23

318 104 1
                                    

***

Mino mencuci piring, Jiyong merapikan kursi dan Sungkyung mengelap meja sembari sesekali mengumpulkan sampahnya. Ketiganya sibuk di sana, sedang Jiwon dan Lisa sudah kembali ke lantai dua penginapan itu. Sekitar tiga puluh menit, tiga orang itu sibuk di dapur terbuka. Baru setelah semuanya bersih, mereka kembali ke kamar penginapannya.

Mino membawa beberapa botol soda ketika naik, Jiyong tidak membawa apapun sedang Sungkyung membawa sekantong camilan, beberapa keripik dan biskuit. "Mau minum bir?" tanya Jiyong, di ujung tangga menuju lantai dua. Di sana dirinya melihat sebuah lemari es, penuh berisi minuman kemasan. Ada bir, air mineral juga soda di sana.

"Beli yang banyak," Sungkyung berkata, lantas naik ke lantai dua. Meninggalkan Jiyong yang lebih dulu akan membeli bir di resepsionis penginapan itu.

Begitu Sungkyung dan Mino berhasil tiba di depan kamar mereka, bergabung dengan Jiwon di kursi balkon, keduanya menatap sekeliling. Lisa duduk di kursi lain malam ini, bersama sekumpulan staff yang juga sedang beristirahat. Kamera masih merekam, namun syuting sudah selesai. Tidak ada lagi kameraman yang fokus merekam mereka. Kini, semua orang beristirahat.

"Apa yang dia lakukan di sana?" tanya Sungkyung, bergabung dengan Jiwon, duduk di sebelah pria yang tengah duduk sendirian itu.

"Sampai beberapa menit lalu, aku pikir Lisa dimanja karena dia yang paling muda," kata Jiwon tiba-tiba, alih-alih ia menjawab pertanyaan Sungkyung.

"Huh? Apa maksudnya itu?" Mino ikut bertanya, juga ikut duduk di meja bundar itu, di atas ayunan gantung yang kosong, tepat di antara Sungkyung dan Jiwon.

"Aku kira temanmu itu semacam YG's princess atau apalah itu sebutannya. Semua orang mengikuti kemauannya, sesuatu seperti itu," kata Jiwon.

"Tapi?"

"Ternyata tidak," geleng Jiwon. "Dia seperti ikon kegigihan," katanya. "Aku menyuruhnya membagi daging domba tadi ke staff. Dan dia melakukannya, benar-benar melakukannya. Menyuapi satu persatu staff, memaksa mereka memakan dagingnya," cerita Jiwon. "Lihat, manager Jiyong menolak daging itu, sejak dua puluh menit lalu. Tapi Lisa tetap di sana, tetap membujuknya, sudah hampir lima belas menit dia duduk di sana," susulnya sembari menunjuk-nunjuk Lisa yang sekarang tertawa bersama para manager dan staff.

"Kenapa oppa merundungnya?" heran Sungkyung. "Oppa melarangnya ke sini kalau dagingnya belum habis? Jahat," nilai gadis itu dan Jiwon langsung mengerutkan dahinya. Membela diri kalau ia tidak pernah mengatakan itu.

"Lisa yang punya ide membagikan dagingnya, bukan aku," Jiwon membantah tuduhan Sungkyung. "Dia yang berlarian ingin menyuapi semua staff, memaksa mereka mencicipi daging asin itu. Bukan aku, enak saja. Aku bahkan sudah menyuruhnya berhenti," katanya.

Sungkyung tidak mempercayainya. Ia berteriak, menyuruh Lisa untuk berhenti. Untuk kembali pada meja mereka dan beristirahat. Namun gadis yang Sungkyung panggil justru tersenyum, lantas melambai. "Nanti aku ke sana!" seru Lisa, tersenyum lebar dengan lambaian tangan berlebihan. "Jadi oppa, cepat cicipi dagingnya. Kau akan menyesal kalau tidak mencicipinya. Ini buatan Song Mino," kata Lisa, pada manager Jiyong yang duduk santai di salah satu kursi sembari bermain dengan handphonenya.

"Saat konser di Thailand, kau menari, tapi kenapa tiba-tiba berhenti begini?" tanya manager Jiyong, menunjukan video yang baru saja dilihatnya di internet. Video Lisa yang sedang menarikan sebuah tarian seksi namun tiba-tiba berhenti dan duduk di lantai panggungnya. "Padahal tarian untuk lagu-lagu lain sama seksinya," komentarnya sebelum Lisa menjawab.

"Ah... Itu? Aku tidak sengaja bertatapan dengan ibuku. Lalu tiba-tiba... Aku jadi malu," jawab gadis yang ditanyai itu. "Rasanya seperti, kau sedang bermain di kamarmu, menari sendirian di kamarmu, tapi tiba-tiba ibumu datang membuka pintu tanpa mengetuknya... Aku malu, tapi tidak terlalu malu, tapi bingung... Kenapa? Apa? Apa yang eomma inginkan? Kenapa eomma masuk kamarku?"

Mereka terus mengobrol, sampai Jiyong datang dengan beberapa kaleng bir dalam tangannya. Pria itu bergabung dengan Jiwon dan dua orang lainnya, menaruh empat kaleng bir di tangannya ke atas meja, kemudian mengambil dua kaleng bir dari jaketnya, juga dari saku celana pendeknya. Total delapan kaleng bir dingin yang Jiyong bawa, ia letakan di meja sebelum duduk.

"Mana Lisa?" tanya Jiyong, yang memilih duduk dói sebelah Sungkyung. "Sudah tidur?" tanyanya sekali lagi, tanpa tahu kalau Lisa ada di meja lain, di sudut balkon bersama para st
aff, bersama managernya.

"Sedang membujuk managermu mencicipi daging tadi," Sungkyung menjawabnya, menunjuk Lisa dengan dagunya sementara tangannya membuka sekaleng bir.

"Wah... Itu akan jadi pertandingan panjang," komentar Jiyong. Dengan santai, ia membuka birnya, menyesapnya sembari melihat pemandangan hutan di depannya. "Augh! Banyak nyamuk di sini," komentar Jiyong, dan selanjutnya ia minta Mino untuk masuk ke kamar, mengambil raket nyamuknya.

"Sudah aku bilang kan raketnya akan berguna," Mino berkata, lalu bangkit untuk mengambil senjatanya itu. "Lisa-ya! Menyerah saja!" serunya sembari berdiri.

Lisa hanya dapat satu kaleng bir karena ia terlalu lama bergabung dengan para staff. Gadis itu baru kembali ke meja teman-temannya setelah piringnya kosong. Memamerkan kemenangannya yang berupa piring kosong, lalu menenggak birnya sendiri. Miliknya sudah tidak dingin, sebab ia terlalu lama mengabaikannya.

"Ada delapan kaleng, siapa yang minum tiga?" tanyanya, jelas membuat teman-temannya saling menatap. Sebelum Lisa datang, mereka berempat di sana, dan hanya ada delapan kaleng bir.

"Tidak ada yang minum tiga," kata Jiyong menanggapinya.

"Mana mungkin," geleng gadis itu. "Ada delapan kaleng, berarti masing-masing dapat dua kaleng. Tapi aku hanya dapat satu. Siapa yang meminum jatahku?" tuduh Lisa, pada teman-temannya yang mengerutkan dahi.

"Hitung lagi yang benar," Jiwon berkata, setelah ia sadar dimana letak kesalahannya. Kesalahan Lisa.

"Ish... Aku mau satu kaleng lagi," kata Lisa, namun tidak seorang pun menanggapinya. Sungkyung asik bertukar pesan, Mino sibuk dengan gamenya dan Jiyong melamun. "Beri aku uang untuk membeli bir lagi," pintanya, kali ini sembari mengguncang bahu Jiyong, juga bahu Jiwon bergantian.

"Tidak ada," tolak Jiyong. "Tidur saja, besok kita harus bangun pagi," susulnya.

"Kenapa?" kali ini bukan hanya Lisa, bahkan Jiwon juga Mino ikut bertanya kenapa mereka harus bangun pagi.

"Sudah sampai di sini, kita harus melakukan sesuatu kan?" kata Jiyong, namun yang lainnya tidak kelihatan setuju. Karena berada di penginapan, mereka ingin bangun tidur lebih siang. Karena berada di penginapan yang punya ranjang empuk, mereka ingin berbaring lebih lama. "Besok kita akan berjalan-jalan di sekitar penginapan, lalu pergi ke tepi danau Baikal," tambah Jiyong, mengatakan jadwal yang belum mereka bahas sebelumnya.

Meski mengeluh, tidak seorang pun membantah. Mereka memang harus melakukan sesuatu agar acaranya bisa tayang. Lantas, kelimanya kembali pada kegiatan masing-masing. Meski duduk bersama, mereka tidak lagi banyak berbincang. Sungkyung juga Jiyong kembali sibuk dengan pesan-pesan yang masuk ke handphone mereka, sedang tiga lainnya mulai bermain game bersama.

"Ada yang mau marshmallow?" Lisa bertanya, ingin membuka sebungkus marshmallow di atas meja namun khawatir tidak bisa menghabiskannya.

"Bagaimana cara memakannya?" Jiwon berkata, hanya Jiwon yang menjawabnya, sebab Sungkyung serius dengan bacaannya dan Mino mengumpat karena gamenya. Sama seperti Mino, Jiwon pun sibuk dengan gamenya. Ia bicara tanpa mengalihkan pandangannya dari layar handphonenya. Kedua jarinya pun tetap sibuk menekan layar, bersaing untuk membunuh musuh paling banyak.

"Huh? Hanya perlu memasukannya ke mulut, dikunyah, lalu ditelan, iya kan? Apa ada cara lain untuk memakannya? Lewat hidung?" heran Lisa, tetap membuka marshmallow itu lalu memakannya. "Omong-omong, kenapa kalian berdua serius sekali padahal sudah kalah, oppa?" susul gadis itu kemudian, mengundang kekeh kecil dari G Dragon yang diam-diam mendengarkan.

***

Trans Siberian Pathfinders (YG's Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang