21. Quality Time

7.5K 829 85
                                    

Alaska mengerjapkan kedua matanya, beradaptasi dengan cahaya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alaska mengerjapkan kedua matanya, beradaptasi dengan cahaya. Fokusnya langsung tertuju pada sosok yang duduk disampingnya, siapa lagi kalau bukan Jean Nara.

"Udah bangun daritadi?" tanya Alaska dengan suara serak khas bangun tidur.

Pertanyaan tiba-tiba itu membuat Nara terkejut, "Kak Alaska ngagetin!"

Alaska tersenyum, ia sama sekali tidak ada niatan membuat Nara terkejut, "Iya, maaf kalau gitu. Di maafin kan?"

Nara mengangguk, ia merebahkan dirinya disamping Alaska membuat yang lebih tua menarik Nara lembut dalam dekapannya.

Tangan kanan Alaska yang menjadi bantalan Nara bergerak mengelus belakang kepala yang lebih muda, tak lupa kecupan di pelipis Nara. Sedangkan tangan kiri Alaska bergerak mengelus punggung yang lebih muda, menyalurkan rasa hangat juga nyaman.

"Kak."

Alaska berdehem pelan, "Kenapa, hm?"

"Maaf, ya. Nara udah jadi bebannya Kak Alaska."

Elusan Alaska berhenti membuat Nara takut Alaska marah padanya.

"Nara, duduk dulu, yuk. Kakak mau ngomong." ujar Alaska.

Perlahan Nara duduk diikuti Alaska yang masih setia menatapnya. Alaska menarik pelan dagu Nara, membawa seluruh atensi Nara padanya, "Gak ada yang nyebut Nara bebannya Kak Alaska. Kakak juga gak bilang atau kakak merasa terbebani dengan hadirnya Nara dihidup kakak. Justru, Kakak bersyukur Jean Nara ini mau menerima Kakak yang banyak kurangnya. Mau menerima sifat Kakak yang berlawanan dengan Nara, itu gak mudah tapi Nara mau menerimanya."

Tangan Alaska meraih tangan Nara dan menggenggamnya erat, "Jangan pernah bilang itu lagi, ya. Kakak gak suka."

"Iya, maaf.."

Alaska mengangguk dengan senyum kecilnya. Dibawanya tubuh Nara mendekat ke arahnya, membuat Nara bersandar di dadanya. Menggenggam tangan Nara erat, Alaska merasa ada omongan yang membuat Nara berpikir demikian.

"Nara, hubungan kita yang jalanin kita berdua. Kalo Nara dan Kakak bahagia dan nyaman satu sama lain, jangan dengerin apa kata orang ya. Bahagia itu kita yang ciptain sendiri."

Nara tersenyum dan mengangguk, "Kak, Nara beruntung punya Kak Alaska."

Alaska terkekeh pelan, "Kakak lebih beruntung punya Nara."

Nara beringsut sedikit menjauhi Alaska membuat sang empu mengernyit heran, "Kak Alaska good boy, sini Nara kasih peluk yang lama."

Alaska tertawa, ia segera mendekat ke arah Nara memeluk sang empu, "Yang lama ya peluknya." ujar Alaska.

Nara mengangguk, "Iyaa, apapun yang terjadi hari ini jangan disesali ya, kak. Kakak sudah melakukan yang terbaik, sudah keren sekali pacar aku ini."

Alaska mengangguk dengan tawanya, "Jean Nara-nya Alaska juga sudah melakukan yang terbaik hari ini."

Panglima Semesta | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang