20. Lamaran

6.9K 1.3K 753
                                    

Apa kabar?

Semoga selalu suka, dan ramaikan setiap paragraf dengan komentar positif kalian 💞

Aku up karena ada waktu, dan buat cerita lain maaf kalau blm bisa aku update.

Pukul 01:49 malam, di dalam sebuah kamar bercat putih, seorang laki-laki baru saja selesai menunaikan sholat sunnah tahajud

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pukul 01:49 malam, di dalam sebuah kamar bercat putih, seorang laki-laki baru saja selesai menunaikan sholat sunnah tahajud. Matanya memerah karena sehabis menangis sejadi-jadinya saat bersujud.

Bibirnya melengkung kecil, saat merasakan perasaan yang sangat lega, seolah beban-beban yang ia tanggung telah di tarik oleh yang Maha Kuasa.

"Bahkan sampai saat ini, saya masih menyebut namamu dalam setiap doa yang saya panjatkan," gumam Rayyan.

Ada perasaan lega sendiri dalam dirinya saat menyebutkan nama perempuan itu dalam doanya. Perempuan yang selalu ia minta pada Allah agar menjadi tulang rusuknya. Perempuan yang ia cintai dalam diam.

Rayyan bukan pria romantis yang pandai menebar kata-kata manis. Ia hanya pria sederhana, yang dengan tidak tau dirinya memohon pada sang pencipta agar perempuan itu menjadi miliknya dalam ikatan yang sah.

Setelah kejadian perempuan menggunakan kerudung, hati Rayyan benar-benar bergetar hebat. Dia menjauh. Ya, tubuhnya menjauh, namun hatinya semakin mendekat pada sang pencipta. Memohon langsung pada sang maha tahu, untuk mengabulkan setiap deretan doa yang ia panjatkan.

Karena Rayyan yakin, menikung lewat doa lebih mujarab di banding menikung secara terang-terangan.

"Ya Rabb, mengapa hati hamba sekarang terasa bahagia? Seolah-olah jika engkau telah memberikan sesuatu yang hamba harapanku selama ini," ujar Rayyan,  menyentuh dadanya sendiri.

Cowok itu  kemudian membuka ayat suci Al-Qur'an, menghayati ayat demi ayat yang ia baca. Hingga suara adzan subuh berkumandang membuat cowok itu mengangkat kepalanya. Ia benar-benar terlarut dalam membaca kitab suci itu sampai ia tidak sadar jika sudah masuk waktu subuh.

"Shadaqallahul-'adzim'." Setelahnya Rayyan beranjak, menyimpan kitab suci itu pada tempatnya dan segera mandi sebelum bersiap-siap sholat subuh di masjid.

"Abi," panggil Rayyan pada Azzam. Azzam tersenyum, kedua laki-laki itu kemudian berangkat bersama-sama ke Masjid.

"Selesai sholat, ada yang ingin Abi bicarakan dengan kamu," ujar Azzam.

"Soal apa Abi?"

"Ada, sebentar saja baru kamu tahu."

Heyy! Rayyan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang