35. Semua Punya Luka

4.7K 378 44
                                    

Sebuah angkringan yang letaknya disudut ibukota tampak ramai dengan petikan gitar juga tawa para pemuda

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sebuah angkringan yang letaknya disudut ibukota tampak ramai dengan petikan gitar juga tawa para pemuda. Habiskan waktu dimalam minggu dengan sahabat, Juan tertawa nikmati semuanya.

Bernyanyi bersama diiringi petikan gitar Lucas, Devanka tiba dengan sepiring gorengan.

Petikan gitar Lucas berhenti, mencomot gorengan yang ada didepannya, "Gratis kan?" tanya Lucas pada Devanka, naik turunkan kedua alisnya.

Sang empu memukul tangan Lucas, "Enak aja lo! Bayar!"

Semuanya tertawa, lihat Lucas dijahili memang timbulkan kesenangan tersendiri. Sekedar informasi, angkringan ini milik Devanka yang sudah berdiri satu tahun yang lalu.

"Elah lo kan banyak duit." Sahut Lucas tatap suasana angkringan yang lumayan ramai muda mudi.

"Pegawai gue butuh duit, bukan daun!"

Juan tertawa, ambil gitar yang ada dipangkuan Lucas, mulai petik senarnya, "Cintaku tak harus, miliki dirimu-

"Udah Ju, udah, perut gue mules mau boker dengernya." Potong Lucas undang tawa dari teman-temannya.

Semuanya tertawa dengar candaan Lucas. Juan yang kesal melempar gorengan yang gesit Lucas tangkap. Samudra terkekeh, pandangannya beralih pada Juan yang duduk tepat didepannya. Tingkah lakunya ingatkan Samudra pada sosok yang dicinta.

Alvaro Juandra, korbankan segalanya. Sulung yang dulu pendiam dan kelewat serius berubah jadi pemuda dengan tawa ringan juga selipkan candaan. Mereka semua tahu itu tapi tak punya kuasa untuk sekedar memberitahu.

Ironi, sulung yang pendiam terpaksa jadi banyak cakap guna isi kekosongan Alvero Joandra.

Deru suara motor milik Javier tiba, semuanya bersorak sambut yang terlambat. Sorakan mereka semua berhenti kala Javier langkahkan kakinya dengan raut wajah kelewat serius.

Tanpa kata, Javier tarik kerah jaket Juan hingga sang empu berdiri dari duduknya, undang tatapan bingung semuanya.

"Maksud lo apa?"

Javier layangkan tatapan tajam, "Gimana bisa lo biarin adek lo pacaran sama ketua Rajawali, bangsat!" Teriak Javier lalu dorong Juan keras.

Juan terhuyung, terdiam dengar perkataan Javier.

"Javier!"

Javier menoleh tatap Marko yang layangkan tatapan tajam ke arahnya, "Lo yang paling tahu pertama tapi kenapa diem aja, anjing?!"

"Lo sama Samudra kenapa tetep diem, bangsat?!"

Abaikan semuanya, Juan langkahkan kaki panjangnya menuju mobilnya terparkir. Teriakan sahabatnya ia hiraukan, emosinya membumbung tinggi.

Samudra berlari kejar Juan dengan mobil miliknya. Alvaro Juandra yang kepalang emosi harus segera ia hentikan sebelum hancurkan segalanya.

...

Panglima Semesta | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang