[💐] 15.0 ; Lulusan DKV [💐]

108 14 0
                                    

***

Esok paginya. Kokushibo mengetuk pintu kamar Muzan. Walaupun tak ada jawaban Kokushibo sdh tau kalau Muzan sdh berada didalam sana. Mungkin Muzan tak ingin ada tau kalau dirinya akan disuruh kemari.

Kokushibo pun masuk. Disana ada Muzan yg tengah duduk disebuah kursi.

Muzan melirik, ia kemudian berdiri dan menghampiri Kokushibo dgn wajah dinginnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Muzan melirik, ia kemudian berdiri dan menghampiri Kokushibo dgn wajah dinginnya.

Kokushibo bingung dgn raut wajah tuannya. Saat berada dihadapannya, Muzan menarik dasi Kokushibo dan membawa asistennya itu ke kasurnya. Kokushibo terkejut ketika tubuhnya dibanting ke kasur oleh Muzan.

Kemudian Muzan menutupi badan mereka dgn selimut dan menindih tubuh Kokushibo. Kokushibo sungguh terkejut dgn tingkah tuannya ini. Muzan mendekatkan mulutnya ke telinga Kokushibo.

"Tenanglah!" bisik Muzan.

Kokushibo mencoba tenang.

"Suma sedang menyapu di balkon. Aku tak ingin dia mendengar ini. Aku ada perintah untukmu, jadi dengarlah baik baik!" bisik Muzan.

Kokushibo pun tersentak, ia mengangguk pelan.

"Ada yg melakukan transaksi obat-obatan terlarang di kantor Asakusa milikku, Nakime yg melihatnya. Jadi, periksalah kesana dan bawa Akaza bersamamu untuk jaga jaga. Jika mereka adalah orang orang itu, kau lebih baik beritau aku langsung. Jgn melawan mereka. Mengerti?"

Kokushibo meneguk ludah kemudian mengangguk pelan. Muzan membuat sedikit celah di selimut untuk melihat Suma.

Setelah dilihat, bayangan Suma masih terlihat walau tertutup korden, gadis itu masih ada di balkon. Muzan menutup kembali celah tersebut. "Nh sekarang pergilah!" bisik Muzan.

Kokushibo pun berusaha keluar dari sana. Setelah keluar dari perangkap Muzan, ia segera keluar dari kamar Muzan sembari membenarkan dasinya.

Setelah keluar Muzan pun menyingkirkan selimut itu. Ia merebahkan badannya dgn posisi menyamping dan pandangannya mengarah ke balkon yg tertutupi korden tipe sheer, kemudian ia memangku pipinya dgn kepalan tangan. Ia lakukan itu untuk mencari tau, apakah Suma mendengar hal itu atau tidak.

Suma telihat sdh selesai. Kemudian ia menggeser kordennya dan muncul dgn wajah yg dihiasi senyum cerianya sampai sampai matanya menyipit. Tapi itu semua memudar ketika melihat Muzan, ia memasang wajah kesal.

"Muzan-sama!!! Selimutnya kan sdh aku rapikan, knp dirusak lagi?!"

Muzan tersentak, dan baru menyadari hal itu. Ia tersenyum lucu, "hehe. Maaf, aku ingin rebahan sebentar"

Suma hanya mendengus kemudian keluar dari kamar Muzan. Muzan pun menghela napas karna Suma nampak tak tau apa apa. Ia pun keluar dari gulungan selimutnya.

Ia mengikat tali piyama tidurnya yg longgar sejak kemarin malam sembari menuju balkon untuk melihat suasana diluar.

Ia mengikat tali piyama tidurnya yg longgar sejak kemarin malam sembari menuju balkon untuk melihat suasana diluar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
" Kirei " ; Uzui Tengen x Readers [KNY Fanfict]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang