, bukan Thor ataupun Author!

Semoga suka dengan cerita yang aku buat:)

Happy reading ❤️
---

"Rayyan!"

Cowok yang hendak masuk ke dalam kelasnya itu lantas menghentikan langkahnya.

Ia menghela napas saat tahu siapa yang meneriakkan namanya sekeras itu.

"Ada apa?" tanya Rayyan.

Alira mengatur napasnya yang ngos-ngosan. Ia mengejar Rayyan dari parkiran sampai ke sini.

"Kok lo kayak menghindar dari gue? Chat gue aja cuman di read. Kenapa lo?" tanya Alira heran.

Memang beberapa hari ini Rayyan terlihat menghindarinya. Bahkan spam chat Alira tidak pernah di balas oleh cowok itu.

"Tidak apa-apa," balas Rayyan seadanya.

Namun, tanggapan Rayyan membuat Alira kesal. "Lo kenapa sih?" heran Alira. Memang ia tidak terlalu dekat dengan Rayyan. Tapi Alira bisa merasakan, jika sekarang Rayyan terlihat menjauh darinya.

Rayyan tersenyum tipis. "Kita hanya orang asing Alira. Seperti kata kamu tempo lalu. Saya hanya murid baru, dan saya tidak terlalu tahu dan kenal sama kamu. Dan Afwan, jika ada sikap saya yang tidak berkenan sehingga membuat kamu kesal. Saya permisi, assalamualaikum."

Rayyan masuk ke kelas meninggalkan Alira yang tercengang. Gadis itu mengepalkan tangannya dan menatap ruang kelas XI IPA 1 dengan tajam.

"Lo pikir, lo bisa lepas dari gue huh? Liat aja nanti," gumam Alira, tersenyum miring sebelum berlalu pergi.

Di dalam kelas, tepatnya di bangkunya. Rayyan berdzikir dengan kepala menunduk. Ia berusaha menahan debaran jantungnya yang menggila.

"Ya Allah, tolong hilangkan perasaan ini jika memang dia bukan takdir hamba," gumam Rayyan.

Memang beberapa hari ini, Rayyan menghindari Alira, terhitung sejak ia melihat Alira dan Lingga di restoran. Apalagi saat itu mereka duduk di dekat keluarga Alira dan Lingga yang sedang makan malam. Sehingga samar-samar Rayyan mendengar pembahasan soal pernikahan Alira yang akan di langsungkan selepas lulus SMA.

Malam itu, selera makan Rayyan hilang seketika. Ia menjadi murung, bahkan teman-temannya sampai heran dengan Rayyan.

Saat pulang ke rumah malam itu, Rayyan langsung menghampiri Azzam dan Aisyah. Ia bertumpu di depan kedua orangtuanya membuat Azzam dan Aisyah heran.

Apalagi saat tahu jika air mata putra semata wayang mereka menangis.
Rayyan tidak menjelaskan mengapa ia menangis, walaupun sudah di tanya berkali kali.

Rasanya Rayyan tak sanggup menjelaskan apa yang ia rasakan. Perasaan yang baru pertama kali Rayyan rasakan.

Malam itu, Rayyan tidur sejenak sebelum bangun di sepertiga malam dan melakukan sholat sunnah tahajud. Ia mengadu pada yang maha Kuasa, mencurahkan segala isi hatinya yang terasa sakit saat melihat perempuan yang belum lama ia kenal, telah terikat kata tunangan dengan laki-laki lain.

Heyy! Rayyan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang