26. Love

7.9K 715 44
                                    

Juan melangkahkan kakinya cepat di lorong rumah sakit menuju kamar nomor 331

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Juan melangkahkan kakinya cepat di lorong rumah sakit menuju kamar nomor 331. Napasnya memburu dengan kedua tangan mengepal erat. Pintu kaca berwarna putih itu ia buka, merasa lega kala netranya menatap sosok yang ada di bankar sudah bisa tertawa keras.

"Marko, anjing!"

Marko menoleh ke arah pintu, menaikkan sebelah alisnya kala melihat Juan yang tiba dengan napas memburu, "Lo abis lomba lari dimana?"

Juan menghela napasnya kasar, ia berjalan mendekati Marko yang masih menatapnya dengan senyum lebarnya.

"Siapa?"

Senyum Marko hilang begitu mendengar sepatah kata yang keluar dari mulut Juan. Ia berdehem pelan, "Gua kecelakaan, bego! Kan abis ujan tuh, jalan licin."

"Lo bego kalo bohong."

Marko menghela napasnya kasar, ia menatap kekasihnya yang baru tiba dengan tatapan tak bersahabat.

"Dia di kroyok, gue rasa sama anak Tiger." Timpal Lucas yang sedari tadi duduk di sofa dengan Samudra.

"Dih, kagak njing!" seru Marko melotot.

Plakk

"Sakit, yang!" adu Marko meringis kesakitan.

"Lu kagak usah boong deh, babi. Jujur aja niing, biar kita bales mereka." Ujar Hugo membuat Lucas mengangguk setuju.

"Bener, lagian Tiger juga belom lama ini nyerang Juan." Sahut Lucas.

Juan menggeleng pelan, "Bukan, bukan Tiger yang nyerang gue tapi Omorfos."

Jawaban Juan sontak membuat mereka terdiam. Samudra menggelengkan kepalanya bingung, "Tunggu-tunggu, mereka balik lagi?"

"Omorfos yang balik baru-baru ini, kalo Tiger gue gak tau." Jawab Juan.

"Rajawali?"

"Gue gak mau tau tentang geng sialan itu." Sahut Juan cepat, ia menoleh ke arah Marko, "Gue balik dulu, besok gue kesini kalo sempet."

Marko menoleh ke arah Samudra setelah Juan keluar dari ruangannya, "Juan dan kita semua disini emang gak mau cari tau tentang Rajawali, Sam. Kita semua juga gak ada yang berani nyinggung hal itu, terutama didepan Juan."

Samudra menghela napasnya kasar, jauh dilubuk hatinya ia merasa bersalah pada Juan.

"Sorry, gue bener-bener gak tau soal ini."

Panglima Semesta | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang