Karena dari banyaknya kehilangan, kamu yang paling banyak meninggalkan jejak.
.
.
.Sebelumnya, aku mau bilang sekali lagi. Kalau aku bukan tenaga atau ahli medis. Dan ini hanyalah sebuah karya Fiksi, murni karangan aku sendiri. Aku hanya mencari inspirasi dan membaca di Google saja. Lebih dan kurangnya kalian boleh mengoreksi yah. Jika kalian tidak nyaman silahkan tinggalkan lapak ini. Terimakasih.
.
.
.Happy Reading.
.
.
.Perihal kehilangan mungkin akan sulit untuk di ceritakan lewat kata. Perihal kehilangan, kita tau bahwa kehidupan yang bahagia tak akan pernah ada tanpa sedikit kegelapan.
Hadirnya memang selalu begitu menyesakan. Tetapi, menyadarkan bahwa, tidak ada yang akan pernah abadi di kehidupan.
Maka, kehilangan juga salah satu cara kita menyadari bahwa hadirnya begitu berarti dalam hidup..
"Mingyu mengalami benturan yang cukup keras saat kecelakaan terjadi. Otak nya mengalami cidera yang cukup parah. Itu menyebabkan Sistem saraf anggota gerak nya bermasalah. Kaki Mingyu mengalami kelumpuhan permanen. Jika pun Mingyu pulih, dia tidak akan pernah bisa berjalan normal kembali. Kami sudah melakukan tindakan semaksimal mungkin. Operasi besar hingga kecil sudah kami lakukan. Saat ini, yang kita harus menyerahkan semua kembali pada Tuhan. Tetapi, Kita harus optimis untuk kesembuhan Mingyu. Kami akan terus memantau perkembangan keadaan nya."
.
.
.Jaehyun berdiri di sebuah gereja besar dekat dengan rumah sakit.
Matanya menatap cahaya langit yang begitu cerah hari ini. Gereja nampak sepi karena memang ini hari biasa. Dan di jam menjelang siang.
Dengan tubuh bergetar. Jaehyun memasuki gereja itu. Berjalan terus melangkah sampai Ia hentikan tubuhnya tepat di hadapan Tuhan nya.
Jaehyun menjatuhkan tubuhnya di sana. Tangan nya Ia tangkupkan erat di dadanya. Matanya terpejam, namun dengan lelehan bening yang mengalir dikedua sudut matanya."Aku tidak pernah meminta apapun sebelumnya. Karena, Mungkin aku terlalu sombong memiliki semuanya. Keluarga, Kekayaan, bahkan tentang sebuah percintaan. Engkau begitu baik Tuhan."
Jaehyun membuka matanya, menatap sang Tuhan penuh harap.
"Hari ini aku datang, mungkin sepantasnya aku di tertawakan. Tetapi Engkau pasti tau apa yang sedang ingin aku perjuangkan".
Kembali berhenti sejenak. Jaehyun terus mengeluarkan air matanya. Kali ini begitu deras di sana.
"Jangan ambil adik ku" lirihnya tercekat, lidah nya kelu, entah atmosfer apa yang belakangan Ia rasakan. Atmosfer kehilangan yang begitu kentara menghantui nya selama lima hari ini.
"Hidupnya tidak pernah mudah selam ini. Dan Aku tak akan pernah bisa berjanji untuk mengabulkan permohonan nya yang terakhir. Untuk tetap baik-baik saja meski apapun yang terjadi. Aku tidak akan pernah bisa mengantikan posisi nya meski pengganti nya adalah orang yang begitu aku cintai. Mingyu adik ku. Dia lebih berharga dari apapun di dunia Ini. Jika menukar nyawaku bisa untuk menyembuhkan nya. Maka tukar saja dengan nyawaku Tuhan. " Jaehyun terus saja merapalkan Do'a untuk sang adik. Membujuk sang Tuhan agar merubah takdir untuk adik kecilnya. Dirinya benar-benar tidak tau harus melakukan apalagi untuk membuat Mingyu pulih.
.
.
.Sudah lima hari sejak kejadian kecelakaan itu. Mingyu tidak di pindahkan ke ruang perawatan. Dokter mengatakan Mingyu harus tetap di ruang ICU untuk mendapatkan pemantauan 24 Jam. Tubuh Mingyu begitu lemah. Meski Ia sadarkan diri, namun asupan makanya hanya melalui Infus. Mingyu belum bisa memakan sesuatu. Tubuhnya bahkan masih setia berbaring dengan banyak nya alat-alat medis di sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Possessive Brother.
FanfictionStart = 9 Juni 2021. End = 10 Februari 2022. Ketika kamu berusaha melindungi saudaramu, namun semua nya justru memberikan ketidak nyamanan untuk nya. Sebuah rahasia besar di simpan selama bertahun-tahun. Hingga satu kenyataan akan kah merubah semua...