Langkah kaki keduanya berjalan bersisian dengan fokus Alaska terletak pada lelaki mungil disampingnya yang sibuk menceritakan hal-hal random, seperti Juan yang pagi tadi sengaja menangkap kodok untuk mengerjai Marko dikampus.
"Kan emang bang Juan tuh orang paling random tau, kak." ujar Nara menatap Alaska yang ada disampingnya.
Alaska terkekeh pelan, "Iyaa tapi Nara sayang kan?"
Nara mengangguk semangat, "Itu pasti dong."
"Oh iya, Nara mau-"
"Sebentar, ya." potong Alaska sambil meraih ponsel yang ada disaku celananya.
Raut wajah Alaska berubah serius, tatapan matanya menajam disusul helaan napas kasar, "Ya, nanti saya ke kantor."
"Kenapa, kak?" tanya Nara sesaat setelah Alaska menyimpan ponsel miliknya.
Alaska langsung merubah raut wajahnya, ditatapnya Nara dengan tatapan teduh miliknya, "Ada data perusahaan yang salah dan itu sedikit fatal."
Raut wajah Nara berubah khawatir, keningnya mengerut membuat tangan kanan Alaska terangkat mengelus kerutan didahi Nara, "Gak apa-apa, sayang. Kakak bisa ngatasinnya kok, nanti pulang nganterin Nara Kak Alaska langsung ke kantor."
"Oh iya, Nara tadi mau apa?" tanya Alaska.
Nara menggeleng pelan dengan senyuman kecil miliknya, "Enggak kok, bukan apa-apa. Nanti Kak Alaska langsung pulang aja biar Bang Juan yang jemput Nara."
Alaska terdiam selama beberapa saat, menimbang keputusannya. Hati kecilnya berkata menolak permintaan Nara, tetapi masalah di kantor bukan masalah kecil karna saham cabang perusahaan ayahnya menurun drastis.
"Kak?" panggil Nara menyadarkan Alaska.
Alaska menghela napasnya pelan, tersenyum kecil dengan tangan kanannya terangkat mengacak lembut surai milik Nara, "Iya, nanti Nara pulang sama bang Juan, ya. Tapi nanti tetep kabarin Kakak ya, sayang?"
Nara mengangguk setuju, "Oke, sayang." ucapnya dengan senyuman yang mampu membuat Alaska salah tingkah.
"Sengaja, hm?"
"Gak ya! Emang gak boleh manggil sayang sama pacar sendiri?" sahut Nara menaikkan sebelah alisnya.
Alaska terkekeh gemas, ia memajukan wajahnya hingga hidung keduanya hampir menempel jika Nara tidak memundurkan tubuhnya.
"Buset bang, pagi-pagi udah nyosor aja!"
Alaska sontak menjauhkan tubuhnya, menatap datar pada Niki yang berdiri dengan cengiran lebarnya.
"Ganggu lo!" seru Alaska.
Niki tertawa keras, ia berjalan menghampiri Alaska, "Yee maap, tapi maksud gue baik, bang. Daripada lo sama Nara dipanggil guru BK."
KAMU SEDANG MEMBACA
Panglima Semesta | Sungjake
Fiksi Penggemar[END] Alaska itu cuek, ketua dari geng motor Rajawali itu hanya peduli pada dua hal. Pertama Rajawali dan kedua sahabatnya. Namun, pertemuannya dengan murid ceroboh yang menabraknya di kantin merubah segalanya. "Siapa?" "Hah? Siapa apanya?" "Yang na...