25. Hak Milik Jean Nara

9.5K 865 80
                                    

"Adek!"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Adek!"

Sonya segera menghampiri Nara yang turun dari mobil Alaska. Bungsunya itu terlihat sehabis menangis, Sonya yakin itu. Dipeluknya erat putra bungsunya sembari mengucap syukur.

"Adek gak apa-apa, kan? Ada yang sakit gak?"

Nara menggeleng pelan, ia kembali memeluk sang ibu setelah melihat ibunya itu menangis, "Maafin Adek, Ma.."

Andra mengelus surai putranya lembut, "Besok kalo mau pergi bilang ya, Dek. Kita semua khawatir."

Nara melepas pelukannya, ia mengangguk pelan menatap sang ayah, "Iya, Pa. Maaf ya udah buat kalian semua khawatir."

"Ayo Mama anterin kamu ganti baju dulu."

Nara hanya mengangguk mengiyakan, Sonya segera membantu putranya menuju kamar meninggalkan Alaska yang masih setia menatap semestanya.

Puk

Andra menepuk pelan pundak kekasih putranya, tersenyum tulus sembari sedikit meremat pundak lelaki dihadapannya, "Makasih banyak ya, Alaska. Makasih udah bawa bungsunya Om dengan selamat tanpa kurang satu apapun."

"Om, saya juga minta maaf karna lalai jagain Nara. Dia pergi sama teman saya ke panti tanpa mengabari siapapun. Itu karena dia terbebani dengan masalah saya, dia gak mau ganggu saya yang sibuk sama masalah kantor Papa."

Andra mengangguk, terlampau paham dengan sifat putranya itu. Nara tidak suka merepotkan orang lain, terlebih orang itu sedang menanggung masalah, "Bungsunya Om emang gitu. Maaf ya tadi Juan mukul kamu."

"Saya paham, Om. Gak apa-apa, mungkin kalo saya ada di posisinya bang Juan, saya bakal mgelakuin hal yang sama." jawabnya tulus.

"Oh iya, dimana bang Juan, Om?"

"Temennya kecelakaan, jadi dia buru-buru ke rumah sakit setelah mastiin Nara udah sama kamu." Jawab Andra.

Andra tersenyum, menahan haru karna bungsunya mendapat seseorang sebaik Alaska.

"Om, saya pamit dulu. Ada urusan yang harus saya selesaikan sekarang, titip salam buat Tante Sonya ya, Om." Alaska berujar sembari menjabat tangan Andra.

"Gak mau pamitan sama Nara dulu?"

"Sudah, tadi saya udah bilang di mobil." balas Alaska.

Andra hanya mengangguk mengiyakan lalu setelahnya Alaska berjalan keluar dari rumahnya. Dipandanginya mobil hitam milik Alaska dari pintu yang terbuka, Andra menghela napasnya pelan, "Bungsunya Papa, kenapa buat Alaska kecewa, nak?"

"Papa!"

Andra seketika menoleh ketika mendengar teriakan putra bungsunya yang berlari menuruni anak tangga. Terlihat lebih segar karna sudah berganti pakaian.

"Jangan lari."

Nara mengabaikan larangan sang ayah, ia berlari ke arah pintu. Bahunya melemas ketika mobil Alaska sudah hilang dari pandangannya. Tangannya mencengkram erat pinggiran pintu rumahnya. Alaska-nya pergi tanpa pamit padanya.

Panglima Semesta | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang