26

424 96 9
                                    

***

Jiyong, ditemani Mino kembali turun ke lantai satu untuk menanyakan binatu penginapan itu. Jiwon tetap merokok di kursinya, sedang Sungkyung tengah mengepang rambut Lisa, di sebelah Jiwon. Keduanya duduk di kursi, Lisa memunggungi Sungkyung sembari membiarkan wanita itu menyentuh rambutnya yang sudah kering.

"Eonni... Buat aku cantik," pinta Lisa, membiarkan Sungkyung menata rambutnya.

"Hm... Aku akan membuat rambutmu kelihatan cantik," angguk Sungkyung, sibuk mengatur helai-helai rambut gadis di depannya. "Mau dihias dengan bunga? Agar terlihat seperti peri," tawar Sungkyung.

"Mau!"

"Oppa, carikan bunga-"

"Tidak mau," potong Jiwon. "Lisa tidak cocok jadi peri. Mana ada peri memakai baju olahraga? Itu aneh, lakukan saja apa adanya," tolak pria itu, enggan meninggalkan kursinya, enggan meninggalkan rokoknya juga enggan meninggalkan handphonenya.

Kini Sungkyung butuh ikat rambut. Ia selesai mengepang rambut adiknya dan butuh tali untuk mengikatnya. Mereka berdua punya banyak tali rambut, namun sepanjang perjalanan itu, entah sudah berapa tali rambut mereka yang hilang. Setiap kali butuh, tali-tali itu tidak ada di tempatnya.

Keduanya menunduk ke meja, ke bawah meja, ke bawah kursi, mencari tali rambut mereka yang mungkin jatuh di lantai. Meski begitu, gerak keduanya terbatas. Sungkyung harus memegangi rambut Lisa, atau hasil kerja kerasnya menata rambut Lisa akan berakhir sia-sia.

"Oh! Jiyongie, pinjam gelangmu lagi," Sungkyung mengulurkan tangannya, pada G Dragon yang baru saja muncul dari tangga. Kembali dari resepsionis bersama Song Mino di belakangnya.

"Tidak," tolak Jiyong, buru-buru memasukan tangannya ke dalam saku. Melakukan apapun untuk mencegah tali rambut dari Chanel yang ada dipergelangan tangannya, dilepaskan darinya. "Sudah dua gelangku yang kalian hilangkan," katanya.

"Hanya ikat rambut- tidak... Kalau kalian tahu ikat rambut itu sering hilang, kenapa memilih yang mahal?" heran Jiwon, bersama kopinya. "Aku yakin ada banyak ikat rambut yang harganya murah. Beli yang itu saja, beli yang banyak jadi kalau hilang kalian punya stock, begitu saja kalian tidak tahu?" katanya.

"Punyaku bukan Chanel dan milik Jiyong oppa tidak hilang," kata Lisa. "Pasti ada di salah satu tempat, di ranselku. Hanya saja sulit mencarinya. Kalau nanti kita sampai di Seoul, aku akan mencarinya," ucapnya. "Sekarang pinjam... Aaa oppa, pinjam..." gadis itu memohon, namun Jiyong tetap enggan memberikan miliknya.

Untungnya, Jiyong tidak lah seberapa jahat. Meski tidak meminjamkan tali rambut Chanel di tangannya, pria itu membantu dengan mengulurkan benda lain—maskernya. Jiyong lepas tali maskernya, mengikat ujungnya dan memberikannya pada Sungkyung. Kini Lisa punya tali rambut untuk mengikat miliknya, meski bentuknya tidak secantik tali rambut Chanel yang Jiyong jadikan gelang.

"Meski nanti itu hilang, tidak apa-apa," kata Jiyong, sedang lawan bicaranya kini menghela nafas. Lisa tidak boleh kesal, sebab ia pun ragu tali rambut yang dipinjamnya itu benar-benar ada di dalam tasnya atau tidak.

Selesai mengepang rambut Lisa, kini bergantian Lisa yang merias Sungkyung. Dengan alat make up seadanya, gadis itu memoles wajah Lee Sungkyung. Membuat pria-pria di sana harus menunggu mereka sebelum mulai bermain. "Kapan kalian selesai?" tanya Mino, heran karena sudah tujuh puluh menit setelah mandi tapi dua gadis itu belum juga siap.

"Pergi saja duluan, jangan menggangguku," jawab Lisa, fokus pada pipi porselen wanita di depannya. Memberi sedikit rona di sana, ingin membuatnya terlihat semakin cantik.

"Di acara ini kita berlima harus bermain bersama," gerutu Mino, merasa kalau dirinya terpaksa menunggu Lisa dan Sungkyung karena acara itu. "Kita sudah tidak sarapan bersama, apa yang bisa ditayangkan kalau kita tidak bermain bersama juga?" katanya, terus mengeluh. Hanya ingin mengganggu Lisa, agar ia cepat menyelesaikan urusannya dan mereka bisa pergi ke tepian danau Baikal.

Trans Siberian Pathfinders (YG's Version)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang