"Perasaan abang terbalas, bang Joan juga suka sama abang."
Tubuh tegap itu sontak berdiri dari duduknya ketika yang lebih muda selesai dengan kalimatnya. Samudra menggelengkan kepalanya pelan, "Nara jangan bohong, bang Samudra gak suka, ya."
Nara menggeleng pelan, kedua tangannya mengepal erat, "Itu fakta, bang. Perasaan abang terbalas."
Samudra menatap sosok yang sudah ia anggap sebagai adik itu dengan netra bergetar sedang yang di tatap sudah menangis dengan tubuh bergetar, "Nara gak bohong, bang."
Samudra menarik tangan yang lebih muda hingga membuat sang empu nya berdiri dari duduknya. Tangan besar itu menangkup wajah Nara, "Tatap abang dan bilang kalau kamu bercanda, Ra!" Teriakan Samudra sukses membuat tubuh yang lebih kecil berjengit ketakutan.
SRAKK
Tubuh Samudra terhuyung ke belakang ketika seseorang menariknya kencang. Ditatapnya sang pelaku penarikan yang saat ini sudah memeluk Nara dalam dekap hangatnya. Dia Alaska.
"Lo gak ada hak apapun buat teriak ke pacar gua."
Suara dengan intonasi rendah itu terucap dari belah bibir Alaska membuat Samudra tersadar akan perlakuannya. Netranya beralih menatap Nara yang ketakutan dalam rengkuh hangat sang kekasih.
"Nara maaf, abang gak bermaksud-"
"Lo apain adek gua, Sam!"
Samudra menoleh ketika seruan Juan memasuki indra pendengarannya. Netra yang tadinya luluh itu berubah menajam ketika Juan datang bersama seorang wanita.
"Ngapain lo bawa-bawa dia?!"
Juan melangkahkan kakinya lebar-lebar dan meninju Samudra tepat di rahang sahabatnya itu.
DUAGH
"Lo sadar nggak, yang lo teriakin itu orang yang paling Joan sayang, tolol!
"Adek gua lo teriakin sampe ketakutan, bangsat!"
Juan hendak melayangkan tinjunya sebelum ia merasakan pelukan dari belakang tubuhnya.
"Abang, udah. Adek gak apa-apa."
Cengkraman Juan pada kerah baju Samudra terlepas. Tubuh tegap itu berbalik dan membalas pelukan adik kecilnya. Pelukannya mengerat, Juan mengucapkan kata maaf lewat bisikan.
"Gak apa-apa, abang."
Nara melepaskan pelukannya, netranya beralih menatap Samudra yang sedari tadi menatapnya dengan rasa bersalah. Yang lebih muda tersenyum dan segera memeluk Samudra.
"Maaf, maafin bang Samudra, ya. Maaf, abang kelepasan tadi. Maaf-"
"Iya, abang. Gak apa-apa."
Samudra mengurai pelukannya, menatap yang lebih muda dengan rasa bersalah memenuhi rongga dada. Benar, sosok didepannya ini adalah seseorang yang paling Joan sayang dan dengan tak tahu dirinya ia berteriak hingga sosok kecil itu bergetar ketakutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panglima Semesta | Sungjake
Fanfiction[END] Alaska itu cuek, ketua dari geng motor Rajawali itu hanya peduli pada dua hal. Pertama Rajawali dan kedua sahabatnya. Namun, pertemuannya dengan murid ceroboh yang menabraknya di kantin merubah segalanya. "Siapa?" "Hah? Siapa apanya?" "Yang na...