24. Kecewanya Alaska

8.5K 916 113
                                    

"Nih, coba aja lo tadi gua ajak balik mau, pasti kita gak bakal keujanan begini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih, coba aja lo tadi gua ajak balik mau, pasti kita gak bakal keujanan begini." keluh Gama kesal sebab tadi Nara selalu menolak ketika ia mengajaknya pulang. Katanya belum puas bermain dengan anak-anak panti.

Nara mendecih pelan, "Ngomel mulu gak buat ujannya berenti kali, kak." sahut Nara cepat sembari memeluk kedua lututnya.

Gama terdiam mendengar sahutan Nara, tatapannya beralih kedepan, menatap hujan yang tak kunjung reda malah semakin deras. Keduanya sedang berteduh disebuah halte, hanya ada mereka berdua disini.

"Mana ujannya ujan angin, gila dingin banget." keluh Gama mengeratkan jaketnya.

Nara berdecak kesal, "Ngeluh mulu perasaan, diem aja bisa gak sih, Kak?"

"Gak bisa, gue hampir mati kedinginan nih!" seru Gama sembari menoleh ke arah Nara yang hanya diam duduk sedikit jauh darinya.

Gama kembali menatap lurus kedepan, "Gua rasa ujannya bakal awet." Ucapnya dengan tenang.

"Tadi lo juga waktu diajak neduh di minimarket gak mau, gua jadi gak bisa nyebat." Lanjut Gama ketika tadi ia baru menyadari menyimpan sebungkus rokoknya disaku celana.

Merasa tidak ada suara disampingnya membuat Gama menoleh. Tatapan Gama sontak berubah ketika menyadari kedua tangan Nara yang gemetar, "Lo gak papa?" tanya Gama panik bergerak mendekati yang lebih muda sebelum angin kencang mengarah pada mereka berdua membuat keduanya basah.

Brushhh

Gama dengan panik mendekat ke arah Nara, "Kenapa gak bilang? Lo bego banget, anjing!" omel Gama membantu Nara melepas hoodie yang lebih muda.

Gama melempar hoodie milik Nara, ia dengan cepat melepas jaket kulit miliknya, membantu si manis memakai jaket tersebut. Gama menaikkan resleting jaketnya, kedua tangannya memegang bahu Nara lembut.

Tangan kanan Gama perlahan naik ke leher Nara, "Jangan buat gua takut, Jean!" seru Gama khawatir ketika Nara hanya diam membisu dengan bibir mendesis.

Gama menepuk pelan pipi Nara, "Hei, lo gak apa-apa? Mana yang sakit?"

Kedua tangan Gama membingkai wajah Nara, tangan kanannya mengelus pipi Nara lembut, "Jangan buat gua takut, dengerin gua, Jean!"

Angin kencang semakin berhembus membuat punggung Gama basah kuyup karna hujan, Gama tidak peduli. Ia khawatir Nara yang lemas dengan wajah pucat.

"D-dingin, kak."

Bibir Nara yang pucat dengan tubuh gemetar hebat membuat Gama langsung memeluk pemuda dihadapannya. Menyembunyikan yang lebih muda dari angin kencang, Gama mengelus tengkuk Nara, berusaha memberi kehangatan.

Nara mengeratkan pelukannya, tubuhnya sudah menggigil kedinginan. Menyembunyikan wajahnya di dada bidang Gamaliel. Menghirup aroma parfum yang sudah bercampur keringat dari seragam Gama.

Panglima Semesta | SungjakeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang