Para keluarga sudah sampai di Jakarta, mereka kembali melakukan aktivitasnya masing-masing. Semuanya sudah kembali pada kegiatannya, hari ini para dokter sudah kembali bertugas menjalankan tugasnya di rumah sakit dan para CEO yang sudah kembali ke perusahaan. Dan anak-anak juga sudah kembali bekerja dan kuliah. Hari ini rumah sakit terlihat begitu ramai, banyak pasien yang baru melakukan rawat inap ada juga yang sudah keluar dari rumah sakit.
"Kemarin-kemarin operasinya pada lancar kan?," tanya Papa Lesmana.
"Lancar dokter, kemarin juga para dokter residen kinerjanya baik."
"Alhamdullilah, kalau semuanya lancar. Kalau begitu semangat bekerja. Jadi dokter itu jangan mengharapkan bayaran yang besar, tapi niat ikhlas, menolong orang," ucap Papa Lesmana.
"Siap dokter."
Papa Lesmana kembali ke ruangannya, ia mengurus beberapa berkas-berkas pasien yang sempat tertunda, untungnya ada beberapa dokter residen yang bisa beliau diandalkan.
Papa Rangga juga sama, ia sedang mengecek beberapa berkas hasil tes lab dari beberapa pasien, ada yang sudah membaik, ada yang masih dalam pantauan dan juga butuh perawatan intensif. Di ruangan Papa Rangga juga, para dokter residen berkumpul, karena Papa Rangga sedang memberikan arahan.
Setiap dokter utama di sini memiliki lima dokter residen yang siap membantu mereka dalam melayani pasien, mereka harus sigap dalam menangani pasien, baik darurat maupun tidak.
"Saya terimakasih sama kalian, karena kalian sudah bekerja keras. Maka dari itu saya mau traktir kalian makan siang di kantin rumah sakit sama kalian boleh ambil kopi gratis dai kafe saya mau di Armorie atau Mouse and Rabbit," ucap Papa Rangga.
"Wah makasih dokter!"
"Wah double ini."
"Rezeki kalian ini."
"Semoga rezekinya dokter berlimpah."
"Aamiin, ya sudah kalian boleh kembali bertugas, nanti kalau ada kabar operasi atau pasien kenapa-kenapa, telpon saya ya. Oke sampai jumpa waktu makan siang."
"Baik dokter!"
Jumlah dokter residen dan dokter muda di rumah sakit ini cukup banyak, beberapa dari mereka ya, lagi-lagi satu circle sama anak-anak cluster. Contohnya circle-nya Jefri, ada semua di situ menjadi satu.
Sebagai dokter senior, para papa yang bekerja di sini, mereka selalu memberikan contoh yang baik dan juga mereka berusaha memberikan pemahaman terhadap dokter residen dengan cara lebih banyak menggunakan praktik langsung pada jenazah atau manekin.
Wajah Eldi sangat terlihat lelah, karena seminggu ini banyak jadwal operasi, berbeda dengan jadwal Janaka yang senggang, Janaka tidak terlalu banyak menerima pasien yang harus di operasi.
"Makan dulu El," ucap Jefri.
"Capek banget gue, dua hari aja udah sepuluh pasien yang harus di operasi," ucap Eldi.
"Semangat, inget kata Pakde Lesmana, jadi dokter itu panggilan jiwa, nolongin orang dengan ikhlas," ucap Janaka sambil mengaduk-aduk sup.
"Si Deka sama Endru tumben belum keluar buat makan siang?," tanya Janaka.
"Lagi ada operasi tadi katanya."
"Ohh, operasi apaan?"
"Endru operasi pasien sakit liver, terus kalau si Deka operasi pasien kecelakaan," jelas Marcel.
"Eh ya, katanya nanti ada program dokter yang jadi suka relawan ya? Buat di desa-desa terpencil?," tanya Jefri.
"Iya nanti di sana selama lima bulan, si Yugi udah ngajuin diri noh sama Firda. Baru dua orang sih, elo mau ngajuin nggak Jef?," tanya Marcel.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cluster Puri Indah Land [New Version]
FanficJika ada kebahagiaan di dalam keluarga kenapa harus mencari kebahagiaan di luar?