10. Panglima Semesta

16.1K 1.7K 317
                                    

"Nara!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nara!"

Alaska berteriak memasuki rumah Nara lewat pintu depan yang tidak terkunci. Pandangan Alaska mengedar ke seluruh ruang tengah, ada pecahan gelas juga televisi yang dibiarkan menyala. Alaska segera berlari menaiki anak tangga menuju kamar dengan pintu berwarna putih tersebut.

Alaska membuka pintu kamar tersebut, napasnya memburu, jantungnya semakin berpacu lebih cepat ketika tidak menemukan sang pemilik kamar.

"Nara!" seru Alaska lantang.

Kosong. Nara tidak ada didalam kamar, Alaska hendak beranjak sebelum netranya terpaku pada lemari besar berwarna putih dengan pintu sedikit terbuka. Langkah kakinya ia bawa mendekat, membawa salah satu tangannya membuka pintu lemari tersebut. Alaska terkejut dengan pandangan tak lepas dari sosok kecil yang menyembunyikan wajahnya pada lipatan lutut dengan kedua tangan yang menutupi telinga, juga badan kecil itu bergetar hebat. Alaska memegang pundak bergetar itu.

"Nara." panggilnya pelan.

Nara menyentak kasar sebuah tangan yang ada dipundaknya, "Pergi! Nara gak mau denger apapun!"

"Nara, hei, sayang.. Ini Kak Alaska, hm.." ujar Alaska lembut.

"Gak! Pergi dari sini!"

Alaska segera meraih tubuh kecil itu membawanya keluar dari dalam lemari sedangkan Nara terus berontak tak ingin keluar. Maka, dalam sekali hentakan tubuh Nara sudah berada dalam gendongan Alaska bersamaan dengan pelukan hangat pada tubuh kecil itu.

"Sst.. Ini Kak Alaska, hm. Jangan takut ada Kak Alaska disini." bisik Alaska pada telinga Nara.

Alaska mengelus lembut belakang kepala Nara, membisikkannya berbagai kata-kata penenang. Perlahan, Alaska bisa merasakan kedua tangan melingkar dilehernya.

"Kak Alaska, Nara takut." bisik Nara pelan dengan suara parau.

Alaska beranjak dan duduk ditepi ranjang hingga membuat Nara berada dalam pangkuannya. Memberikan pelukan hangat pada tubuh yang masih bergetar itu. Tak lupa elusan lembut Alaska berikan pada punggung yang lebih muda membuat Nara semakin menyamankan tubuhnya dalam dekap hangat panglima Rajawali itu.

Isakan kecil itu masih bisa terdengar, Nara masih menangis dan Alaska senantiasa memeluknya. Kecupan kecil Alaska berikan pada pelipis yang lebih muda, Alaska tidak akan menanyakan apapun, ia hanya memeluk Nara mencoba memberikan kenyamanan pada yang lebih muda.

Suara tarikan ingus bersamaan kedua netra yang masih mengeluarkan suara isakan kecil menatap obsidian hitam yang sedari tadi menatapnya. Alaska terkekeh pelan, tangan kanannya terangkat menghapus jejak air mata diwajah Nara sedangkan tangan kirinya menahan pinggang yang lebih muda.

"Jangan ketawa.." ujar Nara pelan.

Alaska semakin dibuat gemas, ia mencium lembut pelipis Nara membuat sang empu hanya diam mematung dengan jantung yang berpacu lebih cepat.

Panglima Semesta | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang