Masih di cafe
"Sudah Ly.. berhenti menangis, laki laki seperti jeon tak pantas di tangisi"
Bujuk Rose masih terus mengusap punggung Lily.
"Jangan jadi wanita lemah Ly.. " Jenny masih dengan emosinya.
Jenny tahu Lily adalah wanita yang tegar, sejak mereka bersahabat bertahun lamanya belum pernah Jenny melihat Lily menangis terisak seperti ini, sesedih dan seberat apapun permasalahan yang dia hadapi, bahkan saat dia memutuskan untuk berpisah dengan cinta pertamanya dulu. Tapi lihatlah sekarang?... Seakan sakit yang dirasakan terlalu dalam menusuk hingga tak mampu diredam nya.
Lissy mengusap pipinya yang basah, dia mulai tenang, tak lagi terisak.
"Aku hanya tak habis pikir, dimana letak kesalahanku, sehingga ia begitu tega mengkhianatiku." Lirihnya.
"Dia seperti bukan Jeon yang kukenal. Sekarang dia begitu acuh padaku." Ungkapnya sedih.
"Ternyata ketakutan ku akan penyebab dia berubah terbukti, sakit Jen.. " lirihnya lagi sambil meremas baju di dadanya, terasa sesak hingga air mata tak mau berhenti menetes dipipinya.
Rose dan Jenny hanya bisa menatap sendu seakan ikut merasakan kesakitan hati wanita itu, Tak bisa dibayangkan jika apa yang dialami Lily menimpa mereka. Aah jangan sampai..
"Biar bagaimanapun kau harus menghadapinya Ly.. jangan menghindar apalagi melarikan diri "
Ucapan Jenny di benarkan Rose."Benar Ly.. kalian harus membicarakan Masalah ini. Jangan sampai berlarut. Hatimu akan tambah sakit nantinya."
Lily mengangguk pelan. Dia tahu , kalau dia harus berani mengambil sikap. Tapi hatinya kembali bimbang saat mengingat Nicole anaknya, dia tak mau putri satu satunya akan sedih dan berakhir menggangu psikistnya. Lily tak mau itu terjadi.
Tapi dia pun sudah tak sanggup untuk memaafkan suaminya
Entahlah ... Dia bingung.Seakan faham apa yang dipikirkan Lily, Jenny berkata..
"Aku tahu kau memikirkan Nicole. Tapi kau harus tetap menyelesaikan nya, apapun keputusanmu, pertimbangkanlah dengan matang, tanpa emosi."
"Kami akan selalu bersamamu Ly, kamu pantas untuk Bahagia .. jadi jangan mengorbankan kebahagiaanmu untuk orang lain, yang sama sekali tak layak mendapatkan pengorbanan dari mu."
Ucap Rose seraya menggenggam tangan wanita yang sudah dianggapnya sebagai keluarga itu dengan hangat. Lily tersenyum lirih kearahnya. Dia sangat bersyukur disaat berada dalam keterpurukan, kedua sahabatnya itu selalu ada untuk memberikan dukungan kepadanya.
Karena hanya kepada merekalah Lily bisa terbuka , begitupun sebaliknya.
Tidak ada rahasia diantara mereka. Mengingat tali persahabatan ketiganya sudah terjalin sangat lama."Terimakasih ya .. kalian memang yang terbaik, aku sayang kalian ..." Peluk Lily yang dibalas Rose .
"Iiiiiih ..aku kan juga mau dipeluk"
iri Jenny tak rela yang langsung berdiri mendekati Rose dan Lily, lalu merangkul keduanya dengan erat.
"Ish Jenduk.. jangan kencang kencang ..leher ku sakit tauuuu..."
Ronta Rose yang tak dihiraukan Jenny karena Jenny memeluknya sangat erat dibagian leher.
"Jennyyyyy.... Aiiih.... "
Lagi lagi Rose mencoba meronta menghindari pipinya yang mau dicium Jenny dengan paksa.
"Cup cup cuuppp...."
Jenny kekeuh hendak mencium pipi wanita bersurai blonde itu.
Lily hanya tersenyum melihat keduanya. Melihat kelakuan absurd kedua wanita itu, mampu membuat dia melupakan kesedihan yang dialaminya, paling tidak untuk saat ini.
Dia tidak mau menghancurkan moment kebersamaan dengan kedua sahabatnya itu hanya gara gara permasalahan pribadinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
🌷My Lily🌷 || Taelice || END
RomanceKisah seorang wanita cantik berprofesi sebagai guru sekolah dasar, dia sudah menikah dan mempunyai seorang putri berusia 5 tahun. wanita mandiri yang sederhana, mempunyai sifat yang sangat lembut, ramah dan murah senyum, setia dan penyabar, namun...