10. Demam?

5.2K 1.1K 259
                                    

Annyeong yaroubun 🐣
Minal aidzin walfaidzin yaa, maaf kalau aku ada salah baik sengaja tidak:)

Terima kasih juga karena sudah mau bersabar menunggu aku update:)

Happy reading, dan jangan lupa ramaikan setiap paragraf dengan komentar positif kalian💞
---

Alira meringis kala Lingga membenturkan punggungnya di dinding gudang. Gadis itu berdecih dan menatap Lingga kesal.

"Bisa gak sih jangan kasar?" tanya Alira. Selama mereka terhubung dengan kata tunangan, Lingga tak pernah bersikap manis padanya.

"Maksud lo apa kayak tadi hm?" Lingga mengunci pergerakan perempuan itu. Matanya menusuk tajam ke dalam iris cokelat Alira.

"Mau tunjukkin ke semua orang kalau lo cewek rendahan, iya?" tanya Lingga lagi. Bayangan Alira mencium murid baru itu membuat Lingga kepanasan.

"Re-rendahan?" Alira tersentak mendengar penuturan Lingga. "Lo atau gue yang rendahan huh?" Alira berdecih sinis.

"Mau ngelak? Lo udah buat gue semakin yakin kalau lo bukan cewek gak bener! Pasti udah sering ciuman 'kan lo sama si anjing itu? Jawab gue Aira! Atau lo udah kasih tubuh lo juga ke dia, iyakan?!" tuding Lingga membuat Alira melotot kan matanya.

Tubuh gadis itu bergetar mendengar kalimat kasar dari mulut laki-laki yang ia cintai.

Plak!

"JANGAN ASAL NGOMONG!" ujar Alira setelah berhasil membuat pipi Lingga memerah. "GUE GAK SERENDAH ITU ANJIR!"

Lingga berdecih. Ia menatap Alira tajam dan mencengkram bahu gadis itu. Cowok itu semakin memojokkan Alira di dinding kumuh gudang.

"Tapi lo sangat rendah di mata gue Aira," ujar Lingga pelan. Tangannya naik menangkup wajah Alira.

"Mau apa lo?" Alira was-was saat melihat tatapan mata Lingga.

Cowok itu tersenyum miring. "Nikmatin tubuh lo. Rugi dong gue, udah tunangan lama sama lo, tapi malah keduluan sama orang baru. Jadi, gak ada yang perlu lo pertahanin kan?"

Pikirin Lingga memang eror dan sempit! Alira sampai heran bagaimana bisa ia menyukai cowok gila ini.

"Gue gak semurahan itu anjing!" maki Alira. Gadis itu membuang wajahnya saat Lingga hendak menciumnya.

"Aira!" desis Lingga saat melihat respon penolakan Alira.

"Jangan cium gue! Gue gak mau!" racau Alira.

Lingga semakin kesal. Ia mencengkram erat rahang Alira. "Ingat Aira, lo tunangan gue. Selama ikatan kita gak putus, lo gak boleh main belakang. Dan sekarang nurut, gue mau bersehin bekas si munafik itu dari bibir lo," ujar Lingga. Ia hendak mencium Alira lagi, namun gadis itu langsung menutup bibirnya dan berusaha mendorong Lingga.

"Enak aja, yang perlu di bersihin tuh otak lo!" sarkas Alira setelah berhasil membebaskan diri.

"Aira!" Lingga berujar tertahan. Tangannya terkepal di sisi tubuh.

Alira menyeringai. "Gue susah payah nyium malaikat, malah lo mau ilangin pake bibir setan lo itu. Idihh amit-amit, mana tau kan bibir lo udah ada virusnya si Babi!" ujar Alira kemudian bergidik ngeri.

Heyy! Rayyan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang