9

1.4K 250 33
                                    

***

Lisa duduk dengan mengangkat kedua kakinya ke atas kursi, Jiyong ada di sebelahnya, masih terkekeh karena akting berlebihannya tadi. Begitu juga dengan Sungkyung dan Jiwon di ranjang mereka masing-masing. Sungkyung tertawa malu sembari menutup wajahnya dengan buku naskahnya, sementara Jiwon tertawa sampai tubuhnya kembali berbaring di ranjang.

"Oppa apa ini?" tanya Lisa kemudian, membuka bungkusan plastik berisi roti yang Jiyong beli. "Wah roti sosis," susulnya, mengambil satu potong roti isi sosis dengan tangannya.

Mino kembali saat Lisa mengambil sepotong roti itu. Masih sembari membawa tas peralatan mandi di tangannya, pria itu bersandar pada dinding di belakang punggung Lisa. Sengaja membungkukkan tubuhnya, mengigit roti di tangan Lisa, membuat pipi gadis itu jadi merah padam, merona.

"Whoa... Drama romantis apa ini?" heran Sungkyung.

"Lihat, wajah Lisa merah padam. Ada apa denganmu?" canda Jiyong, terkekeh bersama Jiwon yang juga tertawa menonton adegan drama itu.

"Mino-ya, rotinya enak?" tanya Jiwon ditengah tawanya. "Roti yang dipegang Lalisa Blackpink?" susulnya, menggoda Lisa yang luar biasa canggung karena pipi Mino mengusap pipinya.

"Hm... Enak sekali," angguk Mino, dengan santai melangkah mendekati ranjang Jiwon, memberikan peralatan mandi mereka pada Jiwon dan duduk di ranjang pria itu. Mulutnya yang penuh roti masih mengunyah roti sosis itu. Sedang Lisa langsung menatap sinis pada Mino. "Kenapa? Kau gugup? Augh!" tanya dan keluh Mino selanjutnya, matanya membulat sempurna, menatap Jiyong, Lisa juga roti di tangan gadis itu. "Ada apa dengan rotinya? Kenapa rasanya begitu?"

"Kenapa rotinya?" tanya Jiyong, mengambil sepotong roti lainnya, menggigitnya bersamaan dengan Lisa yang menggigit sedikit roti di tangannya.

"Asin sekali," jawab Mino. "Sepertinya itu bukan sosis? Rasa sosisnya... Uhm... Unik?" susulnya, mengundang senyum di wajah Jiyong juga di wajah Lisa. Keduanya setuju, kalau rasa rotinya terlampau unik dan memasukan kembali roti itu ke dalam kantong plastiknya. Lagi, Sungkyung tertawa, begitu juga dengan Jiwon yang kini berdiri, hendak pergi ke toilet.

Setelah pagi yang asin bersama roti sosis, kereta berhenti selama 40 menit stasiun Khabarovsk. Begitu keretanya berhenti, tanpa membawa ransel-ransel beratnya, mereka turun dari kereta. Kecuali Lisa, mereka semua memakai kaus berlengan pendek dengan celana yang juga pendek. Hanya Lisa yang memakai kaus tanpa lengan dengan celana selutut, piyamanya semalam.

"Whoa! Aku salah kostum!" seru Lisa begitu turun. Pasalnya, tidak seperti di stasiun pertama semalam, di Khabarovsk udaranya jauh lebih dingin. Sembari melangkah di peron, gadis itu memeluk tubuhnya sendiri.

"Kau mau kembali ke dalam dan mengganti pakaianmu?" tawar Mino, membuat Lisa langsung menggeleng kemudian merangkul Sungkyung dengan lengan kurusnya, mencari kehangatan dari tubuh orang lain.

"Ayo belanja saja, kita hanya punya waktu empat puluh menit," geleng Lisa. "Kita perlu membeli air, air dingin... Aku rindu air dingin... Hanya ada air biasa dan air panas di kereta," pintanya, masih sembari merangkul Sungkyung, melangkah di tengah-tengah peron yang ramai.

Di stasiun itu, mereka yang perutnya sensitif dan tidak bisa buang air besar di kereta memutuskan untuk pergi ke toilet— Mino dan Jiyong. Sedang Jiwon bersama dua gadis pergi membeli minuman dingin dan beberapa camilan.

"Siapa yang menghabiskan camilan semalam? Bukan kah kita membeli banyak camilan kemarin?" tanya Sungkyung, sebab Jiwon mengatakan kalau camilan mereka habis, lenyap hanya dalam semalam.

"Lisa-"

"Oppa juga!" potong Lisa. "Kita menghabiskannya bersama, kenapa oppa hanya menyalahkanku? Siapa yang lebih dulu berisik dan membangunkanku? Oppa yang mengajakku makan camilan semalam," omelnya, membela diri bahkan sebelum Jiwon selesai bicara.

"Aku mau bilang, Lisa dan aku. Sungguh, karyawan YG benar-benar sangat kompetitif, kau benar-benar kompetitif, Lisa," geleng Jiwon, membuat Lisa hanya terkekeh dan menaikan bahu kurusnya.

"Apa yang kalian lakukan semalam? Makan camilan tanpaku? Kenapa aku tidak di ajak? Kalian merundungku? Kyungie marah!" canda Sungkyung membuat Lisa langsung menggelengkan kepalanya, buru-buru menjelaskan kalau semalam ia lapar dan kebetulan melihat Jiwon sedang makan camilan.

"Eonni, Jiyong oppa dan Mino oppa tidur, jadi kami hanya mengobrol berdua. Tidak, tidak, tidak ada yang merundung Kyungie eonni," susul Lisa, sengaja menekan kedua pipi Sungkyung dengan tangannya dan menggelengkan kepala wanita itu. "Oppa, lucu ya? Seperti Kim Bokjoo," susulnya, memamerkan wajah seputih susu aktris Lee Sungkyung.

"Kau masih straight kan meskipun putus?" ledek Jiwon membuat Lisa langsung melototi Jiwon, mengatakan kalau Jiwon sudah berhasil merusak suasana menyenangkan mereka di depan toko makanan ringan.

"Dengan siapa Lisa putus?" tanya Sungkyung, penasaran.

"Teman Mino-"

"Kenapa? Kalian putus karena Mino? Wahh Mino boleh juga."

"Augh! Gosip apa lagi ini," gerutu Lisa, yang akhirnya menyerah dan berbalik, menghadap ke kaca berlubang dimana transaksi camilannya bisa di lakukan.

Melalui kaca berlubang itu, Lisa mengatakan apa yang ingin ia beli. Ia tunjuk beberapa camilan dengan jarinya, ia tunjuk beberapa botol minuman dingin dengan jarinya, sedang di belakangnya ada dua orang yang sedang bergosip— membuat naskah drama picisan tentang alasan Lisa putus dari kekasihnya.

"Oppa bayar!" seru Lisa, menyela ocehan Jiwon yang sedang menebak-nebak bagaimana Lisa bertengkar dengan kekasihnya sebelum putus.

"Apa kau menampar pria itu saat kalian bertengkar dan putus? Kau menangis?" tanya Sungkyung, mewawancarai sumber inspirasi drama picisan karangannya dengan Eun Jiwon Sechskies.

"Eonni menampar Joohyuk oppa saat kalian putus?" polos Lisa. "Lalu kau menangis? Kenapa? Tidak mungkin. Harusnya dia yang menangis karena di tampar, iya kan?"

"Baiklah Lisa, aku akan berhenti sekarang," tunduk Sungkyung.

"Yes! Aku menang!" senang Lisa dengan kepalan tangan penuh kegembiraan. "Mino oppa bilang aku menyebalkan, jadi kami putus-"

"Tunggu, kau berkencan dengan Mino atau dengan temannya?"

"Ah eonni tidak tahu? Entahlah," balas Lisa, mengangkat bahunya kemudian berjalan kembali ke dalam kereta mereka.

Begitu tiba di kereta dengan empat kantong belanjaan— Jiwon membawa dua belanjaan, kemudian sisanya dibawa dua gadis yang berjalan bersamanya, masing-masing satu. Mereka meletakkan belanjaan itu di atas ranjang Sungkyung. Si pemilik ranjang mulai menata barang-barang belanjaan mereka, menaruh beberapa botol air dingin di atas meja, dan menyimpan sisanya di bawah ranjang.

Sedang Lisa, membawa beberapa bungkus jelly, memberikannya pada anak-anak di gerbong yang sama dengannya. Berkenalan dengan mereka, tersenyum dan menyapa mereka. Gadis itu bahkan berfoto dengan beberapa orang yang kebetulan mengenalinya— Lalisa Blackpink.

Tepat begitu kereta mulai bergerak, Jiyong dan Mino kembali. Keduanya melangkah mendekati wilayah kereta mereka, kemudian keheranan karena ada dua anak kecil duduk bersebelahan di kursi keretanya, di depan Lisa. Ada sebuah bulldog plastik di atas mejanya, sebuah mainan yang mereka bawa dari rumah.

"Siapa mereka?" tanya Jiyong, mengambil duduk di atas ranjang Sungkyung. Ia duduk bertiga di sana, dengan Sungkyung juga Mino, sedang Jiwon ada di ranjangnya sendiri.

"Teman-teman Lisa, Woma dan Jima," jawab Sungkyung, menonton Lisa yang sedang adu suit dengan anak-anak itu untuk memutuskan siapa yang lebih dulu bermain— mengambil tulang yang jadi makanan si bulldog tanpa membuat anjing plastik itu menggonggong.

"Wahh... Lisa cocok jadi guru TK," komentar Jiyong.

"Tidak, Lisa termasuk anak TK-nya," balas Jiwon, disusul jeritan Lisa yang kaget karena si bulldog tiba-tiba menggonggong saat ia mencuri tulang kuningnya. Bukan hanya Lisa yang menjerit, tapi dua anak laki-laki di depannya juga berteriak, tetap kaget meski sudah berkali-kali mendengar gonggongan si anjing plastik.

***

Trans Siberian Pathfinders (YG's Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang