Hallo apa kabar?
Seberapa sabar kalian menunggu cerita ini up?
Happy reading jangan lupa Vote dan komen ya sayang-sayangku ❤️
Rayyan menahan napas sejenak saat Alira menepuk pundaknya. Cowok itu berdehem, ikut turun dari motor Vespanya dan menjauh sedikit dari Alira.
"Ayo masuk, gue obatin luka lo dulu," ujar Alira, ia hendak menarik tangan Rayyan lagi, namun cowok itu langsung menggeleng cepat.
"Ah Syukron. Tapi, sebaiknya saya langsung balik saja." Rayyan ingin cepat menjauh dari gadis di hadapannya.
Alira berdecih malas. Cowok di hadapannya ini sok jual mahal, pikirnya.
"Gue paling gak suka si tolak ya," kesal Alira. Gadis itu bersedekap dada dan menatap Rayyan datar. "Gue obatin luka lo, atau ... Gue peluk lo sekarang juga?"
Rayyan melotot dengan ancaman Alira. Cowok itu terbatuk dan memalingkan wajahnya. Ya Allah, bagaimana bisa ia terjebak dengan gadis berbahaya ini?
Sedangkan Alira, seringai nya perlahan muncul. Sekarang ia tahu cara menjinakkan cowok aneh ini. Jujur saja, saat di perjalanan pulang ke rumahnya, ia kesal setengah mampus dengan Rayyan.
Hampir saja ia jatuh karena tidak bisa berpegangan. Bagaimana mau berpegang, Rayyan baru di sentuh di jaket saja, paniknya udah kayak di sentuh malaikat maut.
Bahkan jarak mereka berboncengan sudah seperti pasutri yang sedang berdebat. Ah, sungguh harga diri Alira seperti di rendahkan oleh cowok ini.
"Emhh, ba-baiklah. Saya izin masuk dan akan mengobatinya sendiri," ujar Rayyan pada akhirnya. Walaupun ia baru mengenal Alira, namun ia sangat tahu jika gadis di depannya ini sangat nekat.
Alira mendengus dan berjalan lebih dulu masuk ke dalam rumahnya. Rayyan mengikuti dari belakang, jantungnya berdegup kencang saat ia duduk di kursi teras gadis itu.
Sembari menunggu Alira mengambil kotak obat, Rayyan membuka hpnya dan mengabari orang rumah jika ia akan telat pulang. Karena sepulang dari sini, ia akan singgah di rumah Jojo terlebih dahulu.
Rayyan memperhatikan halaman rumah Alira, sangat bersih dan juga sangat enak di pandang mata.
"Minum dulu." Alira datang tiba-tiba dengan membawakan jus jeruk untuk Rayyan. Ia duduk di kursi yang kosong di samping cowok itu.
Rayyan beristighfar karena terkejut. "Syukron ukhti," ujar Rayyan pada Alira.
Alis Alira terangkat sebelah. "Nama gue Alira Katya Mentari, lo boleh panggil gue Alira, bukan ukhti," ujar Alira.
Rayyan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Ingin meluruskan kalimatnya namun tak jadi. Ia ingin cepat-cepat pulang dari rumah gadis ini.
"Ah, boleh saya pinjam kotak obatnya?" Rayyan menunjuk kotak obat di pangkuan gadis dengan rok SMA pendek itu, hingga sebagian paha mulusnya terekspos. Dari tadi, mati-matian Rayyan menahan tatapan matanya agar tidak salah arah.
"Biar gue yang obatin. Lo luka karena gue," ujar Alira. Keningnya kembali berkerut, Alira heran sejak kapan ia baik dengan orang baru?

KAMU SEDANG MEMBACA
Heyy! Rayyan (On Going)
Teen FictionStory ke-6 [Follow sebelum baca!!] Ketika cowok alim dan labil akan cinta, bertemu dengan Quuen Bullying di sekolah barunya. Ini kisah Rayyan El Fatih, pemuda yang sangat taat pada agama dan juga ketua dari geng SKY WARDEN. Ia adalah murid baru di S...