"Basah semua?"
Nara menggeleng pelan, "Enggak Kak, kan Nara pake jaketnya Kak Alaska." jawab Nara.
Langkah kakinya perlahan memasuki apartement milik Alaska. Berdecak kagum ketika matanya disuguhkan pemandangan begitu mahal dari apartement tersebut. Sore ini Jakarta hujan angin, membuat sepasang kekasih itu berteduh di apartement milik Alaska. Jarak apartement Alaska dengan sekolah itu dekat, hanya sepuluh menit jika ditempuh dengan sepeda motor.
"Sayang."
Panggilan Alaska membuat Nara menoleh. Kedua pipinya sontak merona ketika bertemu tatap dengan Alaska yang bertelanjang dada. Dadanya bidang, bahunya lebih lebar dari milik Nara, dan jangan lupakan otot perut juga bisep yang membuat Nara semakin menundukkan pandangannya.
"Kakak bajunya mana?!" seru Nara dengan kepala tertunduk.
"Basah." jawabnya melangkah mendekati Nara.
"Kakak jangan deket-deket!" teriak Nara dengan langkah mundur berusaha menghindari Alaska.
Senyum jenaka diwajah Alaska terbit. Dengan jahil ia tersenyum kecil membuat Nara merinding detik itu juga.
"Kakak! Mundur, Nara gak suka!"
Grepp
Tangan besar itu melingkar sempurna dipinggang Nara membuat sang empu menegang detik itu juga. Nara mengepalkan kedua tangannya, menghindari menyentuh dada bidang Alaska.
Alaska memejamkan kedua matanya, menikmati aroma vanila yang menguar dari tubuh kekasih manisnya. Tangan kanannya terangkat, merengkuh pinggang yang lebih muda agar lebih dekat. Tubuh keduanya menempel tanpa celah, Alaska mendekatkan wajahnya pada perpotongan leher milik Nara membuat sang empu menegang ketika deru napas Alaska menerpa lehernya.
Cup
Alaska mencium leher Nara, hanya mencium setelah itu ia menjauhkan wajahnya pada area leher sang kekasih. Obsidian hitam Alaska menatap teduh pada netra milik Nara. Alaska tersenyum simpul, tangan kanannya terangkat mengelus pipi Nara membuat sang empu mengerjap lucu.
"K-kak.." Panggil Nara gugup.
Alaska menaikkan sebelah alisnya, "Hm?"
"A-anu.."
Nara menggigit bibir bawahnya gugup, wajahnya sudah memerah hingga ke telinga akibat ulah Alaska. Sang panglima hanya tersenyum ketika melihat si manis yang gugup dalam rengkuhannya, berusaha menghindari tatapannya.
"Apa sayang?" Tanya Alaska membawa tangan kanannya mengusap pelan bibir bawah Nara, "Jangan digigit, nanti luka."
Nara mengulum bibirnya, ia sedikit mendongak menatap Alaska yang masih setia menatap ke arahnya dengan senyuman miliknya. Astaga! Kenapa pacarnya tampan sekali? Aduh! Nara gak kuat.
"Kak jangan gini.." ujarnya lirih.
Alaska terkekeh pelan, jarak keduanya yang menempel tanpa celah membuatnya bisa mendengar detak jantung milik Nara.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panglima Semesta | Sungjake
Fanfiction[END] Alaska itu cuek, ketua dari geng motor Rajawali itu hanya peduli pada dua hal. Pertama Rajawali dan kedua sahabatnya. Namun, pertemuannya dengan murid ceroboh yang menabraknya di kantin merubah segalanya. "Siapa?" "Hah? Siapa apanya?" "Yang na...