12

792 186 8
                                    

***

Mino yang berencana untuk tidur, tetap tidak bisa tidur selama lampu kereta masih menyala. Bukan karena ia tidak bisa tidur dalam ruangan terang, namun karena teman-temannya tidak membiarkan ia terlelap.

Lepas bersedih karena tidak mendapatkan kopi dinginnya, Jiwon mulai melakukan hal-hal aneh. Pria itu ingin berganti pakaian sekarang. Ia ingin mengganti celana pendek sekaligus celana dalamnya, namun enggan pergi ke toilet. Maka aksinya dimulai— "akan ku beri tips bagaimana caranya mengganti celanamu di sini, tidak butuh ke toilet atau kamar mandi, cukup di sini dengan selimutmu," katanya, memulai acara tutorialnya.

Pertama ia tarik selimutnya, mencari akal agar selimut itu bisa menutupi tubuhnya tanpa harus ia pegang. Hal pertama yang terpikir olehnya adalah mengigit ujung selimut itu. Ia gigit ujung selimutnya, kemudian berkata— "kalian bisa mengigit ujung selimutnya lalu menutupi kaki kalian," ucapnya dengan suara yang tidak begitu jelas. Dan ia buat teman-temannya tertawa di sana.

"Kenapa tidak kau ikat saja selimutnya, hyung?" tanya Jiyong, setelah ia terkekeh karena melihat Jiwon kesulitan untuk merapikan selimutnya— supaya bisa menutup kakinya dengan sempurna, setidaknya bagian depan dan belakang pahanya.

"Ah benar," setuju Jiwon.

Dia ikat selimutnya di lehernya. Lagi, ia rapikan lagi selimut yang menutup kakinya. Setelah merasa dirinya cukup tertutup, dengan hati-hati pria itu mulai melepaskan celananya. Tapi selimut itu jadi lebih pendek setelah diikat, membuat Sungkyung tertawa karena ia dapat melihat lutut dan sedikit paha Jiwon.

Semua tertawa sedang Jiwon panik karena ia sudah setengah jalan sekarang. Menarik celananya atau menurunkannya, tetap akan membuat bokongnya terekspos. "Shit, aku tidak bisa berdiri," panik Jiwon, sebab bangkit sedikit saja akan membuat bokongnya terlihat— hanya oleh Jiyong dan Mino yang sudah terbahak-bahak di tempat masing-masing.

"Sudahlah, menyerah saja hyung. Tutup matamu, kami tidak akan melihatnya," canda Mino, dengan wajah merah padam karena tawa.

"Sialan," umpat Jiwon, melihat ke kanan dan kiri, mencari sesuatu untuk membantunya.

"Ganti celananya sambil tidur," saran Lisa dan Jiwon menatapnya dengan wajah berbinar-binar. Kau cerdas, sangat cerdas!— seolah itu yang ia katakan dengan tatapannya tadi.

Jiwon berencana berbaring, namun sebagian ranjangnya penuh dengan barang-barang dari tasnya. Jadi dengan santai ia pindahkan barang-barang itu ke ranjang Sungkyung— membuat dua orang protes sekaligus. Jiyong protes karena ia bisa melihat bokong Jiwon saat pria itu bergerak dan Sungkyung memprotes karena Jiwon menaruh barang-barangnya di ranjang miliknya.

"Mana bisa oppa menyuruh seseorang untuk meletakkan barang-barang di ranjang orang lain, orang asing," protes Sungkyung sembari terkekeh, begitu juga Jiyong yang senang melihat reaksi panik Jiwon karena bokongnya terlihat.

"Setelah hari ketiga di sini, kau bisa berteman dengan orang asing dan meletakkan barang-barangmu di tempatnya," balas Jiwon, selalu bisa beralasan dalam situasi apapun.

Pria itu kemudian berbaring dengan kaki terbuka seperti seorang yang akan melahirkan. Tawa kembali pecah, dan jadi lebih keras lagi karena Mino yang terlalu senang tidak sengaja membenturkan kepalanya ke bagasi tempat mereka menyimpan tas. Mino kesakitan di tengah tawanya yang tetap renyah dan tawa yang lainnya jadi terdengar semakin renyah.

Akhirnya, Jiwon berhasil melepaskan celananya. Ia letakan celananya di lantai kemudian melepaskan juga celana dalamnya. Ia letakan celana dalamnya di atas celana pendeknya. "Akhirnya," lega pria itu yang kini punya masalah baru— bagaimana caranya dia memakai celana bersihnya sekarang?

Proses memakai celana juga di lakukan sembari berbaring. Dan jadi lebih lucu lagi karena Jiwon perlu setengah kayang untuk memasang celana dalam juga celana pendeknya agar sempurna menutupi bokongnya. Sembari tertawa, Lisa mengusap air matanya. Ia tertawa sampai menangis karena tidak tahan melihat usaha konyol Jiwon hanya untuk memakai celana.

"Akhirnya selesai!" seru pria itu yang kemudian menyibak selimutnya, menunjukan celana bersih yang berhasil ia pakai. Tawa keras kembali terdengar, pasalnya kali ini mereka dapat dengan jelas melihat celana yang Jiwon pakai dan celana itu dipakai terbalik oleh pria itu. "Tips kalau kau ingin mengganti celanamu di sini, pastikan kau membeli celana yang bisa dipakai terbalik," tawa Jiwon kemudian, mengomentari celana terbalik yang ia pakai.

Sungkyung memberi Jiwon ucapan selamat atas pencapaiannya. Mino dan Jiyong pun ingin memberi selamat, namun tawa terus menyela mereka. Sedang Lisa yang terkekeh sembari menutup wajahnya di meja, sedang berusaha keras untuk berhenti tertawa. "Apa ada tips lain untuk mengganti celana di kereta, oppa?" tanya Lisa setelah ia berhasil menyelesaikan tawanya yang melelahkan.

"Ganti celanamu di toilet," balas Jiwon, harus merapikan kembali barang-barangnya. Ia pun harus merapikan barang-barang yang diletakkannya di atas ranjang Sungkyung. Memukul paha Jiyong yang menimpa sebagian tasnya.

"Oppa mau ku ajari caranya mengganti celana di sini?" tawar Lisa yang kemudian bangkit, mengambil selimutnya sendiri di atas tempat ia duduk kemudian melilitkan selimut itu ke pinggangnya. "Berdiri. Ikat selimutnya di sini, seperti rok, lalu lepas celanamu. Lalu pakai lagi celanamu, selesai," katanya sembari tertawa. Sungkyung menyetujui Lisa, mengatakan kalau ia pun biasa melakukan itu— mengganti celana seperti yang Lisa katakan.

"Ya! Kalau kalian tahu kenapa tidak mengatakannya lebih awal!" protes Jiwon, langsung mencoba cara yang Lisa ajarkan.

Ia berdiri, melilit selimutnya di pinggangnya seperti memakai rok kemudian melepaskan celananya. Ia balik celananya, lalu memakainya lagi. Kini ia dapat memperbaiki gayanya, tidak ada lagi celana terbalik di kakinya.

"Berhasil!" serunya. "Jahat sekali kalian berdua! Harusnya kalian memberitahuku lebih awal!" protes pria itu, menunjuk-nunjuk Lisa dan Sungkyung yang hanya tertawa.

"Tidak menyenangkan kalau oppa tahu dari awal," kata Sungkyung di tengah tawanya.

Mereka menertawakan Jiwon dan celananya, sampai di pukul sepuluh dan lampu kereta di matikan. Hanya ada lampu baca kecil di sebelah tiap ranjang dan meja yang bisa mereka nyalakan, yang bisa menerangi malam mereka tanpa menganggu tidur orang lain.

"Aku jadi lapar karena tertawa terus," komentar Jiyong. "Ayo makan ransum tentaranya," ajak pria itu namun Sungkyung menolak. Gadis itu tidak ingin makan yang terlalu berat di pukul sepuluh malam. Hanya Sungkyung yang menolak, sebab anggota lainnya langsung mengeluarkan sendok masing-masing untuk makan. Mereka semua lapar setelah banyak tawa yang tidak bisa di tahan tadi.

***

Trans Siberian Pathfinders (YG's Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang