40. Selesai

4.2K 407 128
                                    

Matahari yang masih sedikit menyengat sore ini sama sekali tidak melunturkan senyum Jean Nara

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari yang masih sedikit menyengat sore ini sama sekali tidak melunturkan senyum Jean Nara. Pemuda yang saat ini bekerja sebagai art director di sebuah perusahaan yang cukup terkenal itu tidak kecil hati ketika harus berdiri menunggu dengan para wanita.

Begitu pintu putih sebuah rumah klasik itu terbuka, lengkingan tawa anak-anak buat senyum diwajahnya terbit. Netranya mencari-cari, hingga sosok kecil dengan rambut keriting kecoklatan berlari riang ke arahnya.

Kedua tangan kecil itu terbuka lebar, "Mon ciel!" pekiknya kelewat riang lalu masuk dalam dekap Jean Nara.

Nara tertawa, rasa hangat perlahan masuk penuhi dadanya. Dikecupnya penuh sayang surai coklat keriting sosok kecil dalam dekapnya.

"Bagaimana hari Aleeya?"

"Hali Aleeya cangat baik, Mon ciel! "

"Bagus sekali anak pintar." Ujarnya segera menggendong Aleeya menuju mobil hitamnya.

Sosok kecil itu berceloteh riang ketika Nara memasang seatbealt. Aleeya tidak mau duduk di carseat nya, ia lebih suka duduk didepan disamping Jean Nara. Ingin menemani menyetir katanya. Sebenarnya Nara sudah membelikan booster seat untuk Aleeya agar lebih nyaman dan aman, tetapi sayang barangnya baru sampai esok lusa. Beruntung jarak dari day care ke rumah hanya butuh waktu sepuluh menit. Mohon dimaklumi, ya.

Ketika mobil sudah berjalan, Aleeya menoleh ke arah Jean Nara. Senyumnya terbit, pamerkan gigi susu putihnya. Nara melirik sebentar, tawanya mengudara lihat tingkah gadis kecilnya.

"Kenapa sayang?"

"Mon ciel, lihat gigi Leeya, belcihkan? Leeya tadi belajal cikat gigi."

Nara mengangguk bangga, tangan kirinya bergerak beri elusan lembut dipucuk kepala si kecil, "Hebat sekali, proud of you, sayang."

Setelahnya suasana didalam mobil itu diisi celotehan riang Aleeya. Mulut kecilnya tidak berhenti menceritakan harinya di day care pada Jean Nara.

Hingga suara celotehan itu mengecil buat Nara menoleh dan mendapati Aleeya tertidur, beruntung jarak ke rumah tinggal setengah kilometer lagi.

Rumah minimalis dengan design klasik berwarna hitam itu sudah dihuninya selama hampir empat tahun. Awal baru dan tentu lembaran baru baginya untuk jalani kehidupan, bersama sosok penting dalam hidupnya, Aleeya.

Jean Nara segera turun dari mobil, berjalan memutar dan segera meraih Aleeya dalam gendongannya. Si kecil menggeliat, tidurnya terganggu, "Sstt, ini Mon ciel, Aleeya." ujarnya lirih, berhasil buat sosok kecil itu tenang dalam sekejap.

Dengan sosok Leeya dalam gendongannya, Nara berjalan dan menutup gerbang rumahnya, tak lupa menguncinya sebab hari mulai gelap.

Begitu masuk ke dalam rumah, Nara segera dudukkan tubuhnya di sofa ruang tengah, sangat nyaman. Praktis sosok kecil dalam dekapnya mendusel manja didadanya. Tangan kecilnya meremat kemeja hitam Jean Nara.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Panglima Semesta | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang