Brukk"Anjing!" umpat Alaska ketika lawannya sengaja menabrak bahunya kasar.
Bryan tertawa mendengar umpatan Alaska. Bersorak senang kala Panglima Rajawali itu kesal karna ulahnya. Alaska mengabaikan Bryan, ia kembali fokus pada bola yang berada di tangan Jay. Bola itu melambung ke arah Hesa dan ditangkap dengan baik oleh sang empu. Alaska mendekat ke arah ring lawan, memberi tatapan pada Hesa yang langsung diangguki oleh sang empu.
Bola itu dilempar dan dapat ditangkap baik oleh Alaska. Sang panglima bergerak ke depan, fokus pada ring lawan. Namun, saat ia hendak melangkah lebih dekat Gamaliel menghadangnya membuat Alaska melempar bola itu ke arah ring.
Dangg
Gagal. Alaska gagal mencetak poin untuk timnya. Bola yang ia lempar membentur bibir ring. Wasit meniup peluitnya, babak pertama berakhir dengan skor tipis, Trisakti unggul dari Garuda.
Alaska berjalan ke pinggir lapangan. Mencoba meyakinkan diri, masih ada satu babak. Senyum kecilnya terbit kala melihat semestanya menunggu di pinggir lapangan.
Bukan menghampiri Nara, Alaska justru berjalan melewati si manis. Membuka tas miliknya, mengambil sebuah topi hitam dengan tulisan balenciaga.
Nara tertegun ketika Alaska menghapus jejak keringat yang ada di dahinya dan memasangkan topi hitam itu di kepalanya. Bisa-bisanya Alaska bertindak seperti itu disaat peluh juga mengalir di tubuhnya. Jean Nara, kamu beruntung.
"Ini diminum dulu, kak. Kok malah masangin Nara topi." ujar Nara menyerahkan botol air mineral.
Alaska tersenyum kecil, tangan kanannya menerima botol air mineral dari si manis, "Gak apa-apa, Nara yang utama."
Alaska menenggak air itu hingga habis, lalu tatapannya beralih pada Nara. Ditatapnya pahatan sempurna sang kekasih dengan senyuman kecilnya, "Ganteng banget, punya siapa?" tanya Alaska membuat Nara tersenyum.
"Punya siapa aja boleh." jawab Nara membuat Alaska mendelik tak terima.
"Sayang.."
Nara tertawa, tubuhnya bergerak maju memeluk sang panglima. Alaska tersenyum, tangan besar itu melingkar sempurna ditubuh yang lebih kecil.
Nara berjinjit, "Panglima, semangat buat cetak poinnya, ya. Semestanya panglima ada disini, buat selalu dukung panglimanya semesta." bisik Nara membuat senyuman lebar diwajah Alaska.
Nara melepas pelukannya bersamaan suara peluit dari wasit. Alaska mengangkat sebelah tangannya, mengelus lembut pipi yang lebih muda, "Terimakasih untuk semangatnya ya, semestanya panglima." ujar Alaska kemudian berlari kecil menuju lapangan.
Nara tersenyum kecil, ia berbalik hendak menuju tribun sebelum netranya melihat Yeffa yang mengisi tempat duduknya sedangkan Raya tengah menatapnya dengan tatapan memelas andalannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Panglima Semesta | Sungjake
Fanfiction[END] Alaska itu cuek, ketua dari geng motor Rajawali itu hanya peduli pada dua hal. Pertama Rajawali dan kedua sahabatnya. Namun, pertemuannya dengan murid ceroboh yang menabraknya di kantin merubah segalanya. "Siapa?" "Hah? Siapa apanya?" "Yang na...