4 | Masa Lalu

142 13 1
                                    

"Mantan terindah ...?"

Momy Fani terdiam sejenak, Papa Indra belum berreaksi apapun, laki-laki itu masih senyam senyum sendiri.

"Jawab My."

"Bingung aku jawabnya," ujar Momy Fani.

"Tinggal jawab My, mantan terindah kamu siapa."

"Nanti kamu cemburu, aku skip deh pertanyaan ini."

"Enggak My, jawab aja."

"Hemm ...." Momy Fani terlihat ragu. "Ini kalau kata emak gue, kalau terindah nggak boleh jadi mantan."

"Terus kenapa putus My?"

"Ihh kan ...."

"Lah benerkan aku nanya."

"Sumpah siapa yang bikin pertanyaan macem ginian ...."

"Kak Fani, jawab aja Kak," ucap Mama Sovia.

"Okay. Pap aku cerita ya," ucap Momy Fani hati-hati sambil melirik ke arah suaminya.

"Iya My, kan dari tadi emang di suruh cerita My ...."

"So, mantan terindah gue kalau boleh jujur sekali adalah, Nicho."

"Sudah saya duga."

"Fan, elu nggak mau cerita lu pernah deket sama Agung dan Dimas?," tanya Papa Hilman.

Papa Hilman makin kompor.

"Aaiishh, gue cuma temenan sama mereka."

"Temen apa temen?"

"Temen Mas, gue sama Mas Agung dekat karena ya waktu itu kan kita juga satu organisasi, gue sama Mas Agung juga nggak ada hubungan apa-apa dan ya emang orang-orang ngira kita pacaran padahal sih enggak, justru gue saat itu lagi dekat sama Mas Nicho, bahkan gue cerita juga sama Mas Agung kalau gue lagi suka sama orang. Dan kedekatan gue sama Mas Dimas juga karena beberapa project, bukan karena ada something, dan itu pun Mas Dimas lagi mau pendekatan sama Jessi, yang notabene-nya sahabat gue sendiri."

"Terus yang rumor lo dating sama Bang Rangga itu gimana Fan?," tanya Mama Tiya.

"Ini yang mana lagi?," tanya Momy Fani bingung dan setengah tertawa.

"Kamu pernah dating sama Fani?," Mama Yuri langsung bertanya ke sang suami.

"Aku jelasin dulu. Wait, gue yang mau lurusin. Jadi gini ges, gue waktu itu sama Fani nggak sengaja ketemu di Paparonz, nah waktu itu gue sama Hans lagi ketemuan di situ, buat bahas bisnis lah. Dan ... tanpa di sengaja gue sama Hans melihat Fani sendirian aja ke mall, ya udah gue sama si Hans manggil Fani dong, kan nggak salah? Ya namanya juga temen kan? Singkatnya selesai dari Paparonz, Hans go home duluan, nah gue sama Fani nongkrong di Starbuck sama jalan-jalan doang, kita nongki di Starbuck juga buat bahas program disertasi ya kan Fan?"

"Oh, iya Bang. Kita nongkrong di situ buat bahas disertasi, bukan bahas yang lain. Gue juga waktu itu, posisi udah jadian sama Nicho, dan Bang Rangga juga udah pacarankan sama Yuri? So, don't misunderstanding."

"Ribet juga circle-nya," celetuk Nana.

"Gue anggap Bang Rangga, udah kayak Abang gue sendiri nggak lebih, karena dia udah banyak banget bantuin gue buat keluar dari masalah-masalah gue. Waktu gue putus sama Nicho, Bang Rangga yang tenangin gue, yang bikin gue up lagi. Yuri tahu kok kejadiannya, ya kan Yur?"

"Gue jelasin lagi yak, jujur aja gue nggak tahu kalau Fani pernah nongkrong berdua sama Bang Rangga di Starbuck, tapi kalau perkara Fani putus sama Nicho gue tahu sih he he he. Yang perkara di Starbuck Bang Rangga juga udah jelasin," sambung Mama Yuri.

Cluster Puri Indah Land [New Version]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang