[💐] 33.0 ; Menyebalkan [💐]

53 10 7
                                    

***

Tengen dan Kirei sampai di villa menggunakan taxi. Mereka masuk sembari bergandeng tangan. Mereka tak melepaskannya sejak dalam perjalanan pulang.

Saat masuk, mereka terkejut. Muzan berada diruang tamu, ia duduk di sofa sembari membaca majalah. Ada juga Kagaya yang duduk bersebelahan dengan Amane yang tengah menjahit piyama.

"Oh, sampai juga" ucap Muzan.

Kirei agak mendekat ke Tengen. Ia takut ayahnya marah. Tapi sepertinya tidak.

"Masuk lah ke kamar, malam ini sangat dingin. Aku takut kalian masuk angin" ucap Muzan sembari tersenyum lebar.

Kirei dan Tengen saling menatap. Mereka bingung dengan ekspresi Muzan yang tak sesuai dgn ekspetasi mereka.

Kagaya yang sedari tadi memperhatikan istrinya, kini tak sengaja memperhatikan keponakannya dan mantan muridnya itu. Sebagai orang yang telah mengalami banyak hal yang berbau romansa, ia tau hanya dengan melihatnya. Hubungan dua orang itu semakin dekat.

Kagaya terkekeh. Ia melirik Muzan. "Kau benar. Lebih hangat jika berada dikamar"

Tengen dan Kirei hanya bisa terdiam. Mereka pun menuju lantai atas untuk ke kamar. Saat dua orang itu sudah ke lantai atas.

Kokushibo datang dan menghampiri tuan Muzan. Kokushibo hendak mengatakan sesuatu, namun ia hanya bisa berdiri mematung di hadapan Muzan.

"Mereka semakin dekat kan?"

Kokushibo tertegun dan melirik Muzan. "Iya" jwbnya singkat.

"Tapi tuan, jika—"

"Sudah ku bilang, jgn terlalu dipikirkan" ungkap Muzan.

Kokushibo terdiam kembali. Tangannya mengepal erat. "Aku permisi dulu" Kokushibo pun berlalu dari sana.

"Ku rasa ia tak terima"

Muzan yang sedari tadi menatap punggung asistennya itu teralihkan oleh ucapan Kagaya.

"Ancaman tetaplah ancaman. Itulah prinsip Kokushibo" lanjut Kagaya.

Muzan menaikan alis. "Pdhl kau hanya bertemu dan berbicara dengan Kokushibo beberapa kali. Knp kau bisa tau?"

"Aku hanya menebaknya" ucap Kagaya.

Amane merapikan hasil jahitannya. "Suamiku" panggil Amane pelan.

Kagaya berdiri mendekat ke Amane. Ia mengecup dahi wanita itu sebelum menerima piyamanya.

"Aku akan tidur. Kau jelaskanlah pada Kokushibo sebelum hal yang buruk terjadi" ucap Kagaya. Ia pun menggandeng istrinya untuk bersama sama menuju kamar tidur mereka.

Muzan menghela napas panjang. "Memangnya aku tengah membujuk istriku yang merajuk?"

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Kirei " ; Uzui Tengen x Readers [KNY Fanfict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang