***
"BBRAKK!"
suara benda jatuh yang teramat keras membangunkan Mino juga Jiyong dari tidurnya. Jiwon yang baru selesai mandi pun terkejut, bergegas menghampiri arah suara itu karena penasaran.
Karena suara itu Mino juga Jiyong melompat dari ranjang mereka, Mino sampai tersandung selimutnya sendiri karena panik. Ketiganya keluar dari kamar hotel mereka, melihat apa yang terjadi di luar, dari arah suara itu berasal.
Di balkon ada lima meja bulat dengan empat kursi di tiap mejanya. Di sebelah tiap mejanya, ada sebuah ayunan gantung. Berbentuk setengah bola, mirip kepompong yang menggantung ke daun, dengan sebuah kait besi sebagai penghubungnya.
Ayunan itu terguling, jatuh di lantai. Dan bagian yang membuat ketiga pria itu menghela nafas kasar mereka adalah pelakunya. Di balkon, di depan kamar para pria, Lisa dan Sungkyung terjatuh dari ayunan gantungnya. Ayunan itu terguling, jatuh karena tidak kuat menahan beban. Ayunan itu hanya bisa dipakai untuk satu orang, bahannya pun terlihat rapuh, bukan sesuatu yang berkualitas tinggi. Ayunan itu langsung terguling, keberatan menahan beban tubuh Lisa dan Sungkyung sekaligus.
"Ya! Apa yang kalian lakukan?!" Jiwon bertanya, setengah berteriak sembari terbahak-bahak, melihat dua gadis yang datang bersamanya jatuh ke lantai karena kebodohan mereka sendiri.
Kini posisinya, Lisa setengah berbaring di lantai, sedang Sungkyung ada di belakangnya. Masih berada di dalam kepompong yang jatuh. Dari posisi itu, semuanya tahu kalau Sungkyung lah yang pertama duduk dan Lisa yang datang menyusul lalu naik ke pangkuannya. Kemudian mereka berdua jatuh.
"Bangun," suruh Sungkyung, yang mengulurkan tangannya untuk dibantu bangun.
Semuanya tertawa, bahkan Lisa yang harusnya malu, ikut menertawakan tingkahnya sendiri. Meja di tarik untuk memberi ruang dan pria-pria di sana membantu keduanya untuk bangun. Sekali lagi Sungkyung hampir terjatuh ketika di tarik bangun, slippernya terpeleset saat ia di tarik Mino dan mencoba berdiri. Namun kali ini tubuhnya tidak sampai ke lantai, Mino menahannya dan Jiyong memeganginya.
"Ada saja kelakuan aneh kalian," komentar Jiyong, setelah gadis-gadis itu akhirnya bisa berdiri sendiri.
"Aku hanya ingin bermain," kata Lisa, membela diri. "Di rumah Rose, ayunannya bisa untuk dua orang, bisa untuk berayun juga," susulnya.
"Ayunan di rumah Rose bukan yang seperti ini," balas Mino. "Yang itu mahal, lihat betapa kecilnya ayunan ini. Di rumah Rose penyangga ayunannya sebesar kakimu," komentarnya. Kini tiga pria itu harus mengembalikan kepompong ayunan tadi ke pengaitnya. Mino yang memasang lagi kaitannya, sedang Jiyong dan Jiwon mengangkat kepompongnya, lalu Lisa meletakan lagi bantal di dalam kepompongnya.
"Bagaimana kau bisa tahu itu?" Jiwon, Sungkyung bahkan Jiyong kini menatap curiga pada Mino. "Kau pernah menginap di rumah Rose?" Sungkyung bertanya sekali lagi, kali ini sendirian, tanpa suara Jiwon juga Jiyong yang membarenginya.
"Lisa juga pernah menginap di sana!" Mino yang kebingungan menunjuk gadis di depannya, menunjuk Lisa yang hanya diam dengan senyum canggung khasnya. Hanya sebelah bibirnya yang terangkat, mengulas sedikit senyum di wajahnya.
"Lalu kenapa kalau Lisa menginap di sana? Kau juga harus menginap di sana kalau Lisa menginap di sana? Begitu? Kenapa?" Jiyong menggodanya, begitu juga dengan Jiwon yang mengukir senyum jahilnya.
"Whoa... Berapa lama kau menginap di sana? Semalam? Dua malam?" Jiwon ikut menggodanya.
"Tidak, bukan begitu. Ini tidak seperti yang kalian pikirkan," Mino berkata, akan membela dirinya namun tatapan jahil tiga seniornya itu membuatnya merasa malu tanpa alasan. "Ah terserah! Aku jelaskan pun kalian tidak akan percaya!" seru Mino, kesal dan melangkah pergi dari tatapan jahil teman-temannya.
Sementara Song Mino melangkah masuk ke dalam kamar, kembali naik ke ranjangnya, yang lainnya terbahak. Menertawakan pria yang pipinya merah itu. Lepas tertawa, Jiyong duduk di ayunan kepompong tadi. Lisa dan Sungkyung mengambil duduk di kursi, tidak jauh dari Jiyong. Sedang Jiwon mengacak rambutnya yang basah, berdiri di tepian balkon menatap matahari terbenam dari atas hutan pinus.
Tadi, Jiyong dan Mino mandi sebelum tidur. Sedang Jiwon sebaliknya. Pria itu tertidur, sangat nyenyak, karena bosan menunggu gilirannya mandi. "Jiwon oppa wangi sekali," komentar Lisa, ketika angin berhembus ke arah mereka.
Sungkyung mengangguk, lantas Jiyong berkata kalau sabun dari penginapan itu jauh lebih wangi daripada sabun yang mereka bawa. Sabun yang sekarang ada di kamar para gadis. "Oh ya? Kalau begitu aku mau mandi dengan sabun hotel," Lisa kembali berucap. "Oh... apa kita boleh mengambil sabunnya? Untuk dibawa pulang?" tanyanya dan Jiwon menoleh, menatap heran pada gadis yang baru saja bertanya itu.
"Lisa-ya, BLACKPINK sukses kan?" tanya Jiwon, sedang Jiyong dan Sungkyung hanya terkekeh sembari menatap layar handphone masing-masing.
"Tentu saja sukses, kenapa oppa tiba-tiba bertanya?" jawab Lisa, sama sekali tidak merasakan adanya sindiran di sana.
"Hanya memperjelas," ucap Jiwon kemudian. "Takut-takut, orang yang menonton acara ini jadi kasihan padamu, karena kau ingin mengambil sabun di hotel. Mereka akan mengira agensi mengambil semua uangmu sampai kau tidak mampu membeli sabun sendiri. Lalu mendoakan saham agensi jatuh... Itu tidak boleh terjadi, aku punya saham di agensi," katanya.
"Aku juga punya, sahamnya tidak boleh turun," Sungkyung menanggapi.
"Aku juga punya-"
"Ya! Kau tidak boleh pamer!" Jiwon memotong ucapan Jiyong, tahu kalau diantara mereka berlima, jelas Jiyong yang punya saham paling banyak.
"Aku juga punya saham di agensi. Aku juga punya saham di SM, juga di JYP," kata Lisa, sangat santai seolah tidak ada kamera di sana.
"Whoa... Kau mengikuti jejak Kyuhyun?" komentar Jiwon dan Lisa terkekeh, lantas menggelengkan kepalanya.
"Aku membeli sedikit saham dibeberapa perusahaan kesukaanku," senyum Lisa. "Jadi, saat aku lewat perusahaan itu dengan eonni-eonniku, aku bisa bilang-oh! Itu perusahaanku!" ceritanya, sembari tersenyum, membuat lawan bicaranya ikut terkekeh mendengarnya.
"Ahh... Jadi saat lewat JYP kau bilang begitu? Itu perusahaanmu?" kali ini Jiyong yang berkomentar, sesekali melirik lawan bicaranya sementara matanya juga perlu membaca beberapa pesan.
"Iya," Lisa mengangguk lagi. "Saat makan di KFC, McDonald's atau pergi ke Starbucks juga. Aku punya 0,000001% saham di sana. Aku rasa. Aku juga tidak terlalu paham," ocehnya.
"Lisa membeli saham seperti sedang membeli suvenir," kata Sungkyung dan lainnya menghela nafas mereka. Harusnya mereka tahu kalau Lisa tidak seserius itu dengan rencana investasinya. Ia masih anak-anak, harusnya mereka yang mendengarkannya tidak melupakan fakta itu.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Trans Siberian Pathfinders (YG's Version)
FanficK-Ocean Pathfinder YG's Version Season 2.