16

488 115 53
                                    

***

Pagi datang namun tidak satupun dari kelima pelancong itu yang berencana bangun. Alarm sudah berbunyi. Lima alarm bernyanyi hampir bersamaan. Seperti kompaknya alarm itu, gerak tangan penuh kantuk dari lima pelancong di sana juga sama kompaknya. Kelimanya mematikan alarm di sebelah kepala masing-masing, masih dengan mata terpejam, tidak sudi untuk bangun.

"Semalam, di restoran, kami berdebat akan check out jam enam atau jam tujuh pagi, tapi semua debat dan argumen itu sia-sia. Tidak ada satu pun yang bangun jam tujuh pagi. Lisa yang pertama bangun dan dia bangun jam sepuluh pagi," cerita Jiyong, pada kameranya. Ia yang pertama tiba di mobil sedang teman-teman lainnya masih ada di lobby hotel. Jiwon yang mengurus check out mereka, sedang Lisa, Sungkyung dan Mino sibuk mencari rute perjalanannya.

Pria itu membuka bagasi mobilnya, menyimpan ranselnya di sana setelah ia memastikan semua barang pentingnya ada di tas kecilnya. Sembari menunggu ransel-ransel lainnya, pria itu menyulut rokoknya. Ia duduk di bagasi mobilnya, menyesap tembakaunya di sana, menikmati waktu senggangnya. "Sekarang sudah jam dua belas. Kami akan berbelanja di supermarket, membeli daging untuk barbeque kemudian ke Danau Baikal. Kami akan naik feri di sana lalu menginap di Pulau Olkhon. Sepertinya kita akan sampai di penginapan saat makan malam nanti. Lisa dan Mino pasti merengek karena lapar, kami harus membeli banyak camilan untuk mereka."

"Perjalanannya akan sangat jauh, kau akan menyetir sendirian?" tanya juru kamera yang merekamnya.

"Tidak, Sungkyung yang akan menyetir lebih dulu. Setelah dia lelah, aku yang akan menggantikannya. Dia sedang mencari jalannya sekarang."

Belum sampai satu batang rokok pria itu habis, Sungkyung dan Lisa sudah lebih dulu datang menghampiri Jiyong. Kedua gadis itu bergandengan, memeluk lengan satu sama lain, dengan ransel besar di masing-masing punggung mereka. Jiyong memperhatikan dua gadis itu, berkomentar kalau keduanya persis seperti sepasang saudara perempuan yang hanya akur untuk mengganggu ibu mereka.

Setelah sepuluh menit, kelimanya duduk di dalam mobil. Sungkyung mengemudi, Jiwon ada di sebelahnya. Mino dan Lisa ada di kursi belakang, di sebelah jendela lalu Jiyong ada di tengah-tengah mereka. Sebelum naik, Mino dan Lisa berdebat, tentang siapa yang berhak duduk di sebelah jendela. Lama mereka berdebat, sampai Jiyong akhirnya mengalah dan bersedia duduk di tengah—dengan catatan, setelah dari minimarket nanti, ia yang duduk di depan, di sebelah Sungkyung, kalau gadis itu masih bersedia menyetir.

Di sepanjang perjalanan, Lisa dan Mino sibuk memotret. Bangunan-bangunan di sana terlihat terlalu klasik, terlalu cantik untuk diabaikan. "Wah... Ternyata kau supir yang handal," komentar Jiwon, ketika Sungkyung meletakkan tangannya ke belakang kursinya. Berpegang pada sandaran kursi Jiwon untuk menoleh kebelakang dan melihat jarak di belakang mobil mereka. Gadis itu akan mengemudi mundur, memarkir mobil di tempat peristirahatan pertama. "Aku jadi sedikit gugup," susul Jiwon sedang Jiyong harus menundukan kepalanya ke samping, bersandar pada bahu Mino agar ia tidak mengganggu penglihatan Sungkyung.

"Aku mau es krim," Lisa berkata, sebab melihat seorang pejalan kaki lewat dengan es krim di tangannya.

Di tempat parkir peristirahatan itu, mobil mereka berhenti. Satu persatu dari mereka keluar dari mobil dan Jiyong yang terakhir turun. Sungkyung hanya membawa handphone dan kunci mobilnya, sedang Mino dan Lisa hanya membawa kameranya. Jiwon tidak membawa apapun jadi hanya Jiyong yang membawa tas kecilnya. Tas bahu berisi uang.

"Aku akan pergi ke toilet," lapor Sungkyung, yang Jiwon dan Mino ikuti dengan anggukan kecil, mereka pun akan pergi ke toilet, setelah Mino selesai memotret Jiwon.

"Aku akan membelikannya es krim," jawab Jiyong, sembari menunjuk Lisa dengan dagunya.

"Alasan," gumam pelan gadis itu. Lisa tengah mengatur panjang tali kameranya sekarang. Memastikan kameranya akan nyaman berada di lehernya. "Bilang saja oppa juga ingin es krim," katanya.

Trans Siberian Pathfinders (YG's Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang