7. Tukang ancam

4.5K 1K 190
                                    

Happy reading  guys🖤


Bel pulang tinggal lima menit lagi. Alira menjatuhkan wajahnya di meja dan tampang cemberut. Ia menatap isi Tupperware yang di beri Rayyan tadi sudah kosong. Kemudian pandangannya tertuju pada Aurora yang sibuk membersihkan jari-jarinya yang belepotan cokelat.

"Enak banget Al, nanti minta lagi sama Rayyan ya, terus bagi ke gue," ujar Aurora membuat Alira menatapnya sinis.

"Gak lagi, lo kalau minta gak tau diri," sinis Alira. Aurora menyengir, membuat Alira semakin menatapnya sinis.

Dari arah pintu, Lheo masuk membawa sebotol air dan ia serahkan pada Aurora.
"Minum yang banyak," ujar Lheo. Cowok itu juga membersihkan sudut bibir istrinya itu. "Pulang yuk, udah bel."

Alira mendengus melihat keduanya. Gadis itu mengambil tas dan juga hpnya di atas meja.

"Lo pulang bareng siapa Al?" tanya Aurora.

"Sama Lingga kayaknya," jawab Alira. Ibunya  ingin bertemu dengan Lingga, jadi terpaksa Alira harus memaksa agar Lingga mengantarnya. "Tu anak ada kan Yo?" Alira menatap Lheo.

"Udah di parkiran kayaknya," balas Lheo.

Alira mengangguk. Aurora dan Lheo berpamitan untuk pulang lebih dulu, sedangkan Alira masih ke toilet untuk buang air kecil.

Padahal Aurora sudah menawarkan diri untuk menemaninya, namun Alira menolak, dan mengatakan dia bisa pergi sendiri.

Sedangkan Loli? Si permen itu sudah balik di antar Jeje dan Bian, menggunakan mobil Jeje. Alira tidak mau membayangkan, entah bagaimana keadaan dalam mobil saat tiga orang itu bersatu.

***

Selepas dari toilet, Alira bergegas ke parkiran. Ia bisa melihat kehadiran Lingga yang duduk di atas motornya sembari memainkan ponsel.

Keadaan parkiran sudah sunyi, Alira menghela napas. Mungkin Lingga menunggu dirinya karena sudah di beritahu Lheo, jadi cowok itu belum pulang.

Tangan Alira terangkat untuk memanggil Lingga, namun ucapannya tidak beda ia teruskan setelah melihat kehadiran sosok baru. "Ling---"

"Lingga, ayo pulang."

Langkah Alira terhenti. Ia melihat bagaimana si cewek Medusa itu datang-datang dan langsung menepuk lengan Lingga.

"Ayo naik," balas Lingga pada Baby. Cowok itu menyerahkan helm pada Baby yang langsung di terima oleh gadis itu.

Tangan Alira mengepal. Dengan langkah cepat ia menghampiri kedua manusia itu, dan menjambak rambut Baby yang hendak memakai helm.

"Awhhh ... Alira? lepasin, sakit," ujar Baby meringis.

"Maksud lo apaan hah gatal sama tunangan gue? Udah hilang harga diri lo? Iya? Udah gak laku, makannya deketin Lingga?!" ujar Alira kesal. Jambakannya semakin keras.

Lingga yang melihat itu tentu saja tidak bisa diam. "Aira! Lo apa-apaan sih? Lepasin, Baby udah kesakitan," ujar Lingga, ia berusaha melerai keduanya.

"Gue apa-apaan? Lo tanya gue apa-apaan hah?" Alira menatap Lingga tajam tanpa melepas jambakannya pada Baby. "Sadar anying! Lo itu tunangan gue, tapi masih aja jadi ojeknya ni Medusa! Jangan goblok Ga!"

Heyy! Rayyan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang