***
Muzan tengah menikmati kopinya dipagi hari, sembari duduk duduk santai di sofa ruang tamu dan menonton televisi. Suara hentakan kaki membuatnya melirik dari bahu.
"Muzan-sama" itu Kokushibo, ia berdiri dibelakang punggung Muzan.
Muzan hanya menghela napas. Ia mengacuhkannya lalu menyeruput kopinya.
"Muzan-sama. Aku ingin memberitau bahwa---"
Kata kata Kokushibo terjeda akibat dasinya ditarik kasar ke bawah oleh Muzan. Kokushibo terbelalak. Kini dagunya berada di pundak Muzan
"Kau tau?" bisik Muzan tepat ditelinga Kokushibo.
"Oi, ini hari pertamaku untuk bersantai. Jangan diganggu, kau mengerti?" lanjut Muzan dgn penekanan disetiap kata.
Kokushibo yg masih membungkuk akibat dasinya ditarik hanya memejamkan wajahnya. "Saya tau Muzan-sama. Tapi ini sangat penting"
Muzan mendekatkan wajahnya, wajah mereka hanya berbatas 1 cm. "Apa?" ucap Muzan pelan. Namun terpaan napasnya. Mengenai wajah Kokushibo.
"Ini soal Macan Kemayoran Barat" bisik Kokushibo.
Muzan menekuk alis. "Apa? Mereka masih menghubungiku?"
"Iya. Kita diperintahkan bertemu dgn mereka jam 11 malam nanti" sahut Kokushibo. Muzan menarik dasi Kokushibo makin kebawah.
Kokushibo merasa tercekik. "Baiklah" ucap Muzan.
"O-oi..." Itu suara Tengen.
Muzan dan Kokushibo melirik bersamaan. Muzan menjauhkan sedikit wajahnya dari Kokushibo. Tengen memasang wajah pucat.
"K-kimochi warui. K-kalian..." Tengen nampak syok melihat tingkah kedua pria dewasa didepannya itu.
Bukan karna apa. Tapi semuanya terlihat ambigu di mata Tengen. Kokushibo yg ditarik dasinya, Muzan yg berbisik bisik dgn wajah yg sangat dekat. Benar benar ambigu. Jgn jgn Muzan---
Muzan memasang wajah kesal dan spontan melepaskan dasi Kokushibo. Kokushibo refleks berdiri tegak lagi kemudian membenarkan dasinya. "Kalau begitu, saya permisi" Kokushibo pun pergi.
"Muzan-sensei. Jgn bilang kau homo---"
"TENGEN SIALAN!!!!!!!!" Muzan melemparkan sebuah majalah dgn keras sebelum Tengen benar benar menyebutkan kata terakhir, dan majalah mendarat langsung ke wajah Tengen.
Tengen mengaduh karna lemparannya yg sangat keras. Majalah terjatuh kebawah bersamaan dgn tangannya yg mengusap hidung.
"AKU DAN KOKUSHIBO SDNG BERBINCANG MASALAH YG SANGAT RAHASIA!!! KAU MENGERTI!!!" Muzan menunjuk nunjuk ke arah Muzan.
Kokushibo yg masih belum jauh dari sana, mendengar perkataan Tengen tadi. Euhm.. Tuannya Muzan memang suka bertindak sesukanya, bahkan seperti tadi.
Walaupun jika benar orientasi seksual Muzan belok, itu sangat tak mungkin. Yg pertama, umurnya dgn Muzan lumayan jauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
" Kirei " ; Uzui Tengen x Readers [KNY Fanfict]
FanfictionKirei. Gadis yg nakal, tapi penuh rasa penasaran [Warn!!! ; Judul berubah! Dari "Bad Girl" ke "Kirei"] ──────────────────── Bagaimana rasanya jdi anak tunggal kaya raya? Punya segalanya. Minta apapun hanya tinggal sebut. Dimanja. Dll. Kirei Kibutsuj...