30. Semesta yang Kelewat Sempurna, Jean Nara

6.6K 620 66
                                    

"Hai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai."

Sepatah kata pembuka berupa sapaan kecil Alaska ucapkan tulus dari hati yang terdalam. Lelahnya perlahan hilang bersamaan seseorang diseberang sana yang tersenyum manis menatapnya. Alaska tersenyum, ibu jarinya mengusap pelan layar ponselnya yang menampilkan wajah si manis.

"Kak."

"Iya?"

"Lelahnya dibagi sama Nara, boleh? Benang pikirannya yang kusut, Nara bantu sedikit lebih lurus, bisa?"

"Bukan maksud buat memaksa tapi kalau mau berbagi, Nara luar biasa senangnya, tapi kalau gak mau berbagi, ya gak apa, itu hak Kak Alaska dan Nara paham itu."

Alaska tersenyum, dalam hatinya ia bersyukur memiliki si manis yang menjadi porosnya.

"Disampingnya Kak Alaska terus, ya. Kak Alaska luar biasa lelahnya, kepala Kakak juga berat banget rasanya. Kepalanya luar biasa berisik, Ra, Kakak harus apa?"

"Panglimanya Rajawali itu luar biasa kuatnya, luar biasa juga semangatnya. Musibah, datangnya gak kira-kira, gak bisa di prediksi. Nara cuma mau pacarnya Nara, Satria Alaska, dikuatin lagi bahunya, dihilangkan rasa gundahnya, dihilangkan berisik dikepalanya. Kak, ada Nara disini, jangan ngerasa sendiri ya. Om Bumi itu kuatnya sama kayak Kak Alaska, walaupun kita belum pernah ketemu tapi ngeliat Kakak yang luar biasa kuatnya, Om Bumi pasti gak jauh beda kayak Kak Alaska, sama-sama kuat."

Alaska tersenyum dengan kepala mengangguk pelan. Ia mendongak, menghalau kedua netranya yang mengabur. Nara terdiam diseberang sana, berusaha mati-matian menahan air matanya. Alaska yang rapuh, Nara belum pernah melihatnya, atau malah ia orang pertama yang melihat Alaska seperti ini.

"Papa.. koma, Ra."

"Papa..

"Gak akan ninggalin Kakak kan, Ra?"

Diseberang sana Nara menggelengkan kepalanya.

"Kak, pikiran negatifnya tolong dibuang, ya. Tuhan itu luar biasa baiknya, doa nya mohon ditingkatkan karna saat ini hanya doa yang bisa bantu Om Bumi. Yang disini juga bantu doa, baik untuk Om Bumi juga si panglima supaya bahunya lebih dikuatkan."

Alaska tersenyum kecil, jempolnya mengusap layar ponselnya penuh kasih. Nara dan kalimatnya mampu membuat resahnya hilang. Benang pikiran kusutnya perlahan mulai lurus, beban berat dibahunya mulai terasa ringan.

"Sayang, terimakasih banyak, untuk semua perhatiannya, untuk semua penguatnya. Si panglima ini sebetulnya banyak kurangnya, tapi semestanya panglima buat semuanya terasa sempurna."

"Semestanya panglima, terimakasih, ya?"

Nara tersenyum, begitu manis hingga rasanya Alaska mau mati.

"Kembali kasih untuk si panglima. Jangan lupa jaga kesehatan disana, ya. Semestanya disini baik-baik aja, semoga yang disana juga sama baiknya."

Alaska mengangguk semangat. Binar matanya kembali hidup, semuanya berkat si semesta yang kelewat sempurna.

Panglima Semesta | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang