41 ** merelakan **

999 87 3
                                    

Lily membuka pintu sebuah ruangan rawat inap dengan perlahan, sebelum terbuka sempurna dia sedikit menyembulkan wajahnya melihat kedalam, lalu dia tersenyum saat melihat presensi Tzuyu dalam keadaan rebah dengan kepala bed sedikit terangkat sehingga posisinya seperti duduk.

Lily masuk lalu menutup pintu kembali.

"Hay .. gimana kondisimu?". Tanyanya setelah berada di samping brankar Tzuyu.

Tzuyu membalas sapaan nya dengan tersenyum, kondisinya sudah membaik hanya saja dia masih sering mengantuk mungkin efek habis melahirkan, sudah dua hari Tzuyu di rumah sakit, dan setiap hari Lily selalu mengunjunginya.

Tiba tiba pintu dibuka dari luar, attensi kedua wanita itu beralih kepada sosok yang baru saja masuk dengan senyuman kotaknya, dengan menenteng parcel buah ditangannya, dia adalah Victory.

"Selamat ya Tuzyu ... " Ucap Victory seraya meletakkan parcel buah itu di nakas.

"Terimakasih .. " balas Tzuyu sambil tersenyum.

Sebenarnya hati wanita itu begitu sedih, saat melihat presensi Victory, dia mengharapkan Jeon yang datang, tapi mana mungkin? , seharusnya dia sadar diri jika pria itu sudah tak menginginkan lagi.

"Aku kangen banget sama jagoan ganteng itu, jadi tadi kami mampir dulu menjumpainya sebelum kesini." Ujar Lily begitu sumringah, membuat Tzuyu terkekeh pelan.

"Apa jagoanku sudah punya nama?"

"Belum " jawab Tzuyu.

"Maukah kamu memberikannya nama Ly?"

Lily tertegun , tak percaya mendengar permintaan Tzuyu. Victory juga ikut terkejut hanya saja dia bisa menyembunyikan ekspresinya.

"Mana bisa begitu Tzuyu, seharusnya kamu dan Jeon yang memberikan nama padanya." Lily mengelus tangan Tzuyu.

Tzuyu tersenyum miris, Lily jadi merasa tak enak, dia mengerti pasti Jeon tak mau memberikannya nama, datang saja tidak untuk sekedar menjenguk bayinya, pria itu hanya melihat putranya saat dilahirkan , itupun setelah bayi itu berada di ruang inkubator, sedangkan Tuzyu, dia sama sekali tak mau mengunjunginya hingga hari ini.

"Jagoan ku pasti akan sangat senang jika bundanya mau memberikannya nama." Tzuyu menggenggam tangan Lily.

Lily begitu terharu sekaligus senang mendengarnya.

"Baiklaaah ... Hmm ... Apa ya?" Kata Lily akhirnya pura pura berfikir.

"Bagaimana kalau Shane .. "usul Lily sambil menjentikkan Jarinya dengan sumringah.

"Shane?" Tzuyu mengernyitkan alisnya.

"Iya .. Shane itu artinya "Anugrah dari Tuhan" .. kalau aku tak salah ingat .. hehehe " ujarnya terkekeh.

Tzuyu tampak berpikir , kemudian ..

"Bagus ..
Nama yang bagus ,aku suka.."

Senyum Lily makin mengembang sempurna mendengar Tzuyu menyukai nama pemberiannya, Victory hanya terkekeh pelan melihat keantusiasan kekasihnya.

"Shane Jeon Aditya Pradipta.. bagus kan ."

Ucapan Lily kali ini mendapat reaksi yang beda dari Tzuyu, tiba tiba wajah Tzuyu menjadi murung. Lily yang menyadari hal itu menjadi tak enak hati, begitu juga dengan Victory, suasana menjadi sangat canggung.

"ee .. ada pesan masuk, aku harus menghubungi seseorang dulu ya sayang .." ujar Victory pura pura melihat ke layar ponselnya, lalu mengecup kening Lily sebelum dia melangkah keluar ruangan, Lily faham apa maksud Victory, dia pun mengangguk.

"Kamu beruntung Lily, Victory sepertinya sangat mencintaimu." Ujar Tzuyu setelah Victory keluar.

Lily hanya bisa tersenyum canggung.

🌷My Lily🌷 || Taelice || ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang