"Jean Nara!"
Sonya berteriak keras, langkahnya terhenti karna sebuah tarikan pada lengan kanannya buat sang ibu jatuhkan tatap tajam pada sang pelaku.
Andra, pria yang sudah memasuki usia kepala lima itu menatap istrinya marah.
"Papa lepas! Mama harus kejar Jean Nara, Pa!"
Cengkraman Andra mengerat, kepalanya menggeleng pelan, "Demi Tuhan Sonya sadar atas apa yang kamu lakukan!"
Sonya menggeleng pelan. Ia menghindari tatapan memohon suaminya. Sonya tidak bisa, hatinya tidak sekuat Andra dan Juan. Masih menyayangkan kenapa Rajawali yang emosi buat ia kehilangan putranya.
"Mama, Abang gak tahu apa yang Mama omongin sama Alaska. Tapi Juan mohon, kasih restu buat mereka ya, Ma. Kasih restu buat mereka yang saling cinta." Ujar Juan meraih tangan kiri sang ibu, menggenggamnya kuat.
Sonya hempaskan pelan tangan suami juga putra sulungnya. Wanita itu bergegas masuk ke dalam rumah buat Andra dan Sonya menghela napas lelah.
"Varo, Om Andra."
Keduanya menoleh, menatap Vino yang saat ini berdiri dihadapan ayah dan anak itu.
"Sakit hatinya seorang ibu, jangan dianggap remeh. Tante Sonya jelas masih sakit hati atas kepergian Vero. Tante hanya butuh waktu." Ujar Vino keluarkan pendapatnya.
"Waktunya sampai kapan, Vin? Empat tahun, empat tahun memang belum cukup untuk Mama relakan Joan?"
Vino terdiam ditempatnya. Buat Juan menghela napasnya pelan, "Lalu buat cinta adek gue gimana? Nara sama Alaska yang saling cinta dipaksa selesai hanya karna Mama yang belum rela. Itu jelas gak adil buat mereka, sama sekali gak adil."
Juan usap wajahnya kasar, pikirkan nasib cinta sang adik buat batinnya merana. Marko mendekat, beri rangkulan pada sahabat.
Juan tiba-tiba mendongak, tatap sang ayah yang hanya diam ditempatnya, "Papa, gimana kalau kita cari pelaku pembunuh Joan?"
Andra terkekeh masam, "Sudah dihukum, Jo. Bahkan sudah bebas satu tahun yang lalu, hanya beberapa yang masuk penjara, sisanya tidak bisa karna saat itu pelaku belum cukup umur. Beberapa masih enam belas tahun."
Juan menghela napasnya kasar, "Kenapa gak cerita sama Juan, Pa?"
"Maaf, maafin Papa."
Juan menghela napasnya kasar, hendak beranjak sebelum tarikan pelan pada lengannya buat ia menoleh.
"Mau kemana?"
"Cari adek, Pa. Juan khawatir."
"Nara udah sama Alaska. Kita kasih waktu buat mereka." Sahut Samudra menunjukkan room chat Alaska.
"Tolong, beri mereka waktu."
Juan dan Andra mengangguk. Si sulung kembali diam, lalu tatapnya beralih pada sang Ayah, "Pa, apa kita cuma bisa diem aja lihat Adek harus relakan Alaska?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Panglima Semesta | Sungjake
Fanfiction[END] Alaska itu cuek, ketua dari geng motor Rajawali itu hanya peduli pada dua hal. Pertama Rajawali dan kedua sahabatnya. Namun, pertemuannya dengan murid ceroboh yang menabraknya di kantin merubah segalanya. "Siapa?" "Hah? Siapa apanya?" "Yang na...