[💐] 28.1 ; Villa [💐]

62 7 0
                                    

***

Suma mengeryit ketika silauan sinar sang mentari mengenai matanya. Ia pun menjadi terbangun.

Suma duduk, kemudian menguap sambil merenggangkan badan. Suma melirik kesamping sembari mengucek mata. "Nona, apa tidur anda nye—'

Suma tertegun, Kirei tak ada disampingnya. Suma mengambil ponsel guna mengecek jam. Jam 7 pagi.

Kemudian, ia melirik ke arah balkon yg terbuka lebar, ia melihat ada seseorang yg tidur disana. Suma berjalan mendekati mereka.

Betapa kagetnya dia saat mengetahui bahwa yg tidur disana adalah Tengen dan Kirei.

"Me-mereka?!"

"Ini tak bisa dibiarkan!!!"

Suma pun menyiapkan ponselnya. "Aku harus mengabadikan momen ini"

Suma memotret dua sejoli itu dari segala arah. Setelah puas, ia pun mencoba membangunkan Kirei.

"Psst! Nona! Bangun!"

Kirei adalah tipe yg mudah untuk dibangunkan. Dgn beberapa kata perintah dari Suma, ia sdh terbangun.

Kirei membuka matanya perlahan. Ia mendudukan badannya. "Jam brp ini?" tanyanya sembari mengusap mata.

"Jam 7. Ayo, kalau tak salah, kemarin tuan Kagaya bilang kita akan ke villanya nanti" jelas Suma.

Kirei hanya menanggapinya dgn anggukan lemah. "Ngomong ngomong, nona. Knp anda bisa tidur disini dgn Uzui-san?" tanya Suma agak berbisik.

Kirei memproses apa yg dikatakan Suma, saat sdh, ia dgn gesit melirik ke arah Tengen. Ya, ia lupa kalau kemarin dirinya tidur bersama Tengen.

"Aku sdh melukis, lalu dia datang menemaniku. Eh dia tertidur setelah aku selesai melukis, aku ingin meninggalkannya, tapi aku tidak tega, ya sdh aku ikut tidur disini"

Suma ber-oh ria. "Coba saja aku ikut terbangun dan menemani nona, pasti kita tidur disini bertiga"

"Kau benar, tidurku tidak terlalu nyaman karna kau memeluk gulingnya, jadi aku tak bisa mengambilnya darimu. Jika saja kau tidur bersama kita disini, aku bisa berbagi guling dgnmu" Kirei menjelaskan hal itu layaknya seorang anak remaja yg tengah berbicara dgn sahabatnya.

"Hahaha" Suma terkekeh.

"Lalu? Bagaimana cara membangunkan Uzui-san?" Suma memandang Tengen yg masih tertidur pulas.

Kirei menggaruk tengkuknya. "Ck! Jewer saja atau apalah. Ku rasa dia itu susah untuk dibangunkan"

"Eh? M-memangnya anda tega?"

Kirei melipat lengan. "Tega. Lagipula dia hanya kesakitan sebentar"

Suma hanya tersenyum kecut. Bisa bisanya Kirei tega melihat Tengen tersakiti secara fisik.

"BANGUN!!!!!!!!!!" teriak Kirei sembari menjewer telinga Tengen dgn keras. Suma terkejut bukan main dibuatnya.

Tengen langsung bangun dan merintih sakit. "YAAMPUN!! KAU INI!! BISA KAH KAU BANGUNKAN AKU DGN BENAR??"

" Kirei " ; Uzui Tengen x Readers [KNY Fanfict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang