36 ** melepas **

1K 95 3
                                    

🌺🌺🌺

Malam semakin larut, hawa dinginnya pun sudah menyeruaki sebuah kamar tidur yang masih terang benderang padahal waktu sudah menunjukkan hampir jam 12 malam, didalamnya seorang wanita masih terjaga diatas tempat tidurnya, dia duduk bersandar sambil memandangi sebuah album foto kecil yang masih tertutup, perlahan dia membukanya.

Satu persatu dia melihat foto yang terpampang didalamnya, matanya berubah sendu saat matanya menangkap sebuah foto dirinya bersama Nicole dan Jeon, dia ingat betul itu adalah moment beberapa tahun yang lalu saat mereka merayakan ulangtahunnya.

Ya besok adalah tanggal 27 Maret, bertepatan dengan hari lahirnya, difoto itu mereka terlihat bahagia, Lily mengusap foto tersebut, lalu dia menghela nafas dan tersenyum seraya menutup album itu.

Lily memang mengenang kebersamaanya bersama Jeon saat dia ulang tahun, sedikit ada rasa sedih, namun bukan bermaksud menangisi, Jeon sudah menjadi masa lalu bagi pribadinya, namun pria itu masih menjadi bagian kehidupan putrinya, sampai kapanpun. ..

Tiba-tiba Lily dikejutkan oleh suara dering ponselnya, dia mengernyitkan alisnya ketika melihat jam weker di nakas, jam 12 malam? Siapa kira-kira yang menelponnya selarut ini? Apakah Victory? .. senyuman langsung tercetak dari bibirnya, lalu dia mulai meraih ponselnya yang belum berhenti berdering.

Tapi alangkah terkejutnya saat melihat nama yang tertera layarnya.
"Jeon?" Monolognya pelan.
Dengan ragu dia memnjawab panggilan itu.

"Ha halloo .."

"Hay .."

terdengar suara Jeon menyapa dari seberang sana.

"Hay .." balas Lily

"Apa aku mengganggu tidurmu?"

Suara deep voice Jeon begitu lembut membuat hatinya sedikit berdesir.

"Tidak .. sama sekali tidak."

Kemudian suasana hening beberapa saat, hanya terdengar suara nafas halus dari keduanya.

"Selamat ulang tahun Tatiana."

Lily membeku saat Jeon memanggilnya dengan nama kesayangan pria itu untuknya, diapun bisa mendengar suara isakan kecil disana.

"Terimakasih Jeon."

"Apakah kamu baik-baik saja Jeon?"

Lily mengkhawatirkan pria itu.
Jeon terkekeh kecil , namun terdengar lirih

"Entahlah , aku sendiri tidak yakin apakah aku baik-baik saja Ly .."

Ujar Jeon dengan suara serak. Lily hanya bisa terdiam, tiba-tiba hatinya terasa sesak mengetahui pria itu begitu rapuh, rasa bersalah kembali menyeruak di hatinya, tak terasa air matanya menetes dari sudut matanya.

"Jeon .. please .. jangan seperti itu .. kumohon .. " Lily menahan dirinya agar tak mengeluarkan isakan.

"Maaf .. maafkan aku Ly .. aku tak bermaksud .. "

Jeon tak meneruskan kalimatnya, keheningan kembali terjadi, Lily menerka-nerka apa yang terjadi dengan Jeon di sana. Tak lama kemudian Lily mendengar pria itu menghela nafas perlahan.

"Maaf .. " ujar Jeon akhirnya

"Jeon .. apakah kamu tidak ingin menemui Nicole? Dia sudah sangat rindu padamu "

"Akupun sudah sangat rindu padanya, sangat .. hiks .. "

Lily kembali mendengar suara isakan tertahan disana.

🌷My Lily🌷 || Taelice || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang