23. Panik

6.5K 747 53
                                    

Nara tersenyum lebar, netranya berbinar cerah menatap rumah panti dihadapannya membuat Gamaliel yang berdiri disampingnya terkekeh pelan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Nara tersenyum lebar, netranya berbinar cerah menatap rumah panti dihadapannya membuat Gamaliel yang berdiri disampingnya terkekeh pelan.

"Lo mau berdiri disini?" tanya Gama.

"Gaklah, mau masuk." sahut Nara sedikit menaikkan nada bicaranya.

Gama menggeleng pelan, "Lo emang selalu ngegas, ya?"

"Gak, cuma sama Kak Gama aja." sahut Nara cepat.

Tawa Gama meledak dengan begitu mudahnya membuat Nara yang berdiri disampingnya menatap heran.

"Ngakak mulu." Nara berujar sambil menggelengkan kepalanya heran. Membuat Gama langsung menghentikan tawanya.

"Lo lucu sih." sahut Gama santai.

Nara mendecih mendengar perkataan Gama, menurutnya sendiri ia tampan kok bukan lucu.

"Nak Gama?"

Pandangan keduanya beralih pada seorang wanita paruh baya dengan senyuman ramahnya. Gama tersenyum hangat, ia memeluk sesaat wanita itu.

"Udah lama banget gak kesini." Wanita itu berujar tenang sembari menepuk bahu tegap milik Gamaliel.

Gama terkekeh pelan, "Maaf, Bu. Gama belakangan ini sibuk terus."

Bu Asih tersenyum hangat sembari menggelengkan kepalanya pelan, "Gak apa-apa, ibu ngerti kok. Yang paling penting Gama sehat selalu, ya."

"Itu pasti, bu."

Pandangan Bu Asih beralih pada lelaki pendek yang berdiri dibelakang Gama, "Ini siapa Gama? Pacar kamu, ya?" Tanya Bu Asih mendekati Nara.

Nara menggeleng pelan, "Bukan, bu. Saya temannya Kak Gama."

"Aduh, maaf ya. Ibu kira kamu pacarnya Gama, dia pernah bilang bakal bawa pacarnya kesini, maaf yaa.." ujar Bu Asih merasa tak enak.

"Tapi kalo Ibu mau dia jadi pacarnya Gama, bakal Gama usahain kok." timpal Gama membuat Nara melotot tak terima.

Bu Asih tertawa, tangannya memukul pelan lengan Gama, "Bercandamu ini loh."

"Kenalin, saya Asih pemilik Panti Asuhan Harapan." ujar Bu Asih mengulurkan tangannya.

Nara tersenyum hangat, menyambut uluran tangan Bu Asih, "Saya Jean Nara, bu. Temannya Kak Gama."

"KAK GAGA!!!"

Gama sontak menoleh ketika teriakan cempreng masuk dalam pendengarannya. Menatap seorang anak lelaki yang berlari dengan sebuah mainan yang ada ditangan kanannya.

Kedua tangan Gama terbuka lebar, menyambut bocah kecil itu dalam pelukannya, "Halo, jagoan! Apa kabar?" Gama berujar sembari mengangkat bocah itu dalam gendongannya.

"Baik sekali, Kak Gaga apa kabal?"

Bocah lelaki berumur lima tahun itu memiringkan kepalanya membuat Gama terkekeh gemas, "Kabar Kak Gaga baik, lebih baik setelah bertemu dengan Aksara."

Panglima Semesta | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang