18

1K 44 0
                                    

HAPPY READING
<3

Di lain tempat, lebih tepatnya markas Calvegase. Terdapat beberapa orang yang terbaring lemah. Ya, mereka di serang kembali oleh geng Otherose.
Kedua geng yang sepertinya sangat susah untuk kembali damai karena suatu masalah. Pertengkaran hebat terjadi antara ketua geng Calvegase dengan ketua geng Otherose, yang dulunya mereka adalah sahabat karib.

Arsen frustasi, bukan karena dirinya yang telah babak belur tetapi karena melihat anggotanya runtuh akibat serangan tiba-tiba dari musuh.

Arsen terduduk di sofa sembari menempelkan handuk yang dingin di dahinya. "Gue bakal nyari guru silat buat upgrade anggota kita." Ucap Arsen tiba-tiba, membuat para anggotanya menatap heran bosnya.

"Bukan karena gue nganggep kalian lemah, tapi karena kita kalah jumlah sama anggota musuh. Dan mereka kuatnya bukan main!" Lanjutnya terlihat serius. Arsen sudah memperkirakan ini sebelumnya, memang anggota mereka kalah jumlah dengan anggota musuh. Sebab dari itu Arsen lebih memilih meng- upgrade timnya daripada mencari anggota yang baru.

Semuanya mengangguk setuju. "Gue yakin, sebenernya kita bakal menang kalo mereka ga keroyokan kaya tadi" Ujar Albar. Kepalanya masih sedikit nyeri akibat tonjokan yang diberikan musuh secara bersamaan.

"Terus lo mau nyari gurunya dimana, Sen?" Tanya Jarvis, dia dengan santai meminum susu di hadapan orang-orang yang sedang terluka. Bukannya membantu malah asik sendiri.

"Ular kecil, Jeje."

***

Bisakah Sharon malam ini tidur dengan tenang? Sepertinya tidak. Sedari tadi dia berkutat di depan laptopnya saja. Mencari informasi penting. Lebih tepatnya tentang Arsen. Orangtuanya tidak mungkin sembarangan menyuruh orang lain untuk antar jemput bukan?. Pasti ada di sembunyikan darinya.

Failed!

Tidak erdeteksi!, artinya dia gagal mencari informasi tentang Arsen. Apa-apaan ini? Dia hanyalah ketua geng motor sampah! Mengapa begitu sulit untuk mencari informasinya?. Terlebih mengingat pesan Mama-nya untuk pergi dan pulang bersama Arsen. Itu membuatnya semakin jengkel.

Sharon membanting tubuhnya di kasur. Sudah lebih dari 2 jam dia berada di depan laptop terus hanya sekedar mencari informasi lelaki tak penting itu. Setidaknya sebelum Sharon dekat dengannya, minimal dia harus tau latar belakangnya.

"Fyuhhh.." Sharon menghela nafas panjang. Tangannya meraih benda pipih yang berada di atas nakas, ponsel.

Sharon membuka akun sosial media miliknya. Ntah dorongan dari mana dia mencoba mem-posting sesuatu di Instagram.

______________________________________

   @Sharon.Che

Che

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ARSENAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang