33 ** Restu **

991 108 7
                                    

🌺🌺🌺

Hay Sahabat Firosa
Maaf ya sedikit telat Up nya

Lagi ada trip keluar kota
Jadi baru sempet pegang hp nih

Ok
Enjoy Reading

🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹🔸🔹

Anggara berdiri di depan pintu sebuah ruangan yang sedikit terbuka, laki-laki paruh baya itu menghela nafas panjang sebelum mengulurkan tangannya untuk mendorong pintu tersebut agar terbuka.

Perlahan pintu terbuka hingga sempurna, dia mulai memasuki ruangan itu, lalu menutupnya kembali. Pandangannya langsung tertuju ke arah balkon dimana ada Sonny yang tengah berdiri mematung menatap kekejauhan dengan tatapan kosong, guratan wajahnya menggambarkan rasa kecewa, amarah dan malu.

Anggara menghampirinya, dan berdiri persis di sisinya. Dia menepuk bahu Laki-laki yang sudah menjadi sahabatnya berpuluh puluh tahun lamanya.

"Maafkan aku Anggara, aku sudah gagal mendidik anakku." Suara lirih Sonny tanpa menoleh, membuat Anggara tersenyum.

"Kita .. bukan hanya kamu .. "ujar Anggara.

"Kita yang bersalah , karena sudah memaksakan kehendak kepada anak-anak kita."

"Mungkin kita ingin yang terbaik buat anak-anak kita, tapi nyatanya tidak cukup baik buat mereka."

Sonny hanya menyimak apa yang diucapkan sahabatnya , pandangannya hanya lurus kedepan tanpa menoleh, dia merasa tak punya muka di depan Anggara, sungguh malu dengan kelakuan anak semata wayangnya.

"Irene sudah kuanggap putriku sendiri, akupun memang sangat kecewa dengannya, tapi aku juga tak tahan melihat dirinya menderita."

Ucapan Anggara membuat Sonny menoleh ke arahnya. Tatapan nya begitu menunjukkan kesedihan dan ketak-berdayaan.

"Kau pun pasti ingin putrimu bahagia bukan?" Sonny menundukkan wajahnya.

"Aku tak tahu Anggara, aku memang sangat marah dan kecewa padanya, dilain pihak aku merasa sedih karena akulah penyebab dia menderita selama ini " isaknya merasa bersalah.

"Aku sungguh ayah yang tidak peka, aku merasa tak berguna Anggara , hiks hiks.." tubuh tingginya meluruh dalam pelukan sahabatnya, terisak merutuki dirinya yang sudah sangat bersalah.

Anggara memeluk sahabatnya, menepuk bahunya bermaksud menenangkannya. Lalu perlahan dia melepas pelukannya.

"Tidak, tentu saja tidak benar kawan, kita sudah berbuat semampu kita, ingin memberikan yang terbaik buat mereka, kesalahan kita hanya tak menanyakan , apa ya g mereka inginkan dan apa yang membuat mereka bahagia? .. hanya itu... "

"Mari kita perbaiki kesalahan kita , biarkan mereka dengan pilihannya masing-masing, kau mau kan?"

Sonny menatap kawannya dengan sendu, lalu dia mengangguk perlahan.

"Terimakasih Anggara, terimakasih ... Aku sungguh malu padamu, gara-gara aku, Victory harus mengorbankan kebahagiaannya, maaf .. maafkan aku... "

Anggara menggeleng

"Jangan bilang seperti itu kawan, Victory juga anakmu bukan?.. kalau anak-anak nakal , sebagai ayahnya pasti kita akan memaafkannya, begitupun sebaliknya, Aku yakin Victory tak akan pernah menyalahkanmu.."

Sonny menghapus air matanya, memandangi sahabatnya dengan lekat, betapa bersyukurnya dia mempunyai sahabat yang sangat baik seperti Anggara.

"Ayo .. kita masih ada satu tugas lagi yang harus kita lakukan buat anak-anak kita."

🌷My Lily🌷 || Taelice || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang