[💐] 18.0 ; Tak pernah berubah [💐]

90 10 0
                                    

***

"Ya lepaskan kordennya, itu sdh lama tak diganti" perintah Nakime pada 2 pembantu pria.

"Nyonya Nakime, apa ini perlu diganti"

"Tidak perlu, pangkas saja daunnya" sahut Nakime.

"Nyonya, stok detergen habis"

"Begitu? Ya, kalian beli saja. Nanti akan ku ganti uangnya" jawab Nakime.

"Oh ya, kalian yg akan ke dapur, tolong ganti sayur dan buah yg busuk. Tidak baik disimpan lama di kulkas" ucap Nakime pada seorang pembantu wanita yg hendak ke dapur membawa cucian piring.

"Baik nyonya"

Tengen mematung di tangga, dgn wajah terheran heran dgn keramaian dipagi hari ini. Entahlah, ini tak seperti biasanya, ada banyak pembantu yg berkeliaran ke sana kemari.

Setelah Tengen menuruni anak tangga ia menghampiri Nakime. "Oh, sdh bangun? Nona Kirei sdh?" tanya Nakime.

"Entahlah. Ngomong ngomong, mereka sangat produktif, tak seperti biasanya" ungkap Tengen.

Nakime menghela napas. "Ya, biasanya mereka melewatkan banyak hal, mereka hanya melakukan apa yg mereka ingat saja" Nakime berbalik dan menunjuk korden yg tengah diganti, "lihat itu. Kordennya tak pernah diganti sama sekali, hanya dibersihkan dgn kemoceng. Debunya masih menumpuk disela sela" keluhnya.

Tengen hanya terdiam sembari melihat 2 pembantu pria itu memasang korden baru.

Suma menghampiri keduanya. "Nona, taplak mejanya sdh diganti 3 hari yg lalu. Apa perlu diganti lagi?" tanyanya.

"Jika memang terlihat kotor lebih baik diganti" sahut Nakime.

Suma mengangguk, lalu Suma dihampiri oleh seorang pembantu pria yg tadi mengganti korden. "Ini, kau bawa ke ruang cuci. Lebih baik aku yg mengganti taplaknya" ucap pria itu.

"Uhmm. Baiklah" Suma pun hendak membawa korden itu keruang cuci.

Namun, ditengah perjalanan Suma melihat rekannya yg tengah kesusahan di dapur.

Suma berniat menyerahkan tugasnya ke rekan yg lain. "Hey, kalian yg akan ke ruang cuci bawalah ini~~" ucap Suma dgn nada lembut khasnya, kemudian Suma dihampiri oleh seorang wanita untuk diserahkan kordennya.

Suma pun menuju dapur untuk membantu yg lainnya.

Nakime melirik Tengen. "Sebaiknya, daripada diam disini, kau tolong bangunkan nona Kirei. Kita akan sarapan setelah tuan Muzan selesai bersiap siap, nanti nona akan terlambat sarapan"

Tengen tersentak kemudian menoleh ke Nakime. "E- uhmm baiklah, aku akan bangunkan"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Kirei " ; Uzui Tengen x Readers [KNY Fanfict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang