Selesai menonton serial Netflix 96Line memutuskan untuk makan di sebuah restoran yang cukup dekat dari Cluster. Kalau kata Sintia emang perut karet semua. Mereka udah sampai di restoran itu, restorannya cukup ramai karena terhitung jam makan siang juga, jadi mau nggak mau mereka harus antre. Setelah mendapat menu makanan dari waiters, kedelapan gadis itu langsung memilih makanan yang ada di buku menu, terlihat menggoda. Zora memesan ayam panggang barbeque dan ice lemon tea, Elsa memesan ikan nila bakar dan orange juice, Jeni seperti biasa kesukaannya, ayam panggang lada hitam dan orange juice, Sintia, Riana dan Chelsea memesan menu makanan yang sama yaitu bebek bakar, sedangkan untuk minuman berbeda, Sintia memesan lemon tea hangat, Chelsea memesan jeruk hangat dan Riana memesan teh hangat tawar. Jelita memesan ikan mujair goreng dengan sambal terasi dan mojito. Yuna memesan ayam bakar madu dan lemon tea hangat.
Sambil menunggu makanannya datang, mereka tak lupa take a picture.
Dan mereka juga saling bertukar cerita tentang kehidupan masing-masing, terutama percintaan dan karir. Ya apalagi yang di bahas di usia seperempat abad kalau bukan karir dan cinta, kekhawatiran tentang masa depan, lalu insecure karena merasa tidak pantas buat siapa-siapa dan terkadang insecure terhadap pencapaian orang. Padahal kalau hidup di jalani penuh dengan rasa syukur dan sabar pasti jauh lebih tenang.Untung saja orang tua mereka bukan tipe yang mengharuskan sang anak begini dan begitu, orang tua mereka menyerahkan secara mutlak keputusan dan apapun jalan dipilih oleh anak-anaknya, asal bisa bertanggung jawab dan mau menerima resiko dan hasilnya.
"Riana lo jomblo nggak?," tanya Zora.
"Kamu nanyeeeaaa aku jomblo? Ya jomblo lah," ucap Riana tergelak.
"Ha ha ha, lo mau nggak kalau sama Mas Karan? Dia habis patah hati gara-gara Belinda mau nikah," jelas Zora.
"Eh iya ya Belinda mau nikah," celetuk Sintia.
"Kita nggak di suruh jadi bridesmaid-nya kan?," tanya Chelsea.
"Enggak. Belinda mah bridesmaid-nya circle-nya sendiri di kelas," jelas Riana.
"Si Belinda tuh jarang ngumpul sama anak OSIS yak, lebih sering sama gengnya," ucap Sintia.
"Yups bener. Tapi sekalinya ikut rapat atau kumpulan, picky-nya naudzubillah," ucap Zora.
"Ghibah nih," ucap Riana terkekeh.
"Bagus pun si Karan putus sama Belinda. Takutnya kalau jadi ipar gue, dia malah caper sama keluarga besar gue," ucap Zora.
"Lo kayaknya orang paling bahagia Zor ngeliat Karan putus sama Belinda," ujar Jeni sambil mengaduk minumannya.
"Jelas. Amit-amit keluarga Tamawijaya punya mantu pick me girl," ucap Zora sambil mengedikkan bahu.
"Karan kosong tuh Ri, pepet aja," ucap Jelita.
"Nah lo tahu sendiri bagaimana sifat si santan kara kan?," tanya Zora.
"Ha ha ha, gue belum mikirin lagi pengen deket sama siapa-siapa," ucap Riana.
"Emang kenapa Ri?," tanya Yuna.
"Gue mau bahagiain Bunda dulu girls," jawab Riana sambil mencuil lauk yang ada di piring.
"Bunda lo pernah nuntut ini dan itu nggak?," tanya Sintia.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cluster Puri Indah Land [New Version]
FanficJika ada kebahagiaan di dalam keluarga kenapa harus mencari kebahagiaan di luar?