***
Ransel hitam sebesar badannya, celana jeans biru selutut, dan kaus abu-abu berlengan panjang. Tidak lupa sebuah topi dan kacamata hitam yang menutupi wajah kecilnya. Sore ini Lee Sungkyung yang pertama tiba di Bandara Internasional Incheon. Gadis itu datang bersama managernya yang membawa koper, menyapa seluruh staff lantas duduk di salah satu kursi. "Sungguh! Tasku berat sekali!" seru gadis itu, setelah ia meletakan tas beratnya di lantai. Dari dalam tas ranselnya, ia keluarkan tas kecilnya, memakai tas itu di bahunya, melilit tubuhnya. Untung saja di bandara ada troli yang bisa membantunya membawa ransel berat itu.
Sembari menunggu anggota pelancong lainnya, ia memutar topinya ke belakang, melepaskan kacamatanya agar wajahnya bisa terlihat jelas. "Kemarin aku dikeluarkan Jiwon oppa dari grup," cerita gadis itu pada produser acaranya. "Sampai sekarang aku belum dimasukan lagi ke grup. Tidak... Sampai sekarang hanya ada Jiwon oppa di grupnya," susulnya.
Sungkyung bercerita, kalau kemarin pagi Lisa dan Mino bertengkar di grup. Tidak benar-benar bertengkar, hanya berdebat tapi notifikasi grupnya sampai ke angka seribu. "Sekitar seribu pesan hanya dari jam enam pagi sampai jam sepuluh," ucap Sungkyung. Jiwon yang terganggu dengan pesan-pesan itu kemudian mengeluarkan Lisa dan Mino dari grup. "Lalu grup sepi untuk beberapa jam. Tapi sepertinya Jiyong oppa bosan. Kemarin dia bilang dia tidak punya jadwal apapun. Jadi Jiyong oppa mengajakku bermain batu kertas dan gunting, di grup. Kami hanya bergantian mengirim emoticon batu kertas dan gunting, tapi tidak terasa notifikasinya sampai ratusan juga. Ah! Jiyong oppa juga minta dikirimi stiker-stiker lucu, jadi aku mengirimnya, di grup. Lalu semalam, setelah mengirim semua stiker yang aku punya, tiba-tiba aku dikeluarkan dari grup. Jiwon oppa pasti kesal sekali kemarin," sembari terkekeh gadis itu bercerita.
"Lalu kalian membuat grup baru? Tanpa Jiwon?"
"Tidak," geleng Sungkyung. "Aku menghubungi Lisa dan Jiyong oppa, lalu kami sepakat untuk menunggu Jiwon oppa memasukan kami ke grup lagi. Tapi aku yakin dia tidak akan bisa melakukannya."
"Kenapa?"
"Aku, Lisa dan Jiyong oppa tidak bisa meneleponnya. Dia tidak menyimpan nomor telepon kami dan handphonenya diatur untuk tidak menerima pesan dan panggilan apapun dari nomor-nomor telepon yang tidak disimpannya."
"Lalu bagaimana Mino?"
"Lisa bilang Mino sibuk main ping pong, dia tidak menghubungi Jiwon oppa."
Bersamaan dengan cerita Sungkyung, seorang gadis dengan ransel besar di punggungnya berlari kecil menghampiri Sungkyung. Dengan ransel yang terlihat berat itu, ia masih bisa berlari meski larinya terlihat sedikit aneh. Gadis yang mampu menggendong Kim Jisoo itu memakai celana olahraga panjang dengan kaus ketat yang memperlihatkan sedikit perutnya. Celana dan kausnya sama-sama berwarna hitam, dan rambutnya yang di cat pirang ia ikat, ia gelung sampai tidak ada lagi helai yang terjuntai— selain poninya. Sebuah kacamata hitam duduk manis di kepalanya, gagangnya terselip di beberapa helai rambutnya. Sedang di lehernya ada sebuah kamera kecil yang mengalung.
"Eonni!!" seru Lisa. "Dia membalas pesanku!" susulnya, duduk menyamping di atas kursi ruang tunggu bandara agar tidak perlu melepaskan tasnya. "Kemarin dia mengunggah videonya menari, lalu aku mengomentari videonya dan dia membalas pesanku!"
"Apa balasannya?"
"Wah! Tarianku dipuji dance machine? Aku jadi malu hehehe," ucap Lisa dengan begitu ekspresif. "Begitu katanya... Padahal aku yang malu karena dia membalas pesanku. Aku tidak bisa tidur karena dia terus membalas pesanku. Padahal kemarin aku sedikit sibuk, jadi aku membalas pesannya sekitar tiga puluh sampai satu jam sekali. Tapi dia selalu membalas pesanku setelah beberapa menit!"
"Wahh... Wahh... Pria baru lagi? Astaga Lisa-"
"Jangan mengatakan apapun pada Seungyoon oppa, atau aku gigit tanganmu," potong Lisa, mengancam Mino yang baru saja datang.
Sama seperti Lisa, pria itu memakai pakaian olahraganya. Kaus putih berlengan pendek, dengan sepasang celana dan jaket berwarna navy. Ranselnya yang juga berwarna navy terlihat begitu penuh, begitu berat. Mino penganut hidup maksimalis, ia kesulitan setiap kali diminta membawa sedikit barang. Sebab ia selalu ingin membawa semuaya.
"Memang siapa kali ini? Teman Sungkyung noona?"
"Real.be," jawab Lisa. "Aku ingin mengajaknya berduet untuk laguku, bagaimana menurutmu?"
"Lagu apa?"
"Tidak tahu, belum ada lagunya. Aku hanya ingin bernyanyi dengannya, seperti dia bernyanyi dengan Punch. Buatkan lagu untukku," pinta Lisa.
"Mino-ya, untukku juga," susul Sungkyung.
"Minta Jiyong oppa saja, aku yakin dia punya banyak draft," santai Mino, sembari melambaikan tangannya, menyapa Jiyong yang berjalan mendekat dengan ranselnya.
Pria itu memakai celana pendeknya, memamerkan tato di kakinya. Ia juga memakai baju tanpa lengan dengan jaket yang terikat di pinggangnya. Ia buat hampir seluruh tatonya terlihat. Alasannya? Ia ingin memamerkan sedikit otot yang ia dapatkan setelah dua minggu berolahraga. Ia sengaja berolahraga agar mampu membawa ransel beratnya selama dua belas hari kedepan. Sungkyung dan Lisa akan menertawakannya kalau pinggangnya sakit karena membawa ransel padatnya.
"Kalian tahu? Yongbae dan Daesung membantuku berkemas kemarin dan mereka mau membawakanku penanak nasi," cerita Jiyong begitu ia datang, meletakan ranselnya di lantai kemudian berjalan mengambil troli di sudut ruang tunggu. "Mereka bilang, kita bisa sakit kalau tidak makan nasi, jadi mereka menyuruhku membawa beras dan penanak nasi— seperti saat pertama kali kami keluar negeri dan saat itu belum ada nasi instan," susulnya, kali ini sembari membawa troli koper.
"Hyung, kau tidak benar-benar membawa penanak nasi kan?" tanya Mino, meraba-raba ransel Jiyong sebelum ia menaikan ransel itu ke atas troli. "Jangan membuatku malu-"
"Ya! Siapa yang membuat malu siapa! Kalian tahu? Saat pergi mencari mainan kemarin, Mino merusak merusak mobil mainan. Mobilnya kecil, untuk anak-anak, lalu Mino naik ke atasnya dan mobilnya patah. Aku ingin tenggelam saja waktu itu," cerita Jiyong, meski ia sudah pernah mengirim foto kejadian itu beberapa waktu lalu.
Ia sudah menceritakan kisah itu pada Sungkyung dan Lisa, namun kisahnya tetap membuat semua orang tertawa. Jiyong bahkan mengirim foto dan rekaman kejadian itu pada produser mereka, berharap rekamannya akan disiarkan. Setelah berlayar bersama tujuh belas bulan lalu, mereka bertiga jadi lebih dekat. Mereka hampir tidak lagi merasa canggung di depan satu sama lain.
Lima belas menit setelah Jiyong datang, Jiwon muncul dengan ranselnya, sebuah tas jinjing juga jaket di tangannya. Pria itu datang dengan kaus berlengan pendek warna putih juga sebuah celana jeans panjang. Tanpa topi, namun punya sebuah kacamata di kerah kausnya. "Apa aku terlambat?" tanyanya begitu datang.
"Apa itu hal baru?" tanya Mino.
"Hyung, kau membuatku terlihat jadi sangat rajin, aku tidak tahu harus berterimakasih atau tidak," susul Jiyong, yang dalam grupnya selalu jadi orang terakhir yang datang. Dalam grupnya, Jiyong yang selalu terlambat tapi kini Jiwon mengambil posisi itu.
"Tidak perlu, bawakan ini saja," tenang Jiwon, meletakan tas jinjingnya di atas troli begitu juga dengan ranselnya. "Aku tidak mengerti kenapa kalian membeli banyak sekali mainan! Aku tidak punya tempat lagi di tasku!" susulnya, mengeluh sebab Mino dan Jiyong membuatnya membawa beberapa mainan sementara tasnya sendiri sudah penuh dengan peralatan makan sederhana.
Mereka sudah berkumpul, lantas masuk ke boarding room bersama setelah menghampiri counter check in. Seharusnya penerbangan mereka sebentar lagi, namun karena cuaca buruk penerbangan mereka ditunda. "Ayo minum kopi dulu?" ajak Jiyong.
"Oppa akan mentraktir kami?" tanya Sungkyung, sedang yang lainnya tidak menanggapi pria itu. Lisa dan Mino punya partner baru bermain game— Jiwon.
"Aku caramel macchiato," pinta Lisa. "Sebentar, satu level lagi, aku akan berangkat membelinya," susul gadis itu, yang kemudian melantunkan Next Level dari Aespa sembari memasang wajah sombongnya— ia baru saja mengalahkan musuhnya, sedang Mino dan Jiwon hampir kalah karena kehabisan energi.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Trans Siberian Pathfinders (YG's Version)
FanficK-Ocean Pathfinder YG's Version Season 2.